Sunday, October 29, 2017

Kisah Glukosa dan Pankreas

Sharing copas ....
PERBINCANGAN ORGAN TUBUH KITA

Manusia itu jatah Glukosanya
cuman 2 sdt (sendok teh) sehari.

Tapi kita makan dari pagi, siang, sore, malam bersama teman-teman cemilan karbo lainnya.

Insulin itu akan sibuk mengolah Glukosa dari karbo yang masuk, supaya gula darah tetap dibawah 100.

Karena engga mungkin manusia ada kadar gula darahnya sampe 1000-2000-30000mg/ dl.

Karena insulin-lah, kita dapat terselamatkan dari kadar Glukosa dalam darah yang berlebihan

Glukosa yang dimasukin secara gila-gila'an akan membuat insulin yang bekerja, juga gila-gila'an!!

Akhirnya Pankreas-pun dipaksa terus menerus untuk dapat menghasilkan insulin.

Tapi karena karbo-nya engga mau berenti dimasukin sama manusia (padahal jatah tubuh hanya 2 sdt aja seharinya).

Insulin ngomong gini :
"Waduuh... Glukosa masuk terus nih, olah dia! Jadikan energi!!!"

Nah, mulai deh berubah tuh Glukosa jadi metabolisme, yang dipake jadi sumber energi.

Eh manusianya diem, ga mau gerak, ga mau Olahraga, ga aktif, kerjanya duduk dikantor, tiduran dirumah, boro-boro jalan, naik tangga aja pengen pake eskalator.

Sumber energi-nya ngga pernah dipake... Tapi karbo masuk terus.

Insulin jadi bingung, Kemana-in lagi ni .. ?

"Masukin ke fat cell! Jadikan Body fat! Jadikan lemak tubuh, trus simpen disitu, di gudang "penyimpanan."

Jadilah itu lemak gembyar-gembyor, blewer-blewer, melambai-lambai, diperut dan beberapa tempat lainnya..

Eh, tapi karbo-nya masuk terus 😔

Insulin makin bingung.
Fat Cell udah engga mau nerima lagi.

Dia kata: "Ogah! Gue udah cape, alihkan lagi aja ke yg lain. Gue udah nolak!!"

Insulin lalu ngincer ke liver, maka dialihkan-lah kesitu.

Kata liver :
"Eeh, Aku-kan cuma bisa nampung 100-150gr Glycogen aja.. _Apa-apa'an nih ngirim glukosa segini banyak??!! Over Capacity niii gw 🙀

Akhirnya Liver-pun kerja keras juga mati-mati'an, untuk berusaha mengolah Glucose yang dioper kesana.

Padahal daya tampung disana cuman sedikit, dia olah itu Glucose ke Tryglicerid.

Melalui proses de novo lipogenesis. Jadilah itu Trigleserid tinggi dan liver diselimutin oleh lemak yg namanya FATTY LIVER

Ngeri Broo...🙀🙀

Liver-pun akhirnya bermasalah, sudah pasti Empedu ikut kena imbasnya, jadi deh masalah baru..
Masalah di Empedu!!

Ketika sudah BANYAK sekali problem ditubuh, Fatty Liver, Batu Empedu, TG tinggi, itu semua adalah indikasi  HYPERGLICEMIA yg artinya itu kadar glukosa dalam darah ketinggian pisan..
Plis deh ah..

Insulin lelah, selelah-lelah nya untuk mengolah Glukosa..

Udah bingung si Insulin..
Mau dikemanain lagi ini Glukosa?"

Tapi emang manusianya, yang ngga bisa berenti makan karbo dan masukin glukosa terus..!!

Maka insulinnya RESIST!!

Udah engga mau, udah cape, udah ngambek, sambil teriak:
"HAYATI LELAH BAAANG!!!"

BOOM!!!
Akhirnya Insulin Resistance..

Hasil dari insulin resistance iu menjadi HYPERinsulinemia, pankreasnya ngambek, ngadat, akhirnya.. Turun mesin!!

Yang Diabets type 1, Pankreas udah ngga mampu menghasilkan insulin lagi, tapi manusianya masih "maksa" in masukin karbo terus!!

Akhirnya solusinya itu, insulin disuntikin kedalam perut, biar bisa ngolah glukosa. Paksa terus!!!

Ternyata..
Betapa manusia itu senang menzhalimi dirinya sendiri..

Allah Subhanahu wa Ta'ala udah ngasih batasan.

Aturan h manusia untuk sering menahan hawa nafsu dalam berpuasa dan makan hanya 1/3 lambung.

Yuk Mulai lah atur Pola Makan KITA
👇👇👇
http://bit.ly/CoachDwi1

Wednesday, October 18, 2017

Isu Pribumi Vs Al Maidah 51

Isu Pribumi Vs Al Maidah 51

Oleh : Hersubeno Arief

Penggunaan kosa kata pribumi pada pidato Gubernur DKI Anies Baswedan, bagi para veteran pendukung Ahok adalah durian runtuh.

 Seperti  bunyi pepatah “pucuk dicita, ulam tiba.”  Anies seolah memberi amunisi bagi para penentangnya. Baru dilantik, Anies langsung membuat blunder. Benarkah begitu?

Tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, sejumlah  orang yang mengaku mewakili Banteng Muda Indonesia (BMI)  mendatangi Polda Metro Jaya. Salah satu diantaranya adalah Ronny Talapessy  yang disebut sejumlah media sebagai  mantan tim kuasa hukum Ahok dalam kasus penistaan agama  c/q Al Maidah 51.

Jalur hukum/pidana adalah  skenario keempat  dalam sebuah strategi  besar menjatuhkan Anies-Sandi di tengah jalan. Dua skenario  besar lainnya sudah berjalan.

Pertama, mengambilalih peran dan kewenangan Pemprov DKI pada Reklamasi. Kedua, menelikung Anies-Sandi secara internal dengan menempatkan ratusan pejabat  pada pos-pos  penting di Pemda DKI.

 Sementara skenario  ketiga,  menggoyang dan memberi tekanan politik melalui DPRD,  masih menunggu momentum dan kalkulasi politik yang tepat. (Baca: Skenario Menjatuhkan Anies-Sandi di Tengah Jalan)


Inti dari skenario keempat adalah strategi membuat Anies-Sandi sibuk dengan berbagai kasus, dan kemudian mem-blow up-nya melalui media dan media sosial.  Soal benar tidaknya kasus tersebut,  tidak terlalu penting.


Yang penting Anies-Sandi tidak bisa fokus menjalankan tugasnya, karena harus bolak-balik menjalani pemeriksaan. Syukur-syukur bila mereka mendapatkan kasus besar yang cukup serius dan bisa dibawa ke  pengadilan. Maka tinggal mendorong Anies atau Sandi untuk sementara non aktif, atau mengundurkan diri dengan dalih harus fokus menghadapi kasus hukumnya.

Kalau toh Anies tidak mundur, maka setidaknya dia tidak sempat menjalankan program kerjanya dengan baik. Pada saat itulah kemudian muncul senjata pamungkas berupa survei, tentang rendahnya kepuasan publik atas kinerja Anies-Sandi.

Lembaga-lembaga survei ini kemudian akan membandingkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Jokowi dan Ahok yang katanya cukup tinggi. Tinggal digoreng,  maka sempurnalah semuanya. Anies-Sandi adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur yang tidak punya kemampuan bekerja.

Umpan terobosan Anies

Bagi veteran pendukung Ahok isu pribumi merupakan pintu masuk yang tepat untuk melampiaskan  dendam kesumat.

Karena itu mereka bergerak cepat, tidak menunggu waktu terlalu lama. Isu ini digoreng di media massa, terutama media online, dan kemudian menjadi gegap gempita di medsos.


 Mereka membayangkan, kasus ini bobotnya sama dengan Al Maidah 51 yang menjatuhkan Ahok dan membawanya ke penjara. Dasarnya cukup jelas. Penggunaan kosa kata pribumi  secara resmi dilarang digunakan dalam proses kenegaraan,  sesuai dengan Inpres No 26 Tahun 1998 saat presiden dijabat oleh BJ Habibie.

Sebagai pejabat negara Anies dinilai sudah melanggar Inpres. Dan yang lebih berat,  Anies  telah menyampaikan ujaran kebencian, sebagaimana Ahok dengan ucapannya soal surat Al Maidah 51.


Karena terlalu bersemangat,  mereka  lupa pada detil fakta. Anies menggunakan kosa kata pribumi dalam konteks kolonial, bukan kekinian. Sejumlah media yang tadinya sempat menggunakan kata pribumi dalam judul beritanya, kemudian segera meralatnya.


Inilah kecerdasan Anies dalam mengemas pesan politik.  Dalam sepakbola, apa yang dilakukan Anies adalah sebuah umpan terobosan ke jantung pertahanan lawan. Ahokers yang merasa posisi Anies sudah off side,  langsung ramai-ramai melaporkan kepada wasit. Harapannya Anies dihukum, karena melakukan pelanggaran.
Ternyata tak ada yang salah dengan umpan terobosan Anies. Bola panas “pribumi”  itu bergerak liar di depan gawang lawan, dan berpotensi menjadi sebuah gol. Semakin digoreng, maka akan semakin menguntungkan posisi Anies.

Ada beberapa target dari umpan terobosan Anies.  Pertama,  ini merupakan serangan balik terhadap Menko Perekonomian Luhut Binsar Panjaitan yang pasang badan pada  proyek Reklamasi.
 Kedua, memperbesar basis  dukungan publik. Ketiga, kapitalisasi politik menghadapi Pilpres 2019.


Penghentian Reklamasi adalah salah satu janji kampanye terbesar dari Anies-Sandi. Kegagalan memenuhi janji kampanye akan menjadi titik lemah pemerintahannya, melemahkan basis dukungan publik. Figur utama yang menjadi penghambat Anies-Sandi memenuhi janjinya adalah Luhut. 


Dengan menggunakan kosa kata pribumi, maka Anies membuat Luhut harus berhadap-hadapan langsung dengan mayoritas masyarakat  yang merasa terpinggirkan. Reklamasi dipersepsikan sebagai sebuah simbol kelompok taipan rakus. Mereka inilah yang dibela Luhut. Sebaliknya kelompok nelayan yang menjadi korban reklamasi adalah simbol  rakyat Indonesia yang terpinggirkan.

Kosa kata pribumi membuat persepsi publik terhadap Anies berubah.  Jika sebelumnya selalu dipersepsikan sebagai
representasi umat Islam, maka  Anies telah menggeser basis dukungannya menjadi lebih luas.

 Pribumi tidak hanya mengacu kepada mereka yang  beragama Islam—termasuk keturunan Arab dan Cina-- tetapi  juga etnis lokal di seluruh Indonesia.
Dengan begitu Anies mulai merangkul kelompok-kelompok di luar Islam, dan menjadi solidarity maker.


Bagi Jokowi posisi ini sungguh tidak menguntungkan. Bagaimanapun publik melihat Luhut adalah representasi Jokowi. Pemihakan Luhut  kepada kelompok taipan pengembang, bisa menjadi  isu politik yang  sangat merugikan.


Jokowi harus berani memilih. Mempertahankan dukungan investor politik, atau basis konstituen?

 Dalam kontestasi  pilpres langsung, peran para taipan yang  bertindak sebagai penyandang dana,  sangat penting dalam menggerakkan mesin kampanye. Sebaliknya basis konstituen juga sangat penting , bahkan lebih penting karena merekalah pemegang hak suara. Apalagi selama ini partai pendukung Jokowi selalu mengklaim sebagai partai wong cilik.


Posisi ini barangkali yang menjelaskan mengapa dalam beberapa hari terakhir sikap Luhut tampak mulai mengendur soal Reklamasi. Sejumlah media mengutip Luhut mempersilahkan jika Anies ingin menghentikan Reklamasi, asal sesuai aturan.  Sikap ini sangat jauh berbeda dengan berbagai pernyataan Luhut yang seolah tidak ada kompromi dan memastikan Reklamasi jalan terus. 


Di tengah keterbatasan pilihan figur yang hanya berputar pada dua nama :  Jokowi dan Prabowo, publik tengah mencari-cari figur altenatif. Pidato Anies -- yang spektrumnya sesungguhnya lebih luas dari hanya sekedar soal pribumi --  dapat diartikan sebagai  isyarat bahwa dia sanggup dan mampu mengemban tugas yang lebih besar.


Pidato Anies,  bagi yang memahami, mencerna, dan menelaah secara dalam, adalah pidato pelantikan gubernur rasa capres.  Mengambil analogi dalam permainan sepakbola, sebagai play maker,  Anies berhasil mengubah permainan. Ketika lawan  keasyikan menekan, dia melakukan serangan balik dengan sangat cepat.

Apakah serangan balik Anies akan berbuah menjadi gol? Mari kita nikmati jalannya pertandingan. Ini baru menit-menit awal, namun pertandingan sudah berlangsung dalam tempo tinggi. Pasti akan sangat menarik. End
18/10/17

Sunday, October 1, 2017

Sandi Perang Pangeran Diponegoro

Euis Rohaini, pemilik batik Rajasa Mas di Maos, Cilacap, juga menyebut legenda laskar Diponegoro sebagai asal-usul tradisi batik orang banyumasan.

Batik Cilacap memiliki pilihan warna klasik yang menjadi ciri khas batik tulis Maos, yakni coklat, hitam dan putih, serta warna-warna yang berani, yaitu biru, hijau, atua kuning.

Beberapa motif sandi perang  yang  masih  diproduksi  hingga  saat  ini  ialah:  Galaran,  bermakna  pasukan  yang  sudah berkumpul berbaris rapi. Buntal gabahan, bermakna sandi ranjau yang terpasang di pematang sawah.

Cebong  Kumpul,  bermakna  agar  pasukan  berkumpul  dan  merapatkan  barisan  guna  bersiap menghadapi musuh, dalam makna yang lebih luas, motif ini memberi makna arti penting persatuan. Dengan persatuan dan kesatuan segala bahaya, musuh, dan kesulitan akan mudah dihadapi.

Kembang  Ambring,  bermakna  pesan  persatuan,  bersatu  dalam  menghadapi  musuh.  Lar Buntal, bermakna misi pembagian wilayah atau pembagian tugas yang rata. Cuplik Pring atau Cebong Kumpul, bermakna  penempatan pasukan, kode bahwa disitu adalah  tempat  berkumpulnya  pasukan yang  siap.  Andaindi,  bermakna  tingkatan  dalam  tugas  atau  struktur,  organisasi,  pemerintahan  atau pembagian wewenang.
           
Blarak  Sineret,  bermakna  kebersamaan, kemenangan  dalam perjuangan  tidak  hanya dicapai oleh salah  satu  orang  atau  salah  satu  pihak  saja, ada  pihak-pihak lain  yang juga turut  andil.  Rujak Sente, bermakna pemimpin harus tegas, padat, dan bermakna.
           
“Seiring dengan perkembangan dunia fashion, Batik Maos Rajasa Mas juga memproduksi motif kontemporer  dengan  mengadopsi motif lingkungan  sekitar  seperti  tumbuh-tumbuhan,  binatang, dan benda-benda alam lainnya," kata Euis.

http://www.msn.com/id-id/gayahidup/fesyen/batik-maos-cilacap-dan-sandi-perang-pangeran-diponegoro/ar-AAsLHCG?li=AAfukE3&ocid=iehp