Thursday, September 28, 2017

Strategi melemahkan musuh

SIMAK TULISAN INI... KALAU INI TIDAK KREDIBEL, MINIMAL BISA JADI ALAT BACA FENOMENA SARACEN DAN PERILAKU REZIM

*Ketakutan Baru itu Bernama SARACEN*

By Suara Netizen at Agustus 23, 2017

Kawan dikalibata mberikan informasinya
SARACEN bisa mnjadi perangkap (jala) yg tepat dan besar tuk mjerat admin dari akun2 anti pemerintah

Ibarat sebuah sandi operasi intelejen, nama SARACEN adalah sebuah teknik PENGUMPULAN dan PENGKLASIFIKASIAN untuk akun akun anti pemerintah

Tinggal jemput dan sebut kamu terlibat dalam aktifitas SARACEN, tandatangani BAP .... Beres
Tinggal melabeli

Ibarat aktifitas kriminal yang melanggar hukum
Kalau kamu tidak mau dimasukkan sebagai akun SARACEN maka tidak usah kritik lagi pemerintah
Dan kalau kamu tetap melakukan aktifitas mengkritik pemerintah maka penegak hukum tinggal katakan kamu bagian SARACEN

Soal ujaran kebencian berbau SARA hanyalah sebuah jalan pembenaran untuk menindak.
Aslinya adalah membungkam akun medsos yg anti pemerintah

Metodenya, anda kritik patung dewa perang, tafsirannya anda myebar ujaran kebencian SARA ,walau kritikan itu arahnya kpd sikap diamnya pemerintah.
Semua kritikan kepada pemerintah ujung akhirnya akan diklasifikasikan sebagai membangun ujaran kebencian
Dan masuk bagian SARACEN

Ini bukan hanya terjadi di laman Twitter land, tetapi juga menyangkup beranda di Facebook
Penegak hukum sudah punya peta akun sebarannya

Akun akun komunitas seperti MCA ataupun JR sudah termasuk didalam database peta yang sudah diketahui oleh penegak hukum.

Efek SARACEN

SARACEN itu efektif
Seperti anda tdk mau disebut komunis
Maka pasanglah bendera merah putih depan rumah anda sebagai bukti (analogi)

Dan kalau anda tidak mau disebut bagian SARACEN
apa yg menjadi indikatornya? saya Pancasila saya dukung program utang pemerintah

800.000 akun itu bisa termasuk akun anda, anda, dan anda. Yang sering brteriak luapkan perlawanan dan penolakan termasuk anti hegemoni china

Penegak hukum sengaja tdk beri garis yg jelas
Akun seperti apa yg trmasuk bagian aktifitas SARACEN
karena targetnya cair, bisa siapa saja.
Tinggal nanti, anti klimaks nya adlh akun anda mau tidak mau menjadi partisan

Bagian dari gerakan politik (akun akun dari kader politik)
Akun partisan oplosan vs akun pdukung pemerintah
Sementara akun seperti Ronin, Macan, MCA, JR ataupun lainnya harus pintar atur tensi opini

Kawan kami di kalibata sebut, bodohnya dari akun2 perjuangan itu adalah tidak menyadari di dalamnya ada akun intelejen yg sengaja bertugas

Ada akun intelejen yg bertugas mengumpulkan data tentang akun akun yang masuk komunitas
Dari awalnya DM, ikutan aktif kopdar dan sebagainya

Akun akun yang tiba tiba ikut kopdar dan ikut kegiatan komunitas, maka sesungguhnya dirinya sdg melakukan pengumpulan data
Nama dan siapa

Group WA pun sudah masuk data dari penegak hukum, nama dan afiliasi pemikiran nya kemana dari masing masing anggota WA.
SARACEN ini hanya pintu untuk memperangkap ibarat jala yang sengaja dilemparkan untuk menangkap dan membungkam

Belajar lagi untuk bisa atur tensi opini apa dan mana yang harus dibuat. Lihat dan mulai belajar cerdas agar tidak mudah terpancing

Jangan mudah tpancing opini yg sengaja dbuat oleh akun yg brafiliasi intelejen pnegak hukum

Bakar!, Bunuh! Usir!, Bahasa yg biasa dipakai

Ditambah pancingan dgn disertai meme yang merendahkan dan menghinakan dari foto presiden ataupun Kapolri

Perangkap jebakan Betmen

Bahasan kawan di kalibata beri saran

Kalau memang ingin myebarkan twit kritikan, cukup retweet kicauan kritikan tersebut. Jgn beri komentar

Ikut memberi komentar, ditambah komentar tersebut dgn kalimat menghina atau menyudutkan (multi tafsir)

Bisa masuk perangkap

Mulai cerdas bermain kata didalam opini
Berkomentar dengan pintar tetapi langsung kena tujuannya
Hindari bahasa menghina (multi tafsir)

Itulah informasi dan saran dari kawan di kalibata tentang efek SARACEN (SAndi RAhasia untuk Cipta pENgendalian)

-RCA-

Perjuangan di Sosmed

*Di saat kamu mencibir temanmu sebagai tukang copas, di ujung sana hasilnya si penista agama sudah meringkuk penjara.*

*Di saat kamu meminta jangan bawa2 postingan ini itu di grup2, di ujung sana ada yang meneruskannya dan calon2 kepala daerah dari kubu musuh islam pun semua kalah.*

*Di saat kamu bilang hoax dan data temanmu tidak akurat, di ujung sana musuh2 islam sedang menebar fitnah membabibuta ke ulama2mu,*

*menyebar gambar2 yang menghina Asma Allah, menghina Rasul dan AlQuran, meletakkan gambar tak senonoh di Baitullah.*

Para syuhada pun menangis di alam barzakh

*Kalian tak adil!*

*Kalau hati kalian tak tersentuh ikut berjihad bela agamamu*

*Janganlah ikut mencibir saudara2mu yang peduli akan bangsa dan agamanya...*

*walau hanya lewat jari, sedikit waktu dan pulsa yg mrk beli dengan keringat sendiri.*

*Jika fikiranmu masih tak peduli bahwa memang ada ancaman serius ke negeri dengan penduduk muslim terbesar ini,*

jangan pula ikut tertawakan saudaramu yang ikhlas berjuang itu,

*karena di saat kau tak peduli, sesungguhnya nama2 mereka sedang dicatat para malaikat, paling tidak sebagai muslim yang tak munafik dan lari dari kenyataan.*

*Sekarang memang eranya pertempuran informasi, eranya untuk memenangkan opini.*

*Eranya sesama muslim untuk saling menggugah hati lewat sentuhan jari.*

*Eeranya saling memanggil dan mengingatkan lewat teknologi informasi.*

*Kita tak ada pilihan lagi karena musuh2 Allah telah menguasai semua media besar..*

*mereka tak malu2 dan takut lagi memojokkan Islam agamamu dengan jaringan yang mereka punya.*

*Jutaan jemari muslim memang lagi diperlukan melawan semua ini.*

*Lihatlah sesekali di sana bagaimana sepak terjang musuh2 Allah, besar dan kecil,*

*tua muda, laki2 wanita telah menyudutkan agama mu, menyebarkan gambar2 orang yang merobek2 Kitabmu, copas dan menyebarkan hal2 yang meracuni fikiran anak2mu tentang agama,*

*dengan bahasa2 seolah berfikiran maju memasukkan faham Liberal hingga tak sadar anakmu malu dengan agamanya sendiri.*

*Lihat bagaimana mereka mengambil foto2 muslimah berhijab dan memakainya dalam akun2 penuh fitnah dan hujjah ke Islam, asal kamu tahu mungkin saja itu juga foto anak dan istrimu.*

*Lihatlah juga bagaimana mereka menyebarkan narkoba ke pembuluh darah pemuda2 muslim.... berton2 sekarang jumlahnya.*

*Lihatlah bagaimana mereka merusak menzinahi kaum wanitamu di tempat2 maksiat bekedok hiburan.*

*Lihatlah bagaimana mereka memutar balikkan hukum, yang salah dilindungi yang benar dijeruji bahkan mau dihabisi hidupnya.*

*Lihatlah bagaimana mereka merusak ekonomimu, menjeratmu sekian lama dengan cicilan2 penuh riba.*

*Bagaimana mereka rasis di kantor2, bagaimana mrk membuat yang muslim pada mandek karirnya.*

*Mereka kompak dan masif meruntuhkan hidupmu, cepat atau perlahan tanpa kamu sadar... kamu terlupa dan terlena.*

*Jika kamu tak juga peduli dan malu ikut berjuang, janganlah juga memojokkan saudaramu sendiri yang makin banyak memutuskan ikut berjuang.*

*Janganlah ikut membuat makin deras air mata para syuhada yang telah berjihad ratusan tahun silih berganti agar Agama Allah tetap tegak di bumi ini.*

*Ingatlah, mereka sekarang sudah di pangkuan Allah,, mereka berjuang sesuai dengan zaman mereka, dengan pedang, darah dan airmata.*

*Saudaramu sekarang berjuang sesuai zamannya juga, dengan jemari dan hati baja.*

*Kamu bagaimana ?*

*Di saat kamu sibuk menilai amalan mereka, apakah Allah telah menjamin akheratmu ??* *Adakah Allah tersenyum di ujung sakratul mautmu ???*

*Semoga Allah mengampuni kita semua...dan semua kaum mukmin yang ada di muka bumi ini. Aamiin.*

*Dan Kapan lagi dan siapa lagi kalau bukan kita ...Viral kan utk kemenangan Umat Islam.*

*Dan ini lah Media sosial, PALING AMPUH ....utk mengalahkan REZIM INI*
*DAN REZIM INI JUGA INGIN MENUTUP/Blokir MED SOS(FB,WA, dll).*

*Itu semua menandakan mereka sdh bingung dan kalah perang di palagan Medsos.*

*"Aseng juga tdk MAMPU ....melawan di Medsos*
*Kita sdh TIDAK ...perlu Media TV.*

*ALLAHUAKBAR MARI KITA BERTEMPUR DI PALAGAN MEDSOS DAN JANGAN ADA YG RAGU-RAGU, MUNAFIK,*

*APALAGI MENCIBIR SAUDARA MUSLIMMU YG SEDANG BERLAGA.... HANYA UTK MENDAPATKAN PUJIAN SANJUNGAN DARI MUSUH-MUSUH ISLAM DAN KAUM MUNAFIKUN.*

Tips Pemasaran

JANGAN BIARKAN BISNISMU SEPI BERHARI-HARI, LAKUKAN TIPS PEMASARAN INI

Bicara bisnis tak selamanya tentang untung besar, ada kalanya para pebisnis mengalami pasang surut penjualan yang memaksa mereka menghela napas panjang. Kadang laris manis sampai kehabisan stok barang, tapi tak jarang juga penjualan sepi berhari-hari.

Apa kamu juga sering mengalami kondisi seperti ini? Jika memang saat ini penjualan bisnismu juga sedang sepi, jangan khawatir, lakukan 4 tips pemasaran seperti dikutip dari Laruno.com.

1. Agar Pasar Tak Jenuh, Lakukan Inovasi Produk

Inovasi sangat penting untuk menghilangkan kejenuhan pasar terhadap suatu produk. Sebaiknya mulailah berpikir untuk melakukan Inovasi. Kalau kamu menjual bisnis makanan, pikirkan inovasi rasa, kemasan makanan, dan juga promosinya.

Jika inovasimu bisa lebih unik lagi, pelanggan yang tadinya lari ke kompetitor akan kembali pada kita. Lakukan modifikasi untuk setiap produk baru.

2. Jangan Hanya Perhatikan Harga Tapi Juga Pantau Kualitas Produk

Kamu boleh survei ke toko pesaing, dan tanyakan harga jual di pihak mereka, lalu bandingkan dengan harga jual produkmu. Jika ternyata tokomu menjual lebih mahal dari mereka, tentu kamu tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa merebut perhatian konsumen. Tak melulu soal harga murah, kamu bisa tetap menawarkan harga lebih tinggi asalkan kualitas produk lebih menang dibandingkan milik pesaing.

3. Perluas Jangkauan Pasar dengan Pemasaran Online

Saat ini, ada banyak tools pemasaran online yang bisa digunakan untuk menjaring pelanggan. Jika perlu, buatlah akun sosial media dari usaha yang dijalankan ini.

4. Pertahankan Kualitas Produk dan Pelayanan

Pelanggan umumnya mencari produk yang berkualitas dan pelayanan yang terbaik dari pihak penjualnya. Jadi kamu selaku pemilik usahanya, harus bisa mempertahankan kualitas produk yang dijual, serta selalu siap untuk memberikan pelayanan yang ramah dan baik pada pelangganya. Jika sudah begini, pelanggan tentu akan sering berkunjung dan berbelanja di tokomu.

http://bisnisukm.com/jangan-biarkan-bisnismu-sepi-berhari-hari-lakukan-tips-pemasaran-ini.html

Menyum-BANK

E-MONEY oh E-MONEY

menyumBANK

Katakanlah rata-rata sekali sebulan top up e-money sekitar Rp 300.000 saja. Baik untuk kartu e-Money Mandiri, BRIzzi atau Flazh BCA atau kartu yang lainnya. Fee untuk top up Rp. 2.000 per transaksi.

Merujuk laporan Detik, hingga semester I-2017 jumlah uang elektronik berbasis kartu atau e-money milik Bank Mandiri tercatat 9,5 juta kartu. Kemudian untuk TapCash milik BNI tercatat 1,5 juta kartu. Lalu untuk Brizzi milik BRI pengguna aktifnya tercatat 6,6 juta user. Sedangkan untuk BCA tercatat sekitar 10 juta kartu. Jika ditotal dari empat bank tersebut saja jumlah kartu e-Money tercatat 27,6 juta kartu.

Maka sebagai simulasi saja, dengan asumsi diatas. Maka untuk Bank Mandiri saja untuk semester I tahun ini kira-kira bisa memperoleh:

1. Akumulasi uang deposit katakanlah 50% dari dana yang disimpan selama 1 bulan (asumsi untuk setengah bulan saja) sebanyak Rp. 150.000 x 9.500.000 pengguna = Rp. 1,425 Triliun.

Dalam 2 pekan, pihak bank bisa menikmati setidaknya dana sebesar itu yang bagi pengguna, rencananya bakal dipakai untuk pekan-pekan berikutnya. Kalau dihitung 12 bulan dalam setahun akan terkumpul sekitar Rp. 17,1 Triliun deposit yang bisa dikelola pihak bank sementara waktu.

2. Akumulasi biaya potongan isi ulang sekitar Rp 2.000 x 9.500.000 pengguna dalam sebulan maka dihasilkan pendapatan bank Rp 19 Miliar setiap bulan dari kartu ini. Dalam setahun artinya ada pendapatan fee top up Rp 228 Miliar.

Jadi darimana asumsi Gubernur BI bahwa jumlah potongan ini kecil? Sesekali buat kebijakan yang mencerdaskan rakyat hingga lapisan bawah pak. Bagi seorang Gubernur BI, Deputi Gubernur dan jajarannya mungkin uang itu kecil terlihat. Tak berarti. Seperti gerai-gerai yang wajib melakukan CSR tapi menarik sumbangan dari konsumen dengan manis, "pecahan Rp 500 mau disumbangkan pak?"

Kalau diminta Rp 2.000 x 12 × 12 untuk menyumbang negara langsung, rela saja Pak. Tapi menyumbang perbankan yang sudah punya aset besar untuk memenuhi kewajiban mereka dalam melayani, rasanya kok seperti hidup di era sebelum tahun 45 dulu.

Kebijakan kok terdengar sumBANK ...

(Oh iya. Ini belum lagi termasuk kalau kartu jatuh dimana, uang depositnya pun hilang. Lupa sedikit saja, berapa banyak bank diuntungkan hanya karena pengguna sering lupa. Kenapa tak kartu debit sekalian jadi e-money dan biaya admin bank disatukan? Kalau hilang, tinggal hubungi layanan bank untuk blokir, dana aman. Tapi tentu saja bank tidak mau. Lha wong mereka memang mencari uang dari recehan rakyat 😁)

#tolakfeeemoney #emoneytanpafeebank

Wednesday, September 27, 2017

Kooptasi Warung Rakyat

PRESS RELEASE
GERAKAN KOPERASI/ KOPERASI BERSAMA SELURUH
ELEMEN MASYARAKAT SIPIL

HENTIKAN KOOPTASI WARUNG RAKYAT MELALUI DOMINASI JALUR DISTRIBUSI OLEH RITEL MODERN

Pengantar

Dalam pemberitaan Detik.com (19 September 2017) Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita rencana akan menerapkan kebijakan dimana ritel-ritel modern boleh salurkan barang ke warung-warung tradisional.

Kebijakan itu rencana akan diberlakukan mulai Oktober 2017 mendatang. Alasannya agar warung memperoleh harga yang murah karena langsung memperoleh barang dari distributor besar. Untuk kebijakan tersebut, Mendag rencana akan menggandeng peritel besar seperti Alfamart, Indomaret dan Hypermart yang jaringan gerainya tersebar dimana-mana.
Kebijakan tersebut nampak menolong warung tradisional dan masyarakat sebagai konsumen. Namun sesungguhnya dengan kebijakan tersebut, Mendag justru memuluskan jalan bagi ritel-ritel modern untuk mengkooptasi warung-warung tradisional melalui skema distribusi barang. Analisisnya sebagai berikut:
1. Selama ini keberadaan pasar dan ritel/ warung tradisional tergerus dengan massifnya ritel modern berjejaring di berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindusrian pada tahun 2007 dan Kementrian Perdagangan pada tahun 2011 jumlah pasar tradisional di Indonesia mengalami penurunan cukup drastis dari tahun 2007-2011. Pada tahun 2007,  jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450. Tapi pada tahun 2011, jumlahnya tinggal 9.950. Di sisi lain Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga merilis kenaikan jumlah retail modern yang cukup signifikan tahun 2007-2011. Kenaikannya hampir delapan ribu retail modern. Jadi, pasar tradisional mengalami penurunan lebih dari tiga ribu, sedangkan pasar modern mengalami kenaikan sekitar delapan ribu.

2. Tergerusnya pasar dan ritel/ warung tradisional disikapi oleh berbagai Pemerintah Daerah (Pemda) dengan melakukan moratorium pendirian ritel modern khususnya skala mini market. Beberapa kota yang melakukan moratorium seperti: Kab. Banyumas, Kab. Sumenep, Kab. Sukoharjo, Kab. Kuningan, Kab. Bogor, Kab. Sragen, Kab. Pangandaran dan berbagai kota/ kabupaten lain di Indonesia.

3. Ditambah Pemerintah Pusat melakukan pembatasan pemilikan ritel modern yang melakukan penambahan jaringan. Dimana 40 persen harus dimiliki oleh masyarakat selaku pemawara laba yang akan dimasukkan dalam revisi Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan Pasar Modern dan Tradisional.

4. Kebijakan-kebijakan tersebut membuat ritel modern berjejaring tidak bisa menambah toko yang secara mandiri dimilikinya. Hasilnya adalah mereka membuat strategi berbeda: distribusi barang. Darah dari bisnis ritel adalah turn over barang atau tingkat penjualan produk suatu toko. Sehingga toko sekedar ruang pajang (display) bagi produk-produk tersebut. Dengan cara demikian, distribusi produk ritel modern ke warung tradisional sama dengan melakukan kooptasi pasar tradisional.

5. Dengan dukungan jalur distribusi dan sistem yang modern, kooptasi tersebut akan berdampak sistemik secara jangka panjang dimana pasar tradisional akan semakin tergerus omsetnya. Sedangkan bagi pemilik warung tradisional, kooptasi hanya memposisikan mereka sebagai gerai mini dari ritel modern. Masyarakat mungkin akan menikmati harga yang lebih kompetitif dari skema distribusi tersebut.

6. Dampak kooptasi melalui dominasi jalur distribusi ritel modern ke warung tradisional adalah:
a. Terjadinya capital out flow besar-besaran dari pasaran rakyat ke pasaran modern. Yang artinya sama dengan terjadinya capital out flow dari desa ke kota (Pusat) karena ritel-ritel pemasok merupakan pengusaha besar nasional.
b. Makin terkonsentrasinya modal di Pusat yang justru akan semakin memperlebar ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia sekarang ini.
c. Secara jangka panjang menghilangkan keragaman produk di pasaran rakyat karena skema distribusi menuntut efisiensi pengadaan produk.
d. Terjadi monopoli pasar oleh beberapa pengusaha ritel besar karena kapasitas jalur distibusinya dan hal itu melanggar UU Persaingan Usaha.
e. Monopoli pasar dan konsentrasi modal secara jangka panjang akan membuat swadaya dan kemandirian lokal menjadi hilang. Usaha rakyat sebagai benteng-benteng ekonomi lokal tergerus dan dapat terpengaruh langsung oleh fluktuasi ekonomi global akibat kooptasi jalur distribusi.
f. Mematikan koperasi-koperasi yang menyelenggarakan ritel sebagai bentuk ekonomi kolektif yang hidup di masyarakat.

Untuk itu kami mendesak Pemerintah (Cq. Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi) untuk:
1. Menghentikan kebijakan kooptasi distribusi barang ritel modern ke warung tradisional.
2. Membatasi pembukaan toko-toko ritel modern oleh jejaring ritel nasional karena terbukti telah menggerus dan mematikan pasar tradisional, warung tradisional dan toko-toko koperasi yang dimiliki masyarakat.
3. Mendukung pembangunan sekunder dan primer koperasi konsumen serta koperasi pasar secara massif di berbagai daerah sebagai cara mengintegrasikan jalur distribusi barang ke warung tradisional dengan alasan:
a. Pemilik warung adalah anggota dari koperasi konsumen atau koperasi pasar sehingga pemilik warung juga akan memperoleh revenue sharing dari proses distribusi barang tersebut selain memperoleh harga kulakan yang lebih kompetitif.
b. Warung-warung tradisional yang terintegrasi dengan koperasi akan memperoleh pendampingan sosial-ekonomi-budaya sebagai kewajiban inheren koperasi. Bukan bisnis semata yang hanya berbentuk aliran barang dan uang saja.
c. Integrasi pasar ritel melalui koperasi-koperasi lokal tidak akan membuat capital out flow terjadi dari desa ke kota atau dari pinggiran ke pusat karena perusahaan dan bisnis koperasi bersifat redistributif bagi anggota dan masyarakat.
d. Koperasi bersama masyarakat lokal lebih mampu menjaga keragaman barang termasuk barang-barang produksi masyarakat setempat.
e. Melalui koperasi, demokrasi ekonomi sebagaimana Pasal 33 ayat 4 UUD 1945 benar-benar akan terwujud karena koperasi menjamin tata milik, tata kelola dan tata distribusi dari, oleh dan untuk masyarakat.
f. Dengan model redistributifnya, koperasi merupakan instrumen efektif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi yang saat ini terjadi di Indonesia. Dimana hal itu diakui oleh Ekonomi Internasional Joseph Stiglitz dalam International Cooperative Summit 2016 lalu di Quebec dimana koperasi dapat diperankan sebagai alternatif instrumen trickle-down effect yang gagal dilakukan oleh korporasi swasta.

Penutup

Liberalisasi di seluruh sektor perekonomian secara jangka panjang akan membuat perekonomian Indonesia rapuh. Negara harus hadir dengan regulasi dan kebijakan yang tepat dan mendukung terutama dan yang utama bagi pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Kebijakan afirmasi tersebut sangat dibutuhkan mengingat struktur pelaku ekonomi saat ini didominasi oleh skala mikro dan kecil yang jumlahnya 59 juta yang menyerap tenaga kerja mencapai 107 juta atau sebanyak 96,71 persen dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 61,41 persen (2016).

Komitmen sejati Pemerintah kepada demokrasi ekonomi harus diperkuat dengan mendorong melalui regulasi dan kebijakan bagi tumbuh dan berkembangnya koperasi-koperasi skala menengah dan besar di seluruh sektor perekonomian, termasuk sektor ritel di Indonesa. Pengalaman NTUC Fairprice Singapore dimana koperasi konsumen dapat menguasai 65 persen pangsa pasar dapat menjadi rujukan yang bisa diadaptasi kisah suksesnya di Indonesia.

Negara harus hadir dengan cara-cara yang tepat sehingga bukan sekedar populisme kebijakan yang bermata dua dan secara jangka panjang justru berbahaya bagi kemandirian dan ketahanan ekonomi nasional. Mendag harus menghentikan kebijakan tersebut di atas sekarang juga!

Kami gerakan koperasi bersama seluruh elemen masyarakat sipil:

1. Firdaus Putra, HC. | Direktur Kopkun Institute, Purwokerto
2. Untari Bisowarno | Ketua Koperasi Setia Budi Wanita, Malang
3. Sharmila | Ketua INKOWAPI, Jakarta
4. Dr. Walid | Ketua Pusat Koperasi Konsumen Anugerah Damandiri Sejahtera (Puskopen ADS), Semarang
5. Ilham Nasai, S.Sos. | Ketua Lembaga Studi dan Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I), Jakarta
6. Agung Sudjatmoko | Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN), Jakarta
7. Henut Hendro, SE. dan Khairul Bakrie | Pimpinan Cabang Bidang Ekonomi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Bekasi
8. Slamet Fitriono | PC Serikat Pekerja Automotive Mesin dan Komponen (SPAMK) FSPMI, Bekasi
9. Rofi Mustaghfiri, Anggota Kopma UNY, Yogyakarta
10. Pendi Yusup Muchtar e, | Ketua Umum KOPERASI PEMUDA INDONESIA
11. Rudi Kurniawan, M.T., | Dosen & WK III Bid. Kemahasiswaan & Kemitraan STMIK "AMIKBANDUNG" 

Monday, September 25, 2017

Kekejaman PKI

“Jika PKI Bangkit, Memangnya Kenapa?"

By.Asma Nadia

Pertanyaan yang tampak sederhana, sesederhana cara berpikir orang yang mengungkapkannya...

Untuk menjawab, mungkin kita perlu menelaah lagi sejarah dan fakta yang ada di lapangan.

Saya tidak akan bercerita tentang peristiwa bulan Oktober di tahun 1945, ketika kelompok pemuda PKI  membantai pejabat pemerintahan di Kota Tegal, menguliti  serta membunuh sang bupati. Tak cukup di situ, mereka menghinakan keluarganya. Kardinah, adik kandung  RA Kartini yang menikah dengan bupati Tegal periode sebelumnya, termasuk salah satu korban. Pakaian wanita sepuh itu dilucuti, kemudian diarak dengan mengenakan karung goni.

Betapa saat rakyat Indonesia tengah berjuang melawan penjajah, ketika arek-arek Suroboyo berebut merobek bendera merah putih biru di Hotel Yamato, lalu bertarung  menghadapi sekutu pada 10 November,  di belahan lain sebulan sebelumnya, sejumlah pejuang turut berdarah-darah  dalam pertempuran lima hari di Semarang, membredeli  tentara Jepang, PKI justru merusak tatanan bangsa di mana-mana. Menggerogoti dari dalam.

Anasir PKI bergerak merebut kekuasaan di Slawi, Serang, Pekalongan, Brebes, Tegal, Pemalang, Cirebon, dan berbagai wilayah lain.  Menghilangkan nyawa anak bangsa dan tokoh pejuang. Bupati Lebak  dihabisi, tokoh nasional Otto Iskandardinata diculik dan dieksekusi mati bahkan keberadaan jenazahnya menyisakan misteri. Sultan Langkat dibunuh serta hartanya dijarah. Bahkan Gubernur Suryo, tokoh sentral dari peristiwa di Surabaya juga dibunuh  PKI.

Ketika tokoh PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil menjadi Perdana Menteri di tahun 1948, arus bawah PKI merasa mempunyai kekuatan. Muso memproklamirkan Republik Soviet Indonesia, beraliansi komunis. Dan lebih parah lagi dalam Perjanjian Renville, dengan mudah Amir Syarifuddin menyerahkan begitu banyak kekuasaan pada Belanda dan memasung wilayah Indonesia.

Keganasan PKI makin membabi buta.
Saya sebenarnya tidak hendak bercerita tentang peristiwa di Gontor. Ketika setiap pagi menjelang,   satu per satu kyai diabsen dan nama yang disebut  serta-merta disembelih. Atau kisah Haji Dimyati, aktivis Masyumi yang digorok lehernya sebelum dimasukkan ke sebuah sumur bersama korban pembantaian lainnya.

Juga tentang kesaksian Isra dari Surabaya yang ayahnya diseret ke sawah sembari dihajar beramai-ramai hingga jasadnya tidak berbentuk lagi; hancur, habis terbakar, dan dimakan anjing. Sang anak terpaksa memungut potongan tubuh ayahnya satu per satu dan dimasukkan kaleng.

Atau cerita Moch. Amir yang empat sahabatnya sesama aktivis dakwah disiksa dengan dipotong kemaluan dan telinga mereka hingga ajal menjemput. Atau testimoni Suradi saat para kyai dimasukkan loji lalu dibakar. Yang berhasil keluar tak lantas bebas, melainkan dibacoki. Pun saya sejujurnya tidak ingin mengisahkan kesaksian Mughni yang melihat tokoh Islam dari Masyumi di Ponorogo diciduk dan dinaikkan truk. Telinga kakaknya dipotong, lalu dibuang di sumur tua.

Juga tentang Kapolres Ismiadi yang diseret dengan Jeep Wilis sejauh 3 km hingga wafat. Setelah tentara dibunuhi, gantian polisi dilibas.  Kemudian pejabat, ulama, serta para santri.

Pascagerakan komunis berhasil dihentikan di tahun 1948, pada 1965 PKI kembali beraksi.
Buya Hamka, Ketua MUI pertama dan para ulama lainnya dipenjara. Mereka difitnah oleh kalangan PKI yang saat itu sangat dekat dengan pemerintah berkuasa.  Tak hanya menerima siksaan setiap hari, Buya Hamka  memperoleh ancaman akan disetrum kemaluannya.

Deretan kisah mengiris hati di atas pernah saya baca, tapi tidak akan saya ceritakan sebagai jawaban atas pertanyaan itu. Karena mungkin hanya dianggap serpihan dari peristiwa kecil.

Tapi, kini mari kita lihat  apa yang terjadi jika komunisme berkuasa.
Di Uni Soviet, sekitar 7 juta orang tewas dalam Revolusi Bolsevik dipimpin oleh Lenin. Di masa Stalin 20 juta orang  terbunuh untuk memuluskan program komunisme.

Salah satu cara komunisme bertahan adalah,  melestarikan tidak adanya perbedaan pendapat, dan jika berbeda sebaiknya dibunuh, berapa pun jumlah korban yang dibutuhkan.

Di Kamboja, sekitar 2 juta orang atau sepertiga jumlah penduduk dibantai untuk mengukuhkan kekuasaan komunis. Di Cina jumlah korban meninggal dalam revolusi diduga mencapai 80 juta.

Jadi, jika PKI bangkit, memangnya kenapa?
Pertanyaan seperti ini lebih baik dijawab dengan pertanyaan.
JIka PKI pernah mengkhianati kemerdekaan bangsa, apa jaminan mereka tidak akan mengulanginya?
Jika baru mempunyai sedikit kekuasaan saja sudah membantai begitu banyak orang, apa yang terjadi jika memegang kekuasaan besar?

Jika komunisme dilatih tidak bisa berbeda pendapat, lalu di mana letak kebebasan?
Dan yang terpenting dari semua itu, jangan berteriak korban. Mengutip Ahmad Mansur Suryanegara, PKI di Indonesia bukan korban, mereka pelaku. Atau istilah Agung Pribadi dalam buku Gara-Gara Indonesia, ini saatnya rekonsiliasi, kita bisa maafkan, tapi jangan lupakan sejarah pembantaian yang dilakukan PKI.

Red: Maman Sudiaman
#resonansi #jika pki bangkit #nobar film pki #asma nadia