Monday, August 29, 2016

Sentuh lewat Budaya

Alkisah pada zaman dahulu, saat Islam disebarkan di Nusantara, para Wali menggunakan pendekatan budaya. Yang paling dikenal adalah kesenian wayang.

Para ulama menyampaikan dan menjelaskan tentang Islam dengan menggunakan pertunjukan wayang. Dan ceritanya pun menggunakan cerita Mahabarata dan Ramayana, yang keduanya merupakan produk dari India.

Para ulama kala itu faham, bahwa yang lagi nge-tren di masyarakat pada saat itu adalah budaya dari Jambhudipa (India). Apapun yang ada hubungannya dengan Hindustan, masyarakat pasti tertarik.

Dan metoda dakwah Islam dengan pendekatan Budaya ini terbukti sukses. Melalui Wayang, masyarakat jadi tahu apa dan bagaimana Islam, dan kemudian mereka pun besyahadat.

Masyarakat di Nusantara sekarang ini memang mayoritas sudah Islam. Namun kita semua tahu belaka bahwa kondisinya sungguh memprihatinkan.

Dibutuhkan suatu "penyegaran", yang dapat menyalakan kembali cahaya Islam di dada setiap muslim Nusantara.

Jika kita mengkaji sejarah, bahwa orang kita lebih mudah disentuh dengan budaya, tidakkah kita bisa menggunakan cara yang sama, sekali lagi, untuk "menjelaskan" apa dan bagaimana Islam itu, kepada kaum muslimin Nusantara?

Hanya saja, "alat yang digunakan" haruslah mengikuti "tren" yang tengah berlangsung saat ini. Kita gak mungkin lagi menggunakan wayang bukan? ^_^

Gimana? Ada ide?

***

Mari kita tinjau ide “Orang kita lebih mudah disentuh dengan budaya”. Ide ini berhasil di masa lalu dan juga berhasil di masa sekarang.

Bukti termutakhir dari ide tersebut berhasil adalah bagaimana masyarakat kita begitu terpengaruh dengan produk-produk media terutama film dan musik. Orang-orang kita sekarang begitu menggandrungi K-pop dan Barat. Bagi kaum wanita siapa yang gak kenal Jung Woo Sung atau So Ji Sub? Dan bagi kaum pria siapa yang gak kenal Miyabi eh… siapa yang gak kenal Amber Heard ^_^. Begitu mudahnya berbagai pengaruh masuk ke benak masyarakat kita lewat media Film/Musik, yang keduanya merupakan produk Budaya. Dengan kata lain, ya itu, masyarakat kita mudah disentuh lewat budaya.

Secara ide sama saja “Sentuh lewat Budaya”, hanya zamannya yang berbeda. Di zaman para wali kan belum ada teknologi 3D yang bisa menghasilkan Transformers, adanya baru teknologi wayang. Lewat wayanglah Islam bisa masuk. Nah ide ini sekarang dipergunakan oleh orang non muslim, untuk memasukkan pengaruh mereka. Dan masyarakat kita responnya masih tetep sama, menerima pengaruh lewat budaya.

Kalau kita ingin menyelamatkan ke-Islaman di dada setiap muslim Indonesia, -karena kita sudah tahu kelemahan orang Indonesia-, gimana kalau kita sentuh lewat budaya?

No comments:

Post a Comment