Friday, July 15, 2016

Jad, si anak yahudi

*JAD, SI ANAK YAHUDI...*

Jad, adalah seorang bocah berusia 7 tahun di era tahun 40-an. Tinggal bersama keluarganya di salah satu apartemen pada sebuah kota di Perancis. Ia terlahir dari keluarga Yahudi yang taat dan berpendidikan tinggi. Ibunya salah seorang professor di universitas terkemuka di Perancis kala itu.
Di salah satu sudut lantai dasar apartemen tersebut, ada sebuah toko kecil "serba ada" yang menjadi tempat bagi warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, termasuk keluarga Jad. Toko itu milik seorang berkebangsaan Turki, Ibrahim, 67 tahun. Seorang yang sangat sederhana, bukan dari kalangan berpendidikan tinggi.

Jad kecil hampir setiap hari berbelanja di toko ini. Bila berbelanja, selalu, tanpa sepengetahuan Ibrahim, --setidaknya begitu persangkaannya--, diam-diam ia mengambil sebuah permen coklat. Sampai suatu hari ia lupa mengambil (maaf: mencuri) coklat tersebut.
Ketika melangkah meninggalkan toko, Ibrahim memanggilnya dan berkata, _"Jad, kamu lupa sesuatu, Nak."_ Jad kecil memeriksa belanjaannya. Tetapi, tidak menemukan sesuatu yang terlupakan.
_"Bukan itu,"_ kata Ibrahim. _"Ini."_ Sambil memegang coklat yang biasa diambil Jad. Tentu saja Jad kaget dan ketakutan. Takut bila Ibrahim menyampaikan 'hal memalukan' tersebut ke orang tuanya. Reaksinya, bengong dan pucat.
_"Tidak apa-apa, Nak. Mulai hari ini kau boleh mengambil sebuah coklat gratis setiap berbelanja sebagai hadiah. Tapi, berjanjilah untuk jujur dan mengatakannya,"_ kata Ibrahim sambil tersenyum.

Sejak hari itu, Jad menjadi sahabat Ibrahim. Ia tidak hanya datang menjumpai Ibrahim untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tempat bercerita dan menumpahkan keluh kesahnya.
Bila menghadapi suatu masalah, Ibrahim adalah orang yang pertama diajaknya berbicara. Dan, bila itu terjadi, Ibrahim tidak pernah langsung menjawabnya, namun selalu menyuruh Jad untuk membuka halaman sebuah buku tebal yang tersimpan di sebuah kotak kayu. Ibrahim akan membaca dua halaman tersebut tanpa suara, kemudian menjelaskan jawaban dari masalah yang dihadapi Jad.
Hal tersebut berlangsung selama lebih kurang 17 tahun. Sampai satu ketika salah seorang anak Ibrahim mendatangi Jad dan memberikan kotak tersebut kepadanya sembari membawa berita yang sangat menyedihkan Jad yang saat itu telah menjadi pemuda. Ibrahim, sahabat sejatinya telah berpulang. Wafat.
Kotak berisi kitab itu diterimanya penuh haru. Jad memperlakukannya dengan takzim sebagai representasi Ibrahim.

Satu ketika, saat ia berhadapan dengan satu masalah pelik, ia mengambil kotak dan membuka kitab yang ada di dalamnya, sebagaimana yang sering ia lakukan dengan Ibrahim. Ternyata kitab itu bertuliskan huruf arab. Ia pun memohon temannya berkebangsaan Tunisia untuk menjelaskan makna dari 2 halaman yang dipilihnya secara acak.
Sang teman ini pun kemudian membacakan makna tulisan itu. Sungguh, apa yang disampaikan sahabatnya seakan bagaikan jawaban khusus bagi masalah yang sedang ia hadapi. Jad lalu bertanya kepada sahabatnya: _"Ini kitab apa..?"_

_*"Al-Qur'an*, kitab suci Umat Islam."_

Kaget dan takjub Jad mendengar hal tersebut. Ia langsung bertanya bagaimana syarat untuk menjadi seorang muslim.
Dijawab oleh Si Tunisia : _"Mudah, syahadat dan berusaha menjalankan syariah."_
Hari itu Jad masuk Islam dan mengubah namanya menjadi *Jadullah Al-Qurani*. Dia berjanji untuk mempelajari Al-Quran dengan sebaik-baik dan semampunya.
Tentu saja keluarganya yang beragama Yahudi, terutama Ibunya yang profesor, sulit menerima hal tersebut dan berusaha untuk mengembalikan Jad kepada keyakinannya semula.
Sang Ibu berjuang dengan berbagai cara bahkan mengajak teman-teman dari kalangan intelektual Yahudi untuk memberi pengertian pada Jad. Ini berlangsung selama 30 tahun.
Tetapi, tidak berhasil.
Pengaruh Ibrahim yang bersahaja, ternyata mengalahkan semua orang-orang pintar di sekitar Jad.

Jadullah pernah berkata,
_"Saya jadi Muslim di tangan seorang lelaki yang justru tidak pernah berbicara tentang agama.."_
_"Tak pernah berkata" :_
_"kamu Yahudi",_
_"kamu Kafir",_
_"belajarlah agama",_
_"jadilah muslim"._
_"Tapi, ia menyentuh saya dengan *akhlak*, sebaik-baiknya perilaku. Memperkenalkan kepada saya sebaik-baiknya kitab, *Al-Qur'an* "_

Jadullah Al-Qur'ani meninggal di tahun 2003. Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim--lebih kurang 30 tahun--ia telah mengislamkan lebih dari *6 juta orang* di Afrika.
Sementara Ibunya masuk Islam di tahun 2005, di usia 78 tahun, dua tahun setelah meninggalnya sang anak tercinta : *Jadullah Al-Qur'ani.*

*****
Saudaraku...
Ini kisah nyata yang luar biasa yang sangat inspiratif..terutama bagi para juru dakwah.
Apa lagi masih banyak dari saudara muslim kita yang masih suka mengkafir-kafirkan sdr muslim yang lain... hanya beda cara memaknai sebuah, atau beberapa ayat Al Qur'an atau hadits...
Semoga kita termasuk muslim yang Rahmatan lil'alamin...

Nasionalisme Santri

Janggutnya sudah mulai meninggalkan dunia hitam. Suara baritonnya menambah wibawa. Di Pesantren, ia dikenal tangkas menjawab pertanyaan wartawan. “Jadi apa arti nasionalisme menurut Bapak?” Tanyanya suatu ketika kepada utusan Pemerintah.

Utusan itu sebelumnya mengutarakan bahwa tim mereka mendapat tugas untuk menyelenggarakan ‘Training Kebangsaan’. “Apa Bapak meragukan ‘nasionalisme’ kami…nasionalisme santri-santri kami…?” protes Kyai yang mulai sepuh itu.  “Jika Bapak meragukan pembelaan kami terhadap negeri ini, silahkan diuji… ‘Bawa masuk’ tentara Amerika ke Indonesia, kami jamin santri kami akan berada di shaf depan untuk menghadapi mereka. Dan saya jamin, birokrat-birokrat yang sok nasionalis itu akan lari terbirit-birit meski setiap Senin hormat bendera.” Lanjutnya berargumen.

Setelah berdiskusi panjang, utusan itu akhirnya ‘setengah menyerah’. Di satu sisi, betapapun ia adalah delegasi yang harus pulang membawa hasil. Gagal dalam sebuah missi, bisa mengancam karir dan ‘periuk’ mereka. Disisi lain, ia juga tak bisa banyak menjawab argumentasi sang Kyai. Akhir kata, disepakatilah sebuah kompromi. Kuliah kebangsaan tetap diadakan; diselipkan dalam sebuah sambutan acara seremonial Pesantren yang kolosal. Bukan dalam bentuk training melainkan pidato dengan durasi sekitar satu jam. Dan untuk mewujudkannya, sang utusan memberikan dana atas nama ‘training kebangsaan’ itu (hehe.. mau juga duitnya). Karena yang memberi kuliah adalah seorang menteri, kawan saya harus meminjam mobil camry ke Pemerintah Kabupaten waktu itu. (wah, harusnya sekali-kali diajak jalan kaki ya..)

Tapi itu cerita beberapa tahun lalu. Dan kini, upaya mereduksi ‘arti cinta tanah air’ kembali mencuat. Seorang Bupati yang konon dulu adalah seorang guru; dan konon sekolah tempat ia mengajar kini sedang tak mendapatkan murid, tiba-tiba menebar ancaman hendak menutup sebuah SDIT yang mulai maju; sebuah sikap yang jauh dari pribadi mantan seorang guru. Seorang walikota yang terkenal santun dan berpihak kepada wong cilik, juga tiba-tiba mengumbar ancaman akan menutup sebuah SDIT. Semua atas sebab tak menjalankan upacara bendera. Beberapa pesantren di luar jawa, juga mulai mendapat tekanan serupa meski tak diwartakan di surat kabar. ‘Hormat bendera’ kini menjadi indikator penting loyalitas seseorang kepada bangsanya. Kita kembali dibawa ke alam Orba.

Menarik, sebab ‘tebar ancaman’ ternyata hanya tertuju pada beberapa sekolah tertentu. Betapa banyak institusi pendidikan di negeri ini yang tak menggelar upacara bendera dan tak pernah disoal? Hal ini mengingatkan kita Januari lalu dimana sebuah lembaga bernama ‘Setara Institute’ mengklaim telah melakukan riset atas TKIT dan SDIT.

Simpulannya, TKIT dan SDIT telah mengajarkan benih radikalisme Islam karena sering melombakan nasyid jihad Palestina. “Lagu-lagu jihad itu mengancam NKRI dan bertentangan dengan Pancasila. Kenapa tidak pakai lagu-lagu perjuangan Indonesia?” kata Ismail Hasani, sang peneliti yang tak jelas jasanya kepada bangsa ini. “Jadi kita harus waspada..!” katanya penuh curiga. Statement yang muncul dalam paket acara “Deradikalisasi” di hotel Atlet itu, tak memerlukan penjelasan panjang tentang siapa dan mau kemana arah diskusi itu.

Padahal banyak pelajaran penting soal Ujian Pertahanan di negeri ini. Saat organisasi separatis RMS beraksi di Maluku, oknum yang adalah orang penting di Badan Intelejen sowankepada sesepuh jihadis. Ini tentu bukan cerita koran, tapi cerita behind the scene yang bersumber dari pelaku. Sang Intel meminta bantuan agar aktifis jihadis membantu Negara untuk menghadapi kelompok separatis itu. “Segala sesuatunya akan kita siapkan Pak…” bujuk sang intel. Sesepuh itu menjawab, “Maaf, kami tidak biasa beramal atas dasar order. Kami hanya beramal lillahi ta’ala.” Para aktifis jihadis ternyata sudah ada di lapangan karena Allah semata. Oknum Intelejen yang dulu sering nongol di media itu menanggapi, “Baik, jika Bapak tidak bersedia kami akan meminta aktifis yang lain.”

Jadi bahwa mental pembelaan Negara itu dimiliki ‘kelompok santri’ bukanlah rahasia. Birokrat sangat mengerti akan hal itu. Sejarah menunjukkan negeri ini dibangun oleh tetesan darah santri. Sebuah komunitas perwira nan ikhlas. Kelompok yang tak berharap pamrih kecuali ridha ilahi. Sebuah komunitas yang menggariskan hidupnya dalam dua kalimat: ‘Hidup mulia atau Mati Syahid’. Sayang banyak orang memanfaatkan  ‘keikhlasan’ santri selama ini.  Bukankah doktrin jihad terbukti paling unggul melawan Belanda? Dalam khazanah kita, ada Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pengeran Antasari, dan lain-lain. Term ‘Jihad’ sebagai spirit perlawan mereka terekam apik dalam buku-buku ‘babad sejarah’ negeri ini. Saat kemudian Belanda hengkang, para pejuang sejati kembali ke surau-surau. Sebaliknya, para tentara yang masa itu adalah output didikan Belanda dan Jepang justru tampil memimpin negeri bak pahlawan kesiangan. Santri, ternyata hanyalah sebuah komoditas.

Saat aktifis jihadis berjibaku menghadapi RMS, Petugas Keamanan bersembunyi di kolong-kolong seperti burung pipit sambil berkata, “Mas, tembak-menembaknya sebelah sana saja biar tidak kena saya”. Ini cerita mujahidin kepada saya. Saat aktifis jihadis gugur tertembus peluru RMS, Para Birokrat kita asik berselingkuh dengan bangsa-bangsa penindas. Mereka sibuk menjual aset-aset Negara yang oleh Stiglitz (mantan Ketua Tim Ekonomi Bank Dunia) dijelaskan sebagai ‘penjajahan sistemik.’ Stiglitz akhirnya ‘tidak tahan’ dan menulis testimoninya dalam “Globalization And Its Discontents”. Ia ternyata masih punya nurani. Bukankah bangsa ini sudah mulai melupakan perampokan atas nama ‘privatisasi’? Apa kabar Semen Gresik gate, Krakatau Steel gate, Telkom gate, dan Indosat gate? Hampir bisa dipastikan (sebagaimana dituturkan Stiglitz) bahwa dalam setiap ‘privatisasi’ ada 10 % masuk ke kantongdecision maker? Dan yang pasti, para mekelar hitam itu adalah cumlaude dalam melafalkan Pancasila dan khusyu’ dalam upacara bendera.

Penjajahan memang hanya berganti model. Kita semua sepakat bahwa sesungguhnya kita belum pernah merdeka. Bukankah pembukaan UUD Negara ini mencantumkah bahwa Indonesia baru sampai ‘di pintu gerbang kemerdekaan’? Yang harus kita ingat, bahwa penjajah tidak akan langgeng tanpa dukunganbegundal lokal. Belanda bisa bertahan menjajah selama 350 tahun, karena ulah demang dan bupati. Mereka para-para begundal yang hanya memikirkan perut dan kelompoknya. Agaknya, kita belum beranjak jauh dari situasi itu. Tambang minyak dan emas kini berganti pemilik dengan ‘bangsa kulit putih’ sebagai tuan. Aset potensial dijual murah ke bangsa-bangsa asing. Kita tak memiliki kemandirian politik dan ekonomi. Kita menjadi buruh di negeri sendiri. Dan siapa lagi para bandit itu kalau bukan yang rajin berupacara bendera?; memparadekan ke-khusu’an nasionalisme tapi hatinya penuh dengan kemunafikan?

Ironis. Kini, saat Birokrasi gagal mendapat kepercayaan masyarakat di sekolah dasar; yang membuat sekolah-sekolah negeri tak mendapatkan siswa, komunitas santri kembali terpanggil membangun bangsanya. Sebagian sekolah yang semula hampir ambruk disulap menjadi sekolah-sekolah unggulan dan favorit. Umumnya kemudian menjadi TKIT atau SDIT dengan pola fullday school. Lokal yang dikelola, bahkan kini tak sanggup menampung luapan siswa. Karena keikhlasannya, banyak dari mereka yang digaji di bawah UMR. Sungguh, sebuah penghayatan kebangsaan yang dalam istilah sufi bukan lagi berlevel syariat tapi sudah hakekat. Pada saat yang sama, para birokrat itu punya keasyikan memainkan anggaran sambil berpikir ‘adakah tipe mobil baru yang belum aku beli?’. Dan kini, para ‘pahlawan tanpa tanda jahasa’ sedang disoal kecintaannya kepada bangsanya karena muridnya tak hafal Pancasila?

Ya, tapi para guru itu memang ‘berdosa’ karena mengajarkan nasyid Palestina. Tapi agaknya, itulah cara mereka menjauhkan anak didik dari mental para maling. Dan itulah ‘ilmu hakekat’. Para koruptor ternyata lebih berharga bagi negeri ini.

Merdekaaa!!!

http://m.kiblat.net/2015/08/17/nasionalisme-santri/

Motivasi Bisnis


Logika dagang :

uang 1 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 10 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 100 jt untuk apa ? jawab = modal
uang 300 juta untuk apa ? jawab = modal
uang 500jt untuk apa ? jawab = modal
uang 1 Miliar untuk apa ? jawab = modal....
kalo 2 Miliar untuk apa ? jawab, modal juga ....
Modal disini adalah dalam artian cashflow, yg sudah bergerak.

kok sudah sebanyak itu selalu dijawab untuk modal kerja ?...
kapan beli rumah ? kapan beli mobil baru ? kapan liburan ? gak kebeli-beli donk rumah ?...

1. jangan terlalu cepat mengkonversi hasil usaha, ke dalam aset2 real, disaat sedang merangkak dari bawah, nikmati saja terus perbanyak barang dagangan, toko dibikin cabang, tambah lagi bisnis disektor lain, sebenernya kalau hanya ingin naik kendaraan mewah, anda sewa saja uber , kemana anda ingin tuju, tapi kalau menikmati mengolah cashflow uang, untuk dibikin bidang2 bisnis, itu baru asik, dan akhirnya seorang pengangguran berubah menjadi orang yang super sibuk, mengurus berbagai macam lini bisnisnya.

2. banyak sekali orang diluar sana yang kalau untuk urusan gadget, kendaraan, untuk niat nya biar gaya, itu nomor satu, tapi keluar modal untuk usaha yg akan di buatnya 10 juta saja, mikirnya bukan kepayang, sedangkan membeli handphone seharga 10 jt saja dibela2in kredit, ini adalah mindset kebalik, menurut saya, dalam logika dagang, modal dan terus memperbesar cashflow lah yg menjadi prioritas, sembari terus bertahan , dan mengembangkan usaha di berbagai sektor.

3. bisnis itu semacam punya anak, bisnis pertama bisnis kedua , bisnis ketiga, jika bisnis pertama cukup untuk membiayai hidup anda setiap bulan, atau bahkan cukup untuk membiayai hidup anda setiap tahun, maka bisnis nomor 2 adalah untuk hal yang lainnya, dengan begitulah banyak pedagang itu nabung secara gak sadar, karena bisnis 1 , dan bisnis 2, dimana bisnis 1 untuk operasional rumah tangga, bisnis nomor 2, untuk ditabung, atau untuk membuka bisnis ke 3, yang penting kalau bisnisnya sudah ada 5 macam, jangan untuk istri ke dua dan istri ke tiga, istri maksimal 1.

4. jika anda mengelola bisnis dengan baik, dan sudah berjalan dengan lama, uang 200 juta, bisa untuk penghasilan anda 10juta - 30 juta setiap bulannya, ditambah lagi, anda ditahun ke 3, uang 200 jt tersebut sudah kembali ketangan anda, untuk di bikin kan bisnis lainnya, disana lah orang mulai melihat anda sibuk,

5. inti dari bisnis adalah melayani, pelayanan, serta share, sehingga orang lain rela mengeluarkan uang untuk membayar jasa/ produk anda, disanalah sudah sewajarnya apabila anda lihat gedung2 tinggi di sudirman jakarta, ya mereka itu mempunyai services, core, organisasi, yang membuat orang memakai jasa mereka, membeli produk mereka, kunci nya adalah jual dan beli, lalu broker, hanya 3 itu saja.

6. kekuatan modal finansial yang tidak di dukung dengan keputusan yg jernih, serta support sdm didalamnya yang baik, dan management yg baik, hanya akan merusak dan memperkecil modal, alias modal bisa menyusut, so ? kalau anda melihat orang yg sudah berdagang, lama, dan akhirnya besar, bisa jadi karena pinjaman bank, suntikan dana , namun bisa jadi karena, dia mengelola bisnsi dan usahanya dengan baik, karena modal akan bertambah dengan sendirinya, seiring dengan profit yang disisihkan untuk di putar ke roda gila cashflow, percuma saja ditanam modal 1 milyar rupiah, ketika dikelola dengan buruk, bisa-bisa di balikin, tinggal bersisa 10 jt, namun lain hal dengan orang yg memulai dengan baik usaha di modal 10jt, bisa jadi 3-5 tahun berjalan sudah di angka 500jt bahkan lebih, karena pengelolaannya sangat baik. so apa yang anda pikirkan dengan usaha anda sekarang? .. membuat bola salju dari sisi cashflow adalah sangat penting dan erat kaitannya dengan pelayanan serta service.

7. banyak orang yg sdh berpengalaman dagang, dengan uang 10 jt mereka bisa ciptakan 2 jt setiap bulan, alias dengan cashflow 100 jt pun 20jt setiap bulan didapat, dan seterusnya, untuk itu lah apabila anda depositokan uang 1M anda di bank, itu hanya dapat sekitar 4 juta rupiah tiap bulan, uang anda tidak ada artinya di depositokan, . . dari sini lah orang mulai berusaha mencari akal, mengutak atik, cara-cara agar bisa jauh diatas angka deposito, apakah nama cara itu ? nama caranya , berdagang / berwiraswasta / berusaha , jadi mengusahakan yang belum ada.

8. Kesaktian-kesaktian roda usaha dan roda bisnis, perusahaan perusahaan besar, yang membuat lulusan S1 FG, menyerah dan langsung meng-apply job ke perusahaan multinasional, sebegitu mengerikannya idealisme dibunuh atau terbunuh , dan langsung menyerah, ya memang begitu, realistis dan cepat, dan ingat, itu lah saktinya modal yang unlimited, namun jika anda berusaha / berdagang , melihat kompetitor mempunyai cashflow dan modal yg kuat, jangan patah semangat, hukum bola salju adalah, modal 10 jt pun akan jadi modal 100jt, jika anda mengelola dengan benar, tetapi sebaliknya jika anda tanamkan 100jt, itu akan menjadi 10 jt, cepat atau lambat, selama pengaturan sdm , management anda buruk, karena yang namanya gaji karyawan, sewa kantor, operasional, dan sebagainya itu semua di biayai dari ujung tombak perusahaan yaitu penjualan. kembali lagi semua itu kembali ke jual beli dan calo.

9. Sibuk melihat , menakar, mengira2, berapa modal saingan saya, itu akan sangat membantu saingan anda untuk mengalahkan anda, tanpa perlu berbuat apa-apa ke anda, karena anda terlalu sibuk dengan lihat lihat tetangga, dan anda tidak paham dengan hukum bola salju, dimana bola salju itu adalah sesuatu perjuangan keras, melawan waktu, melawan zaman, melawan semuanya, sehingga menjadi besar. ditambah pula anda memperlihatkan secara gamblang kelemahan mental anda, kepada kompetitor anda, kelemahan mental lebih mahal harganya ketimbang kelemahan anda kekurangan modal usaha, karena mental itu ibarat bahan bakar sekelas avtur pesawat, sementara kelemaham modal itu ibarat bahan bakar minyak tanah, perbandingannya. toh kalau posisinya langsung dibalik ke anda, pun bisa jadi bukan profit yang anda dapat malah hutang yg anda dapat di akhir, karena, perbekalan amunisi terlalu cepat, tidak sebanding dengan kemampuan managerial dan softskill anda berkembang. bodoh) lebih tepatnya.

10. orang jualan koran bekas, bisa naik haji, orang jualan bubur buka dari jam 6 sampai jam 12 malam, bisa nyekolahin anaknya sampai keluar negri, orang jualan keripik pedas, cemilan dan kudapan, sekarang usaha properti dimana2, orang jualan bawang goreng, dimasukan kedalam toples plastik, sekarang pegang supply ke 2 hotel, orang jualan rak kayu dan aneka display, sekarang supply ke toko2 besar seperti gramedia, toyskingdom, toyscity, orang jualan ..... orang jualan ...... orang jualan ....... bla bla bla bla bla, semua kembali ke mengelolanya, memanagenya, dan lihat background bagaimana segempalan tangan bola salju yang pada saat awal bisnisnya sekarang sudah menjadi sebesar meteor yang sangat besar, kalau lah jualan kuaci tidak menguntungkan, maka anda tidak bisa menemukan kuaci2 di supermarket, mau merek cap gajah, bunga matahari, dan lainnya,
so, jualan apakah anda ?....

11. Seberapa kuat anda ingin sama persis dengan kompetitor anda ? memangnya anda mesin foto kopi ?, tanggal lahir, jam , tempat dibesarkan saja sudah beda, muka aja udah beda, bagaimana bisa anda mau tumpek blek copas sama persis ? setiap manusia punya otak, akal, fikiran, ide, kreatifitas, emosional, gagasan yang berbeda2, anda cukup ambil saja garis besar di bagian paling belakangnya, apakah itu ? cetak saja skor skor an uang nantinya berapa, tanpa perlu sama persis dengan kompetitor anda. semua ada jalan dan gaya masing2, satu2 nya orang yg bisa mengcopas persis sama seperti contohnya adalah si owner atau foundernya sendiri., bukan orang lain seperti anda.

12. ada tersirat 1 sukses mematikan 10 lainnya, adapula tersirat, 1 sukses , 10 yang lainnya ikut terbawa sukses, tentunya apabila tidak ada konflik interest yang beradu didalamnya, pakai saja cara anda masing-masing dalam memperbesar bola salju, karena hukum tersirat ini, memang benar ada tapi terkecuali untuk yang punya jalan dan pintar jeli mengambil celah di antara tembok, dinding yang tebal.

13. usaha / dagang yg hebat itu yg mampu bertahan dekade demi dekade, bukan dilihat dari apa yg sudah anda pamerkan ke orang2 dekat sekitar anda dari usaha anda. percuma anda pamer2 tetapi usaha anda dijadikan sapi perah untuk glamour dan gaya hidup anda. masih adakah usaha anda di 10 tahun kedepan ?

14. anda teriak modal kecil, gak bisa gerak, gk ada modal, gk ada modal, yakin ketika ada modal anda bisa seperti yang anda lihat ? , penambahan modal berarti penambahan workload, penambahan jam kerja, penambahan effort, penambahan kesibukan, penambahan pelanggan, penambahan setoran, penambahan aktifitas, urus saja aktifitas modal anda yg 10 jutaan itu dulu contoh). semua melalui tahapan, proses tangga demi tangga.

15. jangan pernah anda melihat gaya konglomerat, / anak konglomerat / orang besar membuka bisnis, yang langsung menggeolontorkan dana ratusan juta , milyaran bahkan puluhan miyar hingga ratusan, mereka itu sudah punya softskill, pengalaman, serta jangan lupa, itu mungkin bisnis mereka yang ke 10, dan sudah di perhitungkan oleh risk management, dan di analisis feasible studinya, serta kalau amsiong pun ada 9 pelor lagi, buat anda yang masih lahiran anak bisnis 1, 2 , ya anda sendiri donk yang turun tangan perhitungkan semuanya, lagipula justru mereka itu sudah memperhitungkan menggelontorkan dana 10 milyar untuk jadi si bola salju itu 50 milyar atau lebih, makanya sampai bayar orang untuk memperhitungkan segala sesuatunya agar tidak salah, tetap saja intinya perkembangan, pertambahan, pertumbuhan, pembesaran. mereka punya kepentingan untuk menghitung sedetil mungkin agar tidak menyusut 1 mili meter pun.

16. Terus Belajar

Obat Demam Berdarah

👲Just info, dapat postingan dari Prof. A.A. Mattjik mantan rektor IPB terkait pengobatan Demam Berdarah, krn skrg DBD sdg menggejala mungkin bisa sbg obat alternatif:

🌷KABAR TERKINI, ...

"Obat Demam Berdarah"

Berdasarkanm pengalaman dari seorang anak laki-laki yang telah sembuh dari penyakit demam berdarah.

Setelah sebelumnya mengalami masa kritis di ICU ketika trombositnya mencapai angka 15 dan menghabiskan 15 liter tranfusi darah.

Ayah dari anak tersebut mendapatkan rekomendasi dari temannya tentang Juice Daun Pepaya Mentah.

Setelah minum juice tersebut, trombosit temannya yang semula 45 dengan 25 liter tranfusi darah naik dengan cepat menjadi 135.

Hal ini membuat dokter dan perawat terkejut.

Bahkan keesokan harinya, temannya itu sudah tidak diberikan tranfusi lagi.

🍁Cara membuat Juice tersebut:

2 helai daun pepaya dibersihkan, ditumbuk dan diperas dengan saringan kain.

Akan didapatkan 1 sendok makan per helai daun.

Takarannya 2 sendok makan 1 kali sehari.

Daun jangan dimasak, direbus atau dicuci dengan air panas karena khasiatnya akan hilang.

😎Ingat:
hanya daunnya saja, bukan batangnya atau getahnya.

😇Rasanya memang pahit sekali, tetapi tetap harus diminum.

Pengalaman lain tentang juice daun pepaya mentah ini didapat oleh seseorang dengan kondisi yang sangat parah.

Orang ini keadaannya sangat kritis, di mana paru-parunya telah mulai diisi air
Karena angka trombositnya yang sangat rendah.

Sampai-sampai dia kesulitan untuk bernafas.

Dokter hanya bisa berkata bahwa kekebalan tubuhnya yang akan bisa membuat dia bertahan.

🙏🏼Untungnya, ibu mertua dari pasien tersebut mendengar tentang juice daun pepaya mentah tersebut.

Setelah diberikan kepada pasien, keesokan hari, trombositnya mulai naik dan demamnya mulai hilang.

Juice itu terus diberikan dan 3 hari berikutnya dia dinyatakan sembuh.

🙏🏾Mohon sebarkan informasi ini karena belakangan ini banyak sekali kasus penyakit demam berdarah.Anda bisa bantu menyebarkan , berarti anda masih ada hati nurani yg sosial dlm memupuk kebajikan utk diri sendiri juga .
Terima Kasih.💕👌👍

Sunday, July 10, 2016

Nomor kontak basecamp sebagian gunung di Indonesia

Just info, copad dari tetangga sebelah No.kontak terbaru basecamp sebagian gunung di Indonesia

1. Gunung Slamet
Jalur Bambangan : 085726000335 (P.Sugeng);
085726666912 / 085725107774 (Mas Didin)
Jalur Guci : 085643755398 (Mas Uceng)
Jalur Kaliwadas / Kali Gua : 085742035447 (Aji Satriani)
Jalur Prabasari : Basecamp 08562927831

2. Gunung Sindoro
CP : 081328096081, 08190386023,
Jalur Kledung : 085869115403 (Potenk)

3. Gunung Sumbing
CP : 085868611446

4. Gunung Lawu
CP : 085741307298,
Jalur Cemoro Sewu : 085729264379 (Hasan)

5. Gunung Merapi
081329266656 (P. Syamsuri)

6. Gunung Merbabu
Jalur Tekelan : 085225552130 (mas Thipuk Sidarta);
085225321749 (mas Mazt Noer S) atau via twitter
@dieeppoo
Jalur Chuntel : 085743432595 (Mas Kamplink);
081325932700 (P. Tono); 085329720365 (Mas Ando)
Jalur Wekas : 085740540437

7. Gunung Ungaran
CP : Jalur Bandungan : 081225711243 (Arief)

8. Gunung Prau
Jalur Patakbanteng : 085228283428

9. Gunung Arjuna-Welirang
Jalur Tretes : 085856052510 (Basecamp)
Jalur Lawang : 081330787722 (P. Rudi)

10. Gunung Argopuro
CP : 081336017979 (P. Suryadi) 08113651015
(P.Susiono)

11. Gunung Semeru
CP : 0341787055 (P. Samsul),
Resort Ranupane : 08283930822

12. Gunung Raung
KPW Gunung Raung : (0332) 321305 / Hp.
081333862244

13. Gunung Buthak Blitar
Jalur Sirahkencong Blitar dan jalur Panderman
Batu Malang : Nunung 081555667595

14. Gunung Salak
Jalur Kawah Ratu : 085724995370 (P.Dadang)
Jalur Cidahu : 08176689004 (Achenk)

15. Gunung Gede - Pangrango
TNGGP : 0263519415 / 0263512776 ,
081912021180 (P. Usep)

16. Gunung Ciremai
Basecamp :085724111966, 087717717913 (Bang Jaka)
Jalur Linggar Jati : 081324092194 (Kakek Petualang)
Jalur Apuy : 085864245459 (P. Ubuh)
Jalur Palutungan (Cirebon) : 082115687824 (kang
Kusna)

17. Gunung Cikuray
Jalur Pemancar : 081220269190 (kang Hendy)

18. Gunung Papandayan
Jalur Cisurupan : 085793371645 / 08782738 2417 (omik)

19. Gunung Pulosari
Tb Rimbun Nuansa : 087772502505

20. Gunung Rinjani
DepHut :(0370) 27851
Pengelola :(0370) 627764, 085367588494(Mas Lihun),
OfickMtpl : 081803644654

21. Gunung Kerinci
Balai Besar TNKS : (0748) 22250

22. Gunung Tambora
Arisman : 085216032004
semoga bermanfaat..  copas dr sebelah

INFORMASI TENTANG GUNUNG RAUNG

INFORMASI TENTANG GUNUNG RAUNG
Nama: Gunung Raung
Ketinggian: 3344 mdpl
Lokasi: Banyuwangi, Jember dan Bondowoso
Tipe: Gunung Api
Puncak: puncak bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi dan Puncak Sejati Raung
Kondisi: perkebunan, hutan, kaldera, kawah, kabut
Hutan: hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung
Flora: ilalang, pinus, cemara
Fauna: berbagai macam burung


Jalur pendakian gunung Raung via Kalibaru merupakan jalur pendakian yang paling ekstrim dan susah. Jalur Kalibaru terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk transport menuju Kalibaru cukup mudah. Jika kita naik kereta maka cukup turun di stasiun Kalibaru Banyuwangi. Kemudian menuju pos pendakian gunung Raung tempatnya di rumah Pak Soeto atau lebih tepatnya di Desa Wonorejo. Jika bertanya pada tukang ojek di stasiun Kalibaru biasanya mereka langsung tahu dan bisa mengantarkan menuju rumah Pak Soeto.

PERIZINAN
Perizinan dan pendaftaran dilakukan di rumah Pak Soeta.


Pos 1 – Pos 2 (4jam)
Perjalanan menuju Pos 2 memakan waktu yang lama dan melewati trek berupa hutan dan semak-semak belukar. Sampai di Pos 2 kita bisa memilih untuk mendirikan tenda dan bermalam. Di Pos 2 inilah tempat yang favorit atau cocok sekali untuk mendirikan tenda karena lahannya yang luas.

Pos 2
Pos 2 – Camp 3 1656 Mdpl (1jam)
Jalur selanjutnya menuju Camp 3 kita akan melewati jalur menanjak dan berpohon rindang.
Camp 3 – Camp 4 1855 Mdpl (2jam)
Jalur selanjutnya awalnya kita akan berjalan landai tapi kemudian kita akan melalui jalan yang lebih menanjak dari sebelumnya.
Camp 4 – Camp 5 2115 Mdpl (40menit)
Menuju Camp 5 tidak terlalu lama namun jalur yang dilewati lebih sulit.
Camp 5 – Camp 6/Pos 3 Petruk 2285 Mdpl (30menit)
Pada jalur menutu Pos 3 ini terbilang ekstrim karena kita akan melewati tiga pundak yang terjal.
Camp 6 – Camp 7 2541 Mdpl (45 menit)
Jalur selanjutnya semakin ekstim. Kita harus lebih berhati-hati dan tetap waspada.
Camp 7 – Camp 8 2876 Mdpl (2jam)
Pada jalur ini sebaiknya kita meninggalkan tas dan bawaan berat lain. Trek selanjutnya adalah trek climbing menggunakan peralatan seperti tali, carabiner dll.
Camp 8 – Camp9/Pos 4 Bagong 3023 Mdpl (1jam)
Camp 9 adalah batas menuju alam terbuka.
Camp 9 – Puncak Bendera/ Puncak Kalibaru 3154 Mdpl (10menit)
Sampailah pada puncak jalur Kalibaru. Mulai dari sini barulah kita akan menghadapi jalan paling ekstrim se-Indonesia. Yakni jalur menuju puncak 17, Puncak Tusuk Gigi dan Puncak Sejati gunung Raung.

Puncak Kalibaru
Untuk menuju puncak berikut perangkat dan apa-apa yang wajib yang harus dipenuhi:
Persiapan Alat : Tali Kern 30m, Carrabiner, Webbing, Harnezt, Ascender, Helm, Jumar, Tali prusik. Semua harus dalam keadaan baik.
Skill Teknis : Anchoring, Ascending, Belaying, descending Rappeling. Minimal dalam team harus ada yang menguasai sehingga bisa jadi leader buat teman-temannya.
Motivasi Team : doa, keselamatan adalah utama, saling dukung dan saling melengkapi.


Logistik Team : Makanan, air minum, alat tambahan: kamera, GPS.

Trek menuju puncak adalah jalan yang sangat curam dengan kanan-kiri jurang. Untuk itu kehati-hati-an adalah harga mati dan tentunya jangan lupa selalu berdoa.


Puncak Bendera – Puncak17
Perjalanan dimulai turun dari puncak bendera melipir igir-igir jurang berjalan satu-persatu dan bergantian. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana di sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter, kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter, di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 bolt dan di titik anchor atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat digunakan sebagai anchor utama.



Leader melakukan artificial climbing sambil memasang jalur pemanjatan. Dapat menggunakan tali kern ataupun cukup membentangkan webbing. Setiap pendaki wajib memasangkan carabinernya jika melewati titik ini dan harus bergantian.



Setelah melewati titik rawan 1 kita menuju puncak 17 / piramida, sampai pada titik rawan yang ke2 yaitu dibawah puncak 17. Disini kita kembali harus membuat jalur pemanjatan, dimana leader melakukan artificial climb selajutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya dengan teknik jumaring. Atau pilihan lain adalah kita tidak kepuncak 17 tetapi melipir lewat samping puncak 17.Dibutuhkan fokus dan konsentrasi ekstra karena medan yang mudah rontok.



Puncak 17 – Puncak Tusuk Gigi
Tibalah kita di titik rawan yang ke3 / terakhir dimana kita harus memasang jalur untuk menuruni tebing sekurangnya 20 meter. Untuk itu menggunakan teknik rappelling untuk mencapai ke bawah. Dititik ini juga sudah ada beberapa anchor tanam dari besi yang dapat kita gunakan. Jalur Kern kita tinggal disini dan akan kita gunakan kembali nanti.



Dibawah dilanjutkan dengan jalan yang agak menurun ke bawah sampai bertemunya jalur pungungan ke Puncak Tusuk Gigi ( dari jauh menyerupai tusuk gigi ). Dari situ kita akan disuguhi hamparan bebatuan yang semakin besar yang harus kita daki



Dari tempat istirahat ini perjalanan kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang makin tegak. Waspadai juga longsor batuan lepas dari atas tidak membahayakan pendaki di bawahnya. Jalur bebatuan ini akan berakhir di puncak Tusuk Gigi dengan batuan sebesar rumah yang tersusun menjulang.



Puncak Sejati Raung (8°07’32’’ LS dan 114°02’48 BT)
Dari puncak Tusuk Gigi berorientasi ke kanan kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir dari ekspedisi kita PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL, ditandai dengan sebuah triangulasi dan pemandangan sebuah kawah besar yang masih aktif yang setiap saat mengeluarkan asapnya. Dari bawah kawah ini sering mengeluarkan suara dengan raungan yang menggelegar. Jika anda sampai di Puncak Sejati, suara ini akan lebih keras lagi, menggetarkan nyali dan sangat menakutkan.

Puncak Sejati

FOMO - fear of missing out

MUDA KAYA BERBAHAYA.
 Ini cerita tentang kaum muda urban di Jakarta. Mereka mengejar karir impian. Gaji tinggi dan pergaulan kelas atas. Terjebak sindrom FOMO.  

Sebuah artikel di buzzfeed sedang ramai beredar, berkisah tentang drama kehidupan eksekutif muda di India. Mereka pontang-panting mengejar gaya hidup tinggi, padahal penghasilan sama sekali belum mampu menopang. Ada yang rela menahan lapar seharian, demi bisa membeli roti lapis di gerai waralaba internasional. Ada juga yang gajinya habis buat membayar cicilan mobil mewah, yang diparkir di pinggir jalan. Judul artikelnya, Mengenal Kaum Miskin Urban: Anak-Anak Muda yang Kere, Kelaparan, tapi Eksis. Apakah itu khas kaum urban India? Jangan salah. Jakarta juga punya buanyak yang bergaya hidup serba gemerlap, lebih edan dari yang ada di India. Mereka mengejar gaya hidup selangit, tak peduli perut harus melilit kelaparan dan rekening terkuras. 

Andrew, 28 tahun, ini nama rekaan sosok yang mewakili sosok kaum urban Jakarta. Dia staf di sebuah perusahaan minyak ternama, salah satu pekerjaan impian orang muda. Sarapan pagi, biasanya dia dan teman-temannya janjian di restoran Paul di Pacific Place, atau di Deli Union, Grand Indonesia. Menunya, sandwich dan kopi latte. Sekali sarapan bisa total Rp 250 ribu. Tentu saja, ini bukan semata urusan roti lapis. “It  is a perfect place to see and to be seen,” kata Andrew. Di restoran dan kafe butik seperti ini, eksekutif papan atas mondar-mandir bertukar sapa. Bagi kaum urban, berada di lokasi seperti ini adalah sebuah statemen: “Hai,gua eksis!”  Siang hari, Andrew kadang tak lagi makan siang. Bukan karena diet, tapi karena duit jatah seharian sudah habis. Makan siang ya cukuplah membayangkan enaknya sandwich tadi pagi, plus bikin kopi yang sudah disediakan kantor. Jika ada teman yang mengajak makan, Andrew senyum saja sambil menghadap laptop, “Gua udah, bro.” Kalau lapar tak tertahan, dia menyelinap ke warteg di gang kecil di belakang kantor, lumayan kenyang dengan ongkos Rp 20 ribu.   

Di layar laptop, Andrew memelototi rincian tagihan kartu kredit. Ada cicilan mobil Audi, yang menyita hampir semua gajinya, belum lagi cicilan untuk baju dan sepatu. Semua serba bermerek. Dia harus memantaskan diri supaya dipandang serius dan itu artinya mesti berpenampilan keren. Tagihan yang menumpuk, Andrew tak khawatir, dia tinggal minta subsidi dari orang tuanya yang pengusaha. “Buat apa juga duit ditumpuk kalo bukan buat anaknya, kan,” katanya. Bayangkan, bagaimana jadinya jika tokoh kita ini bukan anak keluarga berada, bukan mustahil dia terjebak jalan pintas jaringan narkoba atau prostitusi kelas atas --demi keuntungan instan.     

Oh ya, Andrew baru ingat, akhir pekan ini dia mesti nemeni Linda, pacarnya, potong rambut. Tentu bukan di salon di ujung gang kampung, tapi di salon dengan desainer rambut papan atas di Pondok Indah. Sekali potong rambut dan beragam treatment, ongkosnya Rp 750 ribu. Tapi, bukan soal model rambut keren yang utama. “Itu salon tempat bos-bos yang punyafamily business di Jakarta ketemu,” kata Andrew. “Kita bisa ketemu si A, son in law yang punya mall ini. Si B, yang punya grup bisnis properti anu, juga biasa potong rambut di situ.” Pergaulan di kalangan ini sangat penting. “Siapa tahu bisa diajak si A atau B ikut ngerjain proyek atau bikin party event atau jadi vendor perusahaan dia,” katanya.   

Bagi para superkaya ini, garis silsilah dan pertemanan berfungsi seperti curriculum vitae,alat penting buat mendaki tangga status sosial. Karenanya, pergaulan wajib dijaga meski menuntut biaya tinggi. Baju, sepatu, tas, semuanya harus mahal. Terakhir, Andrew ingat, dia mengenakan jam tangan seharga Rp 15 juta, eh langsung disambar komentar temannya, “Man, why do you wear that ugly watch?” Wow, mendengar ceritanya, dalam hati saya membatin, pasti dia kaget kalau tahu harga jam tangan saya.  Andrew melanjutkan, sang teman tadi langsung memberi saran, sebaiknya segera order jam terbaru merek Panerai yang harganya “cuma” Rp 200-an juta.  Joshua, nama samaran, teman saya yang bekerja di biro konsultan HRD, melengkapi cerita. Pergaulan dan gaya hidup kaum urban ini bukan sekadar konsumtif. “Ada oportuniti bisnis yang dikejar juga. Makin banyak duit dihabisin untuk bergaul, makin banyak peluang bisnis bisa didapat. Joshua tak segan ikut jalan-jalan ke Singapura. Biasanya berangkat Jumat siang atau sore. Sampai di Singapura, Joshua dan teman-temannya dugem di Zouk Cafe. Sekali buka botol minuman di Zouk ini tarifnya 60-100 dolar Singapura. “Kalau yang berkualitas bisa tiga kali lipat,” katanya. 

Sekali dugem ke negara tetangga ini, Joshua bisa merogoh saku Rp 20-40 juta. “Itu pun cuma semalam nginep, kalau sampai dua-tiga hari, ya, bisa lebih.”   Lalu, peluang bisnis apa yang bisa didapat dari pergaulan papan atas begini? “Macam-macam,” kata Joshua, “Yang penting nama kita beredar dan jadi referensi kalau ada pejabat, politikus, CEO, atau selebritas internasional butuh diantar keliling, buat cari entertainment.” Jika layanan memuaskan, tips yang didapat bisa sekitar US$ 1000. Lumayan buat ongkos ke klub. Lebih bagus lagi jika kemudian ada peluang menyelenggarakan konser musik atau pesta di klub. Keuntungan bisa dibagi dua dengan pemilik klub. “Tapi, ya, hanya segelintir yang dapat peluang kayak gitu. Lebih banyak yang kagak dapat, haha…,” kata Joshua. 

Kualifikasi kaum eksekutif urban ini bukan sembarangan. Mereka adalah lulusan terbaik dari universitas papan atas, dalam dan luar negeri. Kandidat karyawan level fresh graduate es blewah yang diseruput pas buka puasa, ini direkrut jika punya paket lengkap. Penampilan oke, representatif dibawa bertemu klien papan atas. Bahasa Inggris, Mandarin, sedikit Perancis dan Jerman, itu keharusan. Pengetahuan politik dan ekonomi global harus ada juga.  Mereka mengejar karir di perusahaan impian, biasanya di sektor perbankan, investasi, konsultan, atau perminyakan —yang pasti bukan di bidang jurnalistik hehe. 

Gaji mereka sebetulnya di atas rata-rata, dimulai dari Rp 7-10 juta. Setelah bekerja 4-5 tahun, jika berprestasi luar biasa, gaji bisa mencapai 3000an dolar Amerika, setara Rp 35-40 juta per bulan. Nah, di level menengah inilah tuntutan eksis kian meningkat. Ada kebutuhan untuk dikenali dan melenting di lingkaran elite. Targetnya, dibajak executive head hunterdengan iming-iming gaji yang jauh lebih tinggi.  Seperti halnya mereka yang baru meniti karir di kota-kota besar, Tokyo, New York, London, juga New Delhi, kaum urban ini sangat familiar dengan biografi orang-orang sukses. Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Elon Musk, Sergey Brin, Sheryl Sandberg, Marissa Mayer, adalah nabi mereka. Kisah sukses tokoh bisnis internasional ini begitu menginspirasi. Mereka ingin seperti para tokoh bisnis itu: muda, pintar, badan sangat terawat, ganteng, cantik, superkaya, dan, heiinstagrammable.  Instagram, salah satu mantra kaum urban. 

“Sebelum ngopi, cangkir kopi bisa difoto sampai 30 kali. Biar kelihatan cakep di Instagram,” kata Joshua.  Eksis di dunia sosial media memang salah satu jurus yang wajib.  Aktivitas pergaulan dan penampilan yang memakan biaya tinggi harus muncul, dong, di Instagram, Path, Twitter, Linkedn, atau Facebook. “Itu penyakit sosial media,” katanya. 

Mungkin yang dimaksud Joshua adalahsindrom FOMO (fear of missing out - ketakutan ketinggalan), yang kini banyak menghinggapi anak muda. “Orang lain hidupnya serba seru di sosial media, masak gua kagak bisa kayak gitu,” katanya.   Tentu saja, tak ada yang salah dengan keinginan mengejar sukses dan gaya hidup yang selangit. Menjadi miliuner itu cita-cita mulia, begitu kata seorang kawan, terutama jika dengan posisi miliuner itu seseorang bisa memberi pekerjaan pada banyak orang. 

Persoalannya, seperti yang ditulis di buzzfeed, tak ada yang mengajarkan bagaimana mendapatkan uang besar dan karir cemerlang dengan cara cepat. Ada, sih, tapi itu seperti isi buku ‘how to’ yang ketika dipraktikkan ternyata juga tidak gampang dan butuh perjuangan panjang. Maka, jadilah mereka mengembangkan jurus social climber, melentingkan diri di pergaulan tingkat atas. Ada yang berhasil, tak sedikit yang terpelanting. Akan halnya Joshua, dia mengaku sudah meninggalkan dunia gemerlap itu. “Saya sudah insyaf,” katanya, “Gaya hidup begitu berat di ongkos, pake banget.” 

Hedonic Treadmill

Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka

Hedonic Treadmill
 
Pertanyaan : Mengapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan arti / fungsi / peran uang dalam membentuk kebahagiaan ? Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama :
" hedonic treadmill ”. Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini :
Saat gajimu 5 juta, semuanya habis. Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh... semua habis juga. 
 
Mengapa begitu ? 
 Karena harapan / ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu. Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi / barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu. Itulah kenapa disebut hedonic treadmill :
Seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !!! Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan. 
 
Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza.Saat income 50 juta/bulan ingin berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill. Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat. Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi. 
 
Ada eksperimen menarik : 
Seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah. Apa yang terjadi ? 6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah. 
 
Itulah efek hedonic treadmill. Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill ? Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung ? Terapkanlah gaya hidup yang bersahaja !!! Sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi. Mengubah orientasi hidup !!! Makin banyak berbagi, semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan...!!! Bukanlah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu terpuaskan !!! When enough is enough. 
 
Kebahagiaan itu kadang sederhana misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga, tersenyum memulai hari hari, berbagi peduli memberi makna dan manfaat terhadap sesamanya, menyapa dan berbagi rejeki ke tukang sampah, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas, berdzikir, berbakti untuk agama, keluarga, bangsa dn negara, maka betapa indahnya hidup ini !!! Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya Sahabat2ku