Thursday, March 31, 2016

BOM WAKTU SISTEM TRANSPORTASI MELEDAK

BOM WAKTU SISTEM TRANSPORTASI MELEDAK

Mohon tanggapan dari sisi: SYAR'INYA Postingan BC ini yg lagi heboh soal taksi dan ojek online. (Ada BISNIS BESAR yg sengaja merusak sistem???)

Copas dari Group IBF

Ada ratusan sopir taksi saat ini demo menolak taksi online.

Saya dari awal termasuk yg antipati dgn taksi dan ojek online ini. Tapi penolakan saya bukan karena mereka menggunakan teknologi. Bukan pula karena masalah mereka menyalahi perijinan, KIR, dsb. Penolakan saya karena ada sesuatu yg UNNATURAL dalam praktik bisnis taksi/ojek online ini. Sesuatu yg UNNATURAL ini merupakan bom waktu yg cepat atau lambat akan MELEDAK.

Sayangnya, para stakeholder bisa dibilang gagal melihat sesuatu yg UNNATURAL ini. Ada yg melihatnya dari sudut pandang APLIKASI. Ada yg dari sudut pandang PERIJINAN. Ada juga yg dari sudut pandang REGULASI.

BUKAN ITU inti masalah ojek online ini.

Kalo soal aplikasi, maka taksi/ojek konvensional bisa juga pake aplikasi. Bahkan Bluebird dan Ekspress juga sudah menggunakan aplikasi. Tapi mengapa bom waktu ini tidak bisa di-nonaktifkan?

Kalo soal perijinan, maka andai taksi/ojek online clear urusan perijinannya, bom waktu ini akan tetap aktif.

Kalo soal regulasi, maka andai regulasi sudah mengakomodir taksi/ojek online, bom waktu ini akan tetap aktif.

Masalahnya BUKAN ITU.

Masalahnya adalah pada HARGA YG UNNATURAL.

Biar gampang melihatnya, saya ibaratkan dengan pedagang bakso. Modal yg dibutuhkan utk 1 porsi bakso misalnya Rp.8000.
Biar dapat untung, dan pasti tukang bakso mau untung, karena tidak ada yg namanya dagang tapi tidak nyari untung, maka 1 porsi bakso dijual Rp.11.000. Ini NATURAL. Sesuai dgn hukum alam. Sesuai dgn prinsip ekonomi.

Tapi bagaimana jika tiba2 saya ikutan jual bakso tapi pakai aplikasi, dgn modal yg sama per porsi, tapi bakso saya jual Rp 4.000? Inilah yg saya sebut UNNATURAL. Tidak wajar!

Konsumen pasti dukung saya, karena harga saya murah banget. Konsumen pasti berpihak pada saya. Dan jika ada pedagang bakso lain protes, konsumen pasti akan mencibir pedagang bakso lainnya tadi. Saya dianggap jenius bisa memberikan harga murah bagi konsumen.

Tapi konsumen tidak salah. Sikap konsumen yg demikian masih NATURAL. Emang begitu hukum ekonomi.

Nah, pertanyaannya bagaimana caranya agar pedagang bakso saingan saya tetap bisa dapat untung, atau minimal tetap dapat pembeli? Apakah mereka harus pake aplikasi juga? Bisa saja mereka pakai aplikasi. Tapi mereka tidak mungkin jual dgn harga yg sama dgn saya (Rp. 4rb). Bukan itu solusinya.

Inilah masalah sebenarnya dari taksi/ojek online. Bukan soal aplikasi, bukan soal regulasi, dan bukan juga soal perijinan. Tapi soal harga yg tidak wajar. Harga ditetapkan di bawah cost produksi.

Sebenarnya pertanyaan berikutnya yg harus kita ajukan agar kita bisa mengidentifikasi apa penyebab sebenarnya dari sesuatu yg UNNATURAL ini adalah mengapa ada usaha yg bisa eksis dgn price di bawah cost? Bahkan salah satu ojek online pernah secara terang2an mengakui bahwa mereka masih merugi milyaran rupiah per bulannya. Dan itu pengakuan mereka tahun lalu. Sampai sekarang mereka tetap pasang tarif murah. Artinya, kemungkinan besar mereka pun masih merugi milyaran rupiah. Apakah ini NATURAL?

Wajar saja mereka bisa mengakuisisi pangsa pasar taksi/ojek tradisional, karena mereka tidak ambil pusing soal untung rugi! Beda dengan taksi/ojek konvensional yg tujuannya memang cari untung. Dan dari margin keuntungan itulah mereka dapat memberi makan keluarga mereka.

Pertanyaan berikutnya, darimana mereka mendapatkan dana untuk membiayai kerugian yg milyaran per bulan itu? Ternyata itu bukan dana mereka sendiri. Tapi katanya dari investor. Nah, yg namanya investor pasti motivasinya juga cari untung. Mana ada investor mau rugi. Kalo ada maka itu UNNATURAL.

Ada yg beralasan dgn mengatakan, itu ruginya di awal saja. Nanti setelah tahun ke sekian baru lah ada profitnya dan itu bisa saja terjadi setelah perusahaan merubah strategi usahanya. Dan ini wajar2 saja untuk bisnis2 yg baru mulai.

Betul. Bisnis yg baru mulai umumnya merugi dulu di awal. Tapi apakah benar pada tahun kesekian usaha2 UNNATURAL tsb akan merubah strateginya? Selain itu apakah sudah pasti akan untung setelah rubah strategi itu? Apalagi jika yg dimaksud strategi itu adalah bersaing dgn harga pasar. (Misal bakso dijual juga dgn harga 11rb?) Belum tentu.

Saya ambil contoh misalnya T*k*b*g*s. Situs iklan baris GRATIS. Didirikan tahun 2005. Tahun 2009 dibeli oleh 0L*. Dari 2005 hingga 2009 pasang iklan di t*k*b*g*s tetap gratis. Bahkan setelah dibeli oleh 0L* sampai sekarang juga tetap GRATIS.

Di awal kemunculannya banyak orang bertanya2 darimana t*k*b*g*s dapat untung. Pasang iklan tidak dipungut bayaran (walaupun ada fitur iklan premium, tapi persentase penggunanya sangat kecil). Tapi t*k*b*g*s bisa beriklan jor-joran di tv yg biayanya bisa puluhan juta per 30 detik. Darimana mereka dapat untung?

Ada yg menjawab, mereka hanya di awal saja gratis. Nanti setelah 2-3 tahun, ketika t*k*b*g*s makin dikenal, maka mereka akan ganti startegi dgn menjadi situs iklan baris berbayar.

Tapi kenyataannya, sampai sekarang, 2016, beriklan di t*k*b*g*s (yg sekarang sudah jadi 0L*) tetap gratis.
Ada lagi yg beralasan bahwa bisnis utama dari t*k*b*g*s itu bukan advertising agency. Tapi data gathering. Yg kemudian dimonitasi (monetizing/mendatangkan uang). Lalu diambillah contoh google/FB yg menyediakan berbagai layanan gratis. Dari layanan gratis tsb google/FB dapat data user berupa profil, hobi, dsb. Google/FB kemudian menampilkan iklan berdasarkan data user tsb. Pemasang iklan bayar ke google/FB. Dari sinilah google/FB dapat uang (monetizing).

Ini perumpamaan yg terlalu dipaksakan. Padahal jelas beda. Google/FB bisnis utama mereka memang advertising. Lalu mereka menyusun strategi utk bagaimana bisa menyediakan advertising service yg efektif. Masuklah mereka ke strategi data gathering.
Pasang iklan di google/fb tidak pernah GRATIS. Dari awal hingga sekarang. Karena dari situlah mereka dapat pemasukan. Satu2nya cara monetizing situs adalah dgn menyediakan space iklan berbayar.

T*k*b*g*s tidak begitu. Mereka justru menggratiskan space iklannya. Padahal monetasi situs justru dgn menyediakan space iklan berbayar. Dan buktinya sampai sekarang t*k*b*g*s tetap gratis. Lalu darimana mereka dapat uangnya? Kalo google dan fb jelas dari iklan berbayar.
Kembali lagi ke soal investor. Mengapa ternyata tetap ada INVESTOR yg bersedia membiayai padahal jelas tidak ada untungnya?
Ini UNNATURAL.

Apa yg dilakukan oleh taksi dan ojek online SAMA sebenarnya dgn apa yg dilakukan oleh t*k*b*g*s, b*rn**ga, dan sejenisnya.

Bedanya, taksi/ojek online mencoba menerapkan strategi "bisnis" (sengaja saya kasih tanda kutip karena ini bukan arti sebenarnya) yg awalnya hanya ada di dunia maya ke bisnis riil di dunia nyata. Bedanya, jenis usaha yg dipilih oleh taksi/ojek online bersinggungan langsung dengan periuk nasi pelaku usaha yg sudah lama eksis di dunia nyata tsb. Sehingha terjadilah konflik sosial.

Nah, sebenarnya "bisnis" apa sih dibalik taksi/ojek online ini, yg tadi saya juga sebutkan sudah lama ada di dunia maya?
Inilah "bisnis" nya:

Saya terjun ke usaha BAKSO BERBASIS APLIKASI. Harga bakso per porsi saya tetapkan Rp 4000. Cost produksi Rp. 8000.
Saya tidak mau rugi. Saya bikin usaha tujuannya nyari untung. Bagaimana caranya saya bisa untung dgn jualan bakso si bawah harga produksi?

Caranya:

Tahun pertama
Saya butuh modal 1 milyar. Saya cari investor yg mau invest 1 M. Sebagaimana investor umumnya yg juga bertujuan nyari untung, maka utk menarik minat mereka saya tawarkan keuntungan 20%. Artinya, saya akan kembalikan uang investor pada akhir tahun sebesar 1,2 M.
Investor dapat.
Dari 1 M, 200jt masuk kantong saya pribadi, sisanya 100jt utk modal bakso. 700 jt sisanya utk pasang iklan secara masif di tv.

Tahun kedua.
Saya punya kewajiban mengembalikan 1,2 M ke investor tahun pertama.
Darimana saya dapat uangnya, sementara bisnis bakso saya tidak mendatangkan untung? Ingat, saya jual bakso jauh di bawah harga produksi.
Caranya. Saya cari lagi investor yg mau invest 2 M. Saja janjikan keuntungan 20%. Artinya di akhir tahun kedua saya akan kembalikan 2,4 M.
Investor dapat.
Dari 2 M:
1,2 utk mengembalikan uang investor tahun pertama.
200 jt masuk kantong pribadi
100 jt utk modal bakso
500 jt utk jor2an pasang iklan lagi di tv.

Tahun ketiga, keempat dan kelima saya ulang2 lagi caranya.

Pada tahun ke 6, saya jual usaha saya seharga 100 M ke perusahaan internasional.
Atau jika saya tidak jual, saya masuk ke bursa saham, melakukan IPO. Karena usaha saya sudah banyak dikenal, maka tidak susah bagi saya menjual saham saya. Bahkan bisa jadi dalam waktu singkat harga saham perdana saya bisa berlipat ganda. Apalagi jika ada yg menggoreng saham saya.

Dari situlah saya dapat untung besar. Jadi bukan dari jualan bakso!
Soal banyak pedagang bakso gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan usaha saya, itu bukan urusan saya! Hahahaha
Mungkin ada yg tanya? Kok ada investor yg mau invest padahal pasti sebelumnya mereka mempelajari detail proposal bisnis saya dan pasti mereka tahu saya jualan di bawah cost produksi?

Jawabnya:
1. Saya berhasil meyakinkan mereka bahwa setelah beberapa bulan saya akan ganti strategi sehingga usaha saya akan mendatangkan untung berlipat. Investor tahun pertama akan lebih susah diyakinkan daripada investor tahun berikutnya. Tapi investor tahun berikutnya akan lebih mudah diyakinkan dengan adanya testimoni dari investor tahun2 sebelumnya.
Atau...
2. Mereka adalah investor "hitam" yg butuh tempat money laundering. Apa artinya membuang uang 1 M jika bisa memutihkan uang 10 M dalam bentuk "profit" rekayasa dari jualan bakso. Apalagi jika bisa IPO.
Inilah hakikat "bisnis" saya.
------
Disclaimer:
- Tulisan saya bukan bertujuan mengajarkan model "bisnis" di atas. Saya tidak bertanggung jawab jika ada yg terinspirasi utk menjalankan model "bisnis" di atas beserta segala kerugian yg akan dialami oleh siapapun.
- Saya pribadi mengecam model "bisnis" seperti ini dan menganggapnya sebagai money game dan fraud.
- Jika ada kesamaan nama dan pelaku dalam tulisan ini dgn nama dan pelaku di dunia nyata, maka itu adalah kebetulan belaka

Adversity Quotient

Pernah mencoba membetulkan keran sendiri? Pasang bohlam?
Ganti ban motor atau mobil yang bocor di jalan?
Me-lem sesuatu yang sdh terlanjur patah?
Membuka botol kaca yang allahuakbar sangat susah di buka?

Memasak sambil menggendong anak bahkan di sambi lg dg naro pakaian kotor ke mesin cuci?
Nyetrika sambil bcr dg mertua di telfon dan kaki menggoyang2kan bouncer agar bayi tidak bangun dan nangis tanpa henti?

Hidup ini penuh masalah, cobaan, kesulitan, tantangan
dan pekerjaan susah yang kadang mau gk mau hrs kita kerjakan.


Di Indonesia enak. Tkg ledeng terjangkau, pembantu ada, supir banyak yang pny.
Yang pernah (atau masih) tinggal di negara maju tau betul bahwa pelayan dan pelayanan itu diluar jangkauan dompet kita pada umumnya.
Lha yang bekerja aja belum tentu bisa membayar mereka,
apalagi yang keluar negri nya untuk ngejar s3

Kita gk tau anak kita terlempar di bagian bumi Allah yang mana nanti,
izinkan dia belajar menyelesaikan masalahnya sndiri.
Jangan memainkan semua peran, ya jd ibu, ya jd koki, ya jd tkg cuci.
ya jd ayah, ya jadi tukang ledeng, ya jadi pengemudi.
anda bukan anggota tim SAR, anak anda tidak dalam keadaan bahaya,
berhentilah memberikan bantuan bahkan ketika sinyal S.O.S nya tdk ada
Jangan mencoba untuk membantu dan memperbaiki semuanya.

Anak ngeluh sdikit krn itu puzzle gk bisa nyambung mjd satu, ‘sini..ayah bantu’.
botol minum ditutup rapatnya sdikit susah, ‘sini.. mama saja’.
Sepatu bertali lama di ikat, sekolah sdh hampir telat ..‘biar ayah aja deh yang kerjain’,
kecipratan minyak sedikit ‘udah sini, kentangnya mama aja yang gorengin’.

Kapan anaknya bisa? Jgn kan di luar negri, di Indonesia sj pembantu sdh smakin langka.
Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, apa yang tjd ketika bencana benar2 tiba?

Berikan anak-anak kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.
Kemampuan menangani stress, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi itu ketrampilan yang wajib di miliki.
Yang namanya ketrampilan, untuk bisa terampil, ya hrs di latih.
Kalau tanpa latihan, trs di harapkan simsalabim mereka jd bisa sendiri? O-EM-JI!

Kemampuan menyelesaikan masalah
dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah
bisa berdampak sampai puluhan tahun ke dpn.

Bkn saja bisa membuat seseorang lulus skolah tinggi,
tapi juga lulus melewati ujian badai2 pernikahan

Tampaknya sepele sekarang..scr apa salahnya sih kita bantu?
Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitannya, dia akan menjadi ringkih .. dan mudah layu.

Susah sedikit..bantuan diminta.
Berantem sedikit ya sdh lah, cerai saja.
Sakit sedikit ngeluhnya warbyasa,
masalah sdikit..bisa jd gila.

Kalau anda menghabiskan banyak waktu, perhatian dan uang untuk IQnya,
habiskan hal yang sama untuk AQ nya juga.
AQ ? Apa itu? Adversity Quotient.
Adversity quotient menurut Paul G. Stoltz dalam bukunya yg berjudul sama, adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.
Bukannya kecerdasan ini yg jd lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?

Bukankah itu yang di miliki Nabi Nuh hingga tidak menyerah dalam dakwah beratus tahun lamanya?
Atau nabi Yusuf yang mengalami banyak cobaan dalam hidupnya?
Dan nabi Ayyub yang terkenal karena kesabarannya menghadapi masalah?
Dan nabi Muhammad ketika ujian2 menimpa?

Perasaan mampu melewati ujian juga luar biasa nikmatnya. Merasa bisa menyelesaikan masalah, mulai dari yang sederhana sampai yang susah, membuat diri semakin percaya
Bahwa minta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tdk lagi bisa
Setelah di coba berkali-kali, berulang-ulang, tdk menyerah dalam waktu yang lama.

So izinkan anak anda melewati kesusahan.
Gak papa sedikit luka, sedikit nangis, sedikit kecewa, sedikit telat dan sedikit kehujanan

Akui kesulitan yang sedang dia hadapi,
Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan, ajari menangani frustrasi,

Kalau anda selalu jadi ibu peri, apa yang terjadi jika anda tdk bernafas lagi esok hari?
Bisa-bisa anak anda ikut mati.
Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
ketika melihat anak sndiri susah, sakit dan sedih
Apalagi dg menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi, jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sndiri

Tapi hidup penuh dengan ketidakenakan.
Dan mereka harus bisa bertahan.
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang tidak selalu bisa kita hindarkan.

"Permata hanyalah arang... yang bisa melewati tekanan dengan sangat baik" -Unknown.

-Sarra Risman-

Taxi online adalah Sharing Ekonomi, Benarkah?

Taxi online adalah Sharing Ekonomi yang akan menggusur kapitalisme, benarkah?

Ulasan Happy Trenggono, penggagas Beli Indonesia, tentang Taxi Online : 

Ketika demo besar besaran sopir Taxi di Jakarta. Sopir saya ngobrol dengan temannya yang melihat  iring iringan mobil RI 1 masuk ke jalan jalan kecil di sekitar jl Sriwijaya Jakarta Selatan. Dia bertanya tanya, kenapa Presiden harus melipir ke jalan jalan kecil?

Demo di Jakarta telah memunculkan perdebatan panjang antara yang pro, kontra dan yang bingung, tidak ketemu benang merah yang jelas dalam persoalan taxi online ini.
Semua pembicaraan mengarah  kepada teknologi, tak kurang seorang Profesor yang juga bintang iklan jamu dari Universitas ternama ibu kota bergegas turun tangan menjelaskan dengan berbagai teori ekonominya, intinya agar masyarakat jangan protes dan sambutlah perubahan. Kata Profesor, ini adalah sharing ekonomi yang akan menjungkalkan kapitalisme. Wow!!!

Sebelum ribut para sopir taxi demo masyarakat  dibuat kagum dengan prestasi Gojek, Ojek yang juga berbasis aplikasi  online.
Tak kurang Pemerintah mengapresiasi dengan setinggi langit, pengusahanya dibawa keliling dunia utk dipamerkan sebagai prestasi bangsa.
Di ujung sana, kelahiran Gojek membawa petaka bagi para pengojek. Gojek dengan kekuatan kapitalnya mensubsidi tarif ojek dengan biaya jauh dekat hanya Rp 10.000 selama berbulan bulan. Hasilnya bisa kita tebak, tidak ada yang mau pakai ojek biasa, kenapa harus bayar 50.000 kalau bisa bayar 10.000?
Gojek mensubsidi tarif karena tidak mengharapkan uang dari tarif, tapi dari capital market, dengan cara menaikkan nilai bisnisnya. Gojek lebih peduli dengan jumlah transaksi daripada jumlah nilai per transaksi. Karena jumlah transaksinya yg akan dihargai investor.
Mudah diterka, akhir cerita Gojek akan jual sahamnya dengan harga selangit. Bahwa setelah itu tarifnya dia kembalikan normal, itu suka suka dia, kalau perlu tarif lebih tinggi. Sementara ojek biasa, angkutan umum, bahkan taxi sudah berguguran karena langkah Gojek.

Ada hal yang sama antara kasus Gojek dan Taxi Uber, bahwa dibalik mereka adalah investor asing yang tidak peduli dengan perekonomian rakyat!
Bisa dibayangkan urusan tarif ojek dan taxi bisa ditentukan asing?

Jadi dimana kebenaran teori bahwa ini adalah sharing ekonomi yang akan menggusur kapitalisme? Dibelakangnya justru kapitalisme!

Bung Karno pada tahun 1930 sudah mengingatkan tentang bahaya  kapitalisme. Pada saat itu belum banyak orang pintar di negeri ini.

Perekonomian rakyat akan mati jika kapitalisme tidak dikendalikan.
Kapital kita perlukan untuk membangun, tapi kapitalisme harus kita lawan.

Hari ini kapitalisme setiap hari menggusur perekonomian rakyat.
Kita lihat peternak peternak ayam di Cianjur dan Sukabumi gulung tikar karena di kampungnya sudah hadir peternak baru dengan modal hingga trilyun rupiah dari Thailand, China, Malaysia bahkan Korea.
Petani di Subang harus bersiap jadi kuli karena investor dari China menanam padi dengan investasi juga trilyun rupiah.
Pedagang warung kecil sudah lama tutup karena digusur minimarket.
Sekarang tukang ojek dan tukang taxipun bergelimpangan.
Bukankah aneh negeri ini, di tengah naiknya berbagai harga kebutuhan pokok di konsumen, harga jual di petani justru hancur. Siapa yang bertanggung jawab dibalik semua persoalan itu?

Benarkah semua itu harus kita  terima apa adanya sebagai sebuah perubahan?
Dimana peran pemerintah?

Sang Profesor rupanya sudah keblinger. Merasionalkan dengan segudang teori tapi mengaburkan persoalan yang fundamental bagi rakyat.

Tidak ada yang baru dalam ekonomi, tidak ada yang baru dalam kapitalisme, dari dulu hingga sekarang kapitalisme hidup dengan cara menghisap darah rakyat!

Masalahnya terbesarnya, Presiden seperti biasa akan menunggu nunggu dulu, kemana kira kira angin bertiup sebelum ambil keputusan lambatnya.

Bukan tidak mungkin, kalau Presiden selalu memutuskan hanya dengan pertimbangan popularitas, tidak benar benar peduli nasib rakyat, maka tidak hanya akan dipaksa melipir lewat jalan jalan kecil, tapi akan dipaksa keluar dari istana.

Gerakan Beli Indonesia

#BeliIndonesia

Pepatah bahasa Sunda

Ieu Bisi Hoyong Apal Saeutik Papatah Kolot Sunda :
( Hapal sedikit pepatah dari orang tua sunda )
* Ngeduk cikur kedah mihatur nyokel jahé kedah micarék ( Nggak boleh korupsi, maling, nilep, dsb… kalo mo ngambil sesuatu harus seijin yg punya )


* Sacangreud pageuh sagolek pangkék ( Menepati janji & Consitent)

* Ulah lunca linci luncat mulang udar tina tali gadang, omat ulah lali tina purwadaksina ( harus mengikuti etika yang ada )

* Nyaur kudu diukur nyabda kudu di unggang ( berbicara harus tepat, jelas, bermakna.. tidak asbun ).

* Kudu hadé gogog hadé tagog ( harus consitent dengan perilakunya )

* Kudu silih asih, silih asah jeung silih asuh ( harus saling mencintai, memberi nasihat dan mengayomi ).

* Ulah ngaliarkeun taleus ateul (jangan menyebarkan isu hoax, memfitnah, dsb).

* Bengkung ngariung bongok ngaronyok ( kompak dalam hal menghadapi kesulitan/ masalah harus di selesaikan bersama).

* Bobot pangayun timbang taraju ( semua yang dilakukan harus penuh pertimbangan )

* Lain palid ku cikiih lain datang ku cileuncang ( harus ada tujuan yg jelas sebelum melangkah ).

*  Kudu nepi memeh indit ( make sure semuanya di prepare dulu).

* Tarajé nangeuh dulang tinandé ( setiap tugas harus dilaksanakan dengan baik dan benar ).

* Ulah pagiri- giri calik, pagirang- girang tampian ( jangan berebut kekuasaan ).

* Ulah ngukur baju sasereg awak ( jangan melihat dari hanya kaca mata sendiri ).

* Ulah nyaliksik ku buuk leutik ( jangan memperalat yang lemah )

*  Ulah kéok méméh dipacok ( Ksatria, jangan mundur sebelum berupaya keras ).

* Kudu bisa kabulu kabalé ( Gawul, kemana aja bisa menyesuaikan diri )

* Mun teu ngoprék moal nyapék, mun teu ngakal moal ngakeul, mun teu ngarah moal ngarih ( segalanya harus pakai akal dan harus terus di ulik, di teliti, kalo sudah diteliti dan dijadikan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan ).

*.Cai karacak ninggang batu laun laun jadi legok ( semangat pantang mundur )

*.Neangan luang ti papada urang (Belajar mencari pengetahuan dari pengalaman orang lain)

*.Nu lain kudu dilainkeun nu enya kudu dienyakeun ( speak the truth nothing but the truth ).

* Kudu paheuyeuk- heuyeuk leungeun paantay-antay tangan (saling bekerjasama membangun kemitraan yang kuat).

*.Ulah taluk pédah jauh tong hoream pédah anggang jauh kudu dijugjug anggang kudu ditéang ( maju terus pantang mundur ).

* Ka cai jadi saleuwi kadarat jadi salogak ( Kompak / team work )

Sakitu heula ... Kenging ti tatanggi sapalih

Mistik Suku Batak

Seberapa Hebatkah Mistik Bangsa Batak?

Mungkin sampai saya mati, Tragedi Sigumoang (Begu Ganjang) tidak akan pernah lepas dari memori saya. Masih belum usang cerita tahun 2000 di Pakkat, kampung saya, tentang suami istri yg dibantai oleh masyarakat secara sadis sampai mati di Tugu Simpang 4 Pasar Kecamatan Pakkat.

Pernah saya punya niat menulis buku tentang Sigumoang, tetapi banyak org tua melarang keras, termasuk Almarhum Op. Berlian (Raja Purba di Pakkat).

Nah, baru2 ini ada seorang sahabat yg bertanya kepada saya, "Seberapa Hebat Mistik Orang Batak"? Tidak sulit menjawab pertanyaan ini. Hanya ilmu org Batak yang bisa lewat laut, ujarku. Karena memang begitulah kenyataanya. Mistik batak adalah Mistis yang Sungguh sulit diungkapkan dan misterius.

Dapat terbukti ketika Prof. Sorimangaraja Sitanggang menjadi Ketua Paranormal Sedunia (dinobatkan tahun 2006 di German), di mana  Voodoo sekalipun dapat ditaklukkanya, dan mereka menjadi muridnya.  Artinya, jika kita ingin membahas mistik Batak maka  kita harus  berbicara tentang keterlibatan leluhur dalam wujud roh di tengah-tengah kehidupan bangsa Batak sekarang. Kita misalkan saja Sorimangaraja yang bisa menjalin komunikasi dengan 25 roh nenek moyang Batak.

Ketika jawaban di atas, saya posting di account FB, semakin banyak komentar muncul karena ketidak puasan teman-teman. Maka catatan kecil inilah jawabannya: Selamat membaca dongan-dongan.

Masyarakat Rumpun Batak, dahulu, menggunakan tulisan hanya untuk:

Ilmu Supranatural (Hadatuon)Surat (kebanyakan bentuk surat ancaman)Bagi Orang Karo, simalungun dan Angkola-Mandailing, ada ditemukan karya Sastra berbentuk Ratapan (Orang Karo menyebutnya Bilang-Bilang, Simalungun: Suman-Suman, Angkola-Mandailing: Andung), Karya Sastra berbentuk ratapan ini biasa ditulis pada wadah bambu atau lidi tenun.

Prihal ilmu Supranatural (Hadatuon), dalam Pustaha Laklak bisa kita kelompokkan berbagai Ilmu-Ilmu Supranatural Batak, sbb:

PangulubalangTunggal PanaluanPamunu TandukPamodilan/TembakGadamPagarSarang TimahSimboraSongonPiluk2Tamba TuaDormaParanggironPorsiliAmbanganPamapai Ulu-uluRamalan Perbintangan (Pormesa na Sampulu Duwa, Panggorda na Ualu, Pehu na Pitu, Pormamis na Lima, Tajom Burik, Panei na Bolon, Porhalaan, Ari Rojang, Ari na Pitu, Sitiga Bulan, Katika Johor, Pangarambui,dll)Ramalan memakai Binatang (Aji Nangkapiring, Manuk Gantung, Aji Payung, Porbuhitan, Gorak-gorahan Sibarobat,dll)Ramalan Rambu Siporhas, Panambuhi, Pormunian, Partimusan, Hariara masundung di langit, Parsopouan, Tondung, Rasiyan, dll

Banyak kita temukan ilmu untuk menyerang musuh dan santet bisa dalam bentuk racun ataupun ilmu lainnya. Kita contohkan saja:

Pangulubalang: yaitu washilah yang dijadikan hulubalang Sang Datu (Dukun) untuk menghancurkan musuh dan mahluk gaib lainnya. Seorangg anak kecil diculik, lalu diasuh oleh si Datu. Segala maunya dituruti asal bisa patuh. Pada saat yang ditentukan, kemudian sianak dikorbankan, dengan cara dimasukkan kedalam mulutnya berupa cairan timah yang mendidih. Kemudian mayatnya dipotong-potong dan dicampur dengan beberapa ramuan dan dibiarkan membusuk. Air fermentasi yang keluar dari mayat anak tadi disimpan didalam cawan, lalu sisanya dibakar untuk mendapatkan abunya. Untuk memanggil Sianak yang sudah dikorbankan tadi, disiapkanlah patung. Patung inilah yg disebut Pangulubalang. Patung ini berfungsi untuk penolak bala, sedang datu bisa memanfaatkannya untuk disuruh menyerang musuh, berupa santet.Tunggal Panaluan: berupa tongkat sakti yang dimiliki Datu-datu Batak, diyakini bahwa tongkat ini hidup dan bisa disuruh.Pamuni/Pembunuh Tanduk: ilmu yg berfungsi untuk menetralkan ilmu kiriman lawan. bisa juga digunakan untuk menyerang musuh. ini berupa tanduk.Pamodilan/Tembak: adalah ilmu yg digunakan untuk menembak musuh baik dengan menggunakan senjata (bodil) maupun dengan syarat atau tabas-tabas (mantra) tanpa menggunakan senjata.Gadam ilmu racun sehingga kulit musuh akan seperti penderita kusta.Pagar/Penolak Bala: Okultisme Batak ini, dibuat dari berbagai bahan dengan waktu dan cara pembuatannya yg sangat mengikuti prosesi ritual. Biasanya menggunakan ayam, lalu bahan dibawa ke tempat yang dianggap keramat (sombaon, sinumbah). Dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk membuat ramuan Pagar ini. Ramuan ditumbuk halus seperti pasta atau bubuk yg disimpan dalam Naga Morsarang (tanduk kerbau yg berukir). “Pagar hami so hona begu so hona aji ni halak”, ini contoh tabas (mantra) yang digunakan. Penggunaan penolak bala ini, biasanya diberikan pada pasien perorangan ataupun kolektif, seperti; Pagar Panganon (Ilmu tolak bala berupa makanan yg wajib dimakan pasien), Pagar Sihuntion (dijunjung atau digantung oleh perempuan hamil), Pagar ni halang ulu modom ( Digantung didekat tempat tidur org yg sakit), Pagar Sada bagas (Tolak bala sekeluarga), Pagar Sada huta (Ruwatan Kampung).Azimat: Dulu Orang Batak akan lebih ‘pede’ jika pakai jimat. Kontribusi Aceh, Melayu Sumatera Timur dan Minangkabau sangat besar terhadap keberadaan jimat bagi Orang Batak. Simbora adalah azimat asli Batak yang terbuat dari timah hitam. Selain itu, kita temukan juga azimat dari gigi binatang; seperti harimau, beruang. Ada juga jimat agar tidak mempan peluru yg biasa terbuat dari tulang kerbau yg dirajahi; azimat ini disebut Sarang Bodil atau Sarang Tima.Songo/Pohung/Piluk-Pilukadalah sejenis patung (gana-gana) yang diletakkan di ladang untuk melindungi dari pencuri. “Surung ma ho Batara Pangulubalang ni pohungku, ama ni pungpung jari-jari, ina ni pungpung jari-jari, Batara si pungpung jari. Surung pamungpung ma jari-jari ni sitangko sinuanku onon, surung bunu”, ini adalah mantra (tabas) Pohung agar pencuri menjadi lumpuh jari-jarinya, bahkan mati.

Tukkot Tunggal Panaluan & Pinggan yg biasa dipergunakan leluhur Batak untuk wadah makanan adat atau kepentingan hadatuon; memang bayak yg sudah beralih tangan ke pihak luar. bukan itu saja, pustaha laklak jg banyak beralih tangan kepemilikannya.

Ada cara supranatural Batak untuk mengembalikan harta leluhur. Orang Batak sangat menghormati para leluhur; makanya dalam sejarah-sejarah Batak, sering terjadi pengkaburan, akibat orang Batak tidak ingin ada sebuah fase yang dianggap jelek yangg berhubungan dengan leluhurnya.

Adong pardomuan ni halak na mangolu dohot angka na mate (Ada interaksi antara yg hidup dengan yg sudah wafat). Orang Batak menganggap bahwa, interaksi ini memiliki pengaruh yag besar baik bagi manusia yang hidup, maupun bagi roh-roh orang mati.
Pada masyarakat Batak (Toba) dikenal 8 tingkat kematian. Dari yang terendah:

Pertama, Mate Tarposo (Mati dalam kandungan atau saat masih bayi).Kedua, Mate Poso (Mati kanak-kanak dan sebelum kimpoi).Ketiga, Mate Pupur (Mati tua tanpa pernah kimpoi).Keempat, Mate Punu (Mati sesudah kimpoi, tidak punya anak).Kelima, Mate Mangkar (Mati setelah ada anak yang kimpoi, tetapi belum punya cucu).Keenam, Mate Sarimatua (Mati sudah punya cucu, tetapi masih ada anaknya yang belum kimpoi).Ketujuh, Mate Saurmatua (Mati setelah semua anak kimpoi dan mempunyai cucu).Kedelapan, Mate Mauli Bulung (Mati setelah cucunya sudah punya cucu lagi dan status sosialnya baik serta tak ada seorang pun dari keturunannya meninggal mendahuluinya). Mulai dari Mate Tarposo hingga Mate Punu dapat dikatakan tidak dilakukan acara adat yang berarti, karena hal itu dianggap belum lengkap kehidupan seseorang. Acara adat dilakukan dan akan semakin besar serta memakan waktu lama dimulai dari jenis Mate Mangkar hingga kepada Mate Mauli Bulung.

Penghormatan terhadap seorang leluhur yang berada di alam baka dapat kita lihat melalui bentuk kuburan yang ada. Bagi orang Batak (Toba), kuburan terdiri dari tiga jenis yaitu:

Kuburan umum tempat pemakaman satu kampung (Huta).Disebut “Tambak” berupa tanah yang ditinggikan di atas kuburan seorang yang mati dalam peringkat Sarimatua/Saurmatua. Tanah yang ditinggikan tersebut terdapat rumput manis, diletakkan secara terbalik, bertingkat tiga, lima, tujuh. Di atas tanah yang ditinggikan itu ditanam pohon Hariara/Beringin atau Bintatar sebagai pertanda. Dengan berbagai variasi yang berkembang kemudian, Tambak digunakan sebagai pusara bagi keluarga atau marga dan biasanya dibangun di kampung asal (Bona Pasogit).Tugu sebagai monumen, pembangunannya berkembang secara besar-besaran setelah Tugu Raja Sisingamangaraja XII dibuat. Tugu biasanya dibangun untuk persatuan marga di bona pasogit (kampung asal) dan di dalamnya terdapat tulang belulang leluhur dengan ritual Mangokkal Holi atau menggali dan memindahkan tulang belulang.

NB: sampai skrg Pangulubalang masih ada di Tukka (kecamatan Pakkat, Humbahas. Sumatera Utara) yg menjadi artifak atas nama Marga Marpaung. Artifak ini pernah hendak dicuri oleh pendatang dengan tujuan bisnis ratusan juta rupiah @ artifak. pencurian ini gagal dengan cara yang cukup mistis. menurut cerita yang beredar di masyarakat Pakkat, artifak ini tidak mau dibawa keluar dari Pakkat dan bergerak dengan sendirinya.

SUMBER

Catatan: Tulisan ini hanya kutipan artikel dan opini pribadi dalam suatu blog, jangan pernah menjadikannya sebagi patokan dalam mempercayai hal-hal yang berbau mistis. Jadikanlah sebagai penambah wawasan dalam menjalani kehidupan yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

http://www.tobatabo.com/355+seberapa-hebatkah-mistik-bangsa-batak.htm

Mencari Halaman Pertama tiap Juz di Al-Quran

Nah...skrg sy posting cara mudah buat mencari halaman pertama setiap Juz dlm al Qur'an.
Kita ketahui al Qur'an cukup tebal.
Jika kita sdg menghafal al qur'an dan mencari Juz tertentu, untuk membuka lembaran halaman akan makan waktu sdgkan kita maunya cepet ketemu berada di halaman brp...


Ini dia cara mudah dan cepat untuk mencari halaman Surat dlm al Qur'an..!!!

Al-Quran merupakan warisan Rasulullah buat kita semua sbg umatnya.

Ada 2(dua) benda yg Nabi Muhammad saw tinggalkan buat kita, yaitu Al-Quran dan juga Sunnah utk kita amalkan.

Pahala paling nikmat adalah melalui pembacaan Al-Quran kerena setiap huruf diberikan 10 pahala, tambahan pula Al_Quran adalah kalam Allah (dtg dari Allah sendiri bukan diciptakan manusia).

Tips yg ingin kita share ini adalah cara mudah utk mencari halaman pertama surat setiap juz Al-Quran.

Memang menakjubkan kerena hanya dengan menggunakan formula mathematic yg sederhana, kita dapat tahu halaman pertama surat setiap juz Al-Quran.

Mari kita coba sama-sama...

Contoh 1 Jika kitaingin mengetahui Juz 5 itu berada di halaman berapa?

Caranya :
5-1 = 4;
Hasilnya (4 perlu dikalikan dengan 2 jadi 4 x 2 = 8);
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi;
Jadi, juz 5 berada pada halaman 82

Sekarang lihat pada al Qur'an, betulkah Juz 5 itu berada pada halaman 82 ??. Menarik bukan?

Contoh 2 Jika anda ingin mengetahui Juz10 itu berada di halaman berapa?

Caranya :
10-1 = 9,
Hasilnya (9 perlu dikalikan dengan 2 jadi 9 x 2 = 18
Letakkan angka 2 setelah jawaban tadi.
Jadi, juz10 berada pada halaman 182.

Contoh 3 Jika anda ingin mengetahui Juz 23 di halaman berapa?

Caranya :
23-1 = 22;
Hasilnya (22 perlu dikalikan dengan 2 jadi 22 x 2 = 44)
Letakkan angka 2 setelah jawaban tsb.
Jadi, juz 23 berada pada halaman 442.

Subhanallah, menakjubkan bukan??
Mari kita sama2 bagikan kpd yg lain, agar spy kita sama2 mendapat pahala...

Selamat mencoba....

Tuesday, March 29, 2016

Perbedaan Utang (qardh) dengan Kerjasama (Mudhorobah; Musyarokah)

Yang masih bingung antara hutang piutang (qardh) n kerjasama (mudhorobah;musyarokah), silahkan disimak ilustrasi berikut:

▶▶▶▶

👳🏽 Gimana kabarnya mbak?
🙎🏻 Sehat dek, alhamdulillah.

👳🏽 Ini saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
🙎🏻 Apa apa dek...apa yang bisa tak bantu.

👳🏽 Anu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
🙎🏻 Dua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?

👳🏽Tambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
🙎🏻 Mmm..mau dikembalikan kapan ya?

👳🏽 InsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
🙎🏻 Gitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.

👳🏽 Wah, terimakasih mbak.
🙎🏻 Ini nanti mbak dapat bagian dek?

👳🏽 Bagian apa ya mbak?
🙎🏻 Ya kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih
pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan?
*tersenyum penuh arti*

👳🏽 Oh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak.
🙎🏻Besarannya bisa kita bicarakan.
Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.

👳🏽 Tapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
🙎🏻 Iyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.

👳🏽Bukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
🙎🏻Maksudnya??

👳🏽Jadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya
tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu. Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha
saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau
merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya
tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.

🙎🏻Waduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang
utuh, dapat bunga pula.

👳🏽Itulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.


🙎🏻Tapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap
bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku
kembali 10juta+400ribu.

👳🏽Itu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan.Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.

Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?

🙎🏻Dia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.

👳🏽Meski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.

🙎🏻Waduh...syariat kok ribet bener ya.

👳🏽Ya karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak.hehe.

🙎🏻Hmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.

👳🏽Iya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah
mbak tetap ada hasil berupa pahala.
Amiiin..

▶▶▶▶▶▶

Kl cuma bicara anti riba.... burung beopun juga bisa.

Kl cuma diskusi masalh ekonomi umat... ngbrol sama balita yg baru belajar bicara jauh lebih menarik.

Ayuuu hidupkan ekonomi mikro.. berikan pancingan bukan ikan.

investasi dunia akhirat

Notes : perhatikan dlm bisnis akad kerjasama kah?? Atau akad peminjaman uang.. ini 2 hukum islam yg berbeda dn efeknya pun di dunia dan akhirat juga berbeda.

“… Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS.Al-baqarah:275)

Sebenarnya apa sih tujuan islam melarang riba? Seharusnya khan asal saling sepakat, saling rela, tidak kena dosa?

Hukum islam itu dibuat untuk mengatur agar manusia mendapatkan kemaslahatan sebesar-besarnya tanpa manusia merugikan siapapun sekecil-kecilnya.

Mari kita bahas contoh LABA dan RIBA agar anda mudah untuk memahami dengan bahasa yang umum:

1. Saya membeli sebuah sepeda motor Rp. 10 Juta dan saya hendak menjual dengan mengambil untung dengan bunga 1% perbulan untuk jangka waktu pembayaran 1 tahun.
Transaksi seperti ini tergolong transaksi RIBAWI.

2. Saya membeli sepeda motor Rp. 10 juta, dan saya hendak menjual secara kredit selama setahun dengan harga Rp. 11.200.000,-. Transaksi ini termasuk transaksi SYARIAH.

Apa bedanya? Khan kalau dihitung2 ketemunya sama Untungnya Rp. 1.200.000?

Mari kita bahas kenapa transaksi pertama riba dan transaksi kedua syar'i.

TRANSAKSI PERTAMA RIBA karena:
1. Tidak ada kepastian harga, karena menggunakan sistem bunga. Misal dalam contoh diatas, bunga 1% perbulan. Jadi ketika dicicilnya disiplin memang ketemunya untungnya adalah Rp. 1.200.000,-. Tapi coba kalau ternyata terjadi keterlambatan pembayaran, misal ternyata anda baru bisa melunasi setelah 15 bulan, maka anda terkena bunganya menjadi 15% alias labanya bertambah menjadi Rp. 1.500.000,-.

Jadi semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk melunasi utang, semakin besar yang harus kita bayarkan.

Bahkan tidak jarang berbagai lembaga leasing ada yang menambahi embel2 DENDA dan BIAYA ADMINISTRASI, maka semakin riba yang kita bayarkan. Belum lagi ada juga yang menerapkan bunga yang tidak terbayar terakumulasi dan bunga ini akhirnya juga berbunga lagi.

2. Sistem riba seperti diatas jelas2 sistem yang menjamin penjual pasti untung dengan merugikan hak dari si pembeli. Padahal namanya bisnis, harus siap untung dan siap rugi.

TRANSAKSI KEDUA SYARIAH karena:
1. Sudah terjadi akad yang jelas, harga yang jelas dan pasti. Misal pada contoh sudah disepakati harga Rp. 11.200.000,- untuk diangsur selama 12 bulan.

2. Misal ternyata si pembeli baru mampu melunasi utangnya pada bulan ke-15, maka harga yang dibayarkan juga masih tetap Rp. 11.200.000,- tidak boleh ditambah. Apalagi diistilahkan biaya administrasi dan denda, ini menjadi tidak diperbolehkan.

Kalau begitu, si penjual jadi rugi waktu dong? Iya, bisnis itu memang harus siap untung siap rugi. Tidak boleh kita pasti untung dan orang lain yang merasakan kerugian.

Nah, ternyata sistem islam itu untuk melindungi semuanya, harus sama hak dan kewajiban antara si pembeli dan si penjual. Sama-sama bisa untung, sama-sama bisa rugi. Jadi kedudukan mereka setara. Bayangkan dengan sistem ribawi, kita sebagai pembeli ada pada posisi yang sangat lemah.

Nah, sudah lebih paham hikmahnya Alloh melarang RIBA?

Kalau menurut anda informasi ini akan bermanfaat untuk anda dan orang lain, silakan share status ini, untuk menebar kebaikan.

Dakwah anda hanya dengan meng-KLIK SHARE/BAGIKAN, maka anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dari share anda, dan juga jika dishare lagi anda akan mendapatkan pahala dari orang yang membaca dari share kawan anda.
Mungkin lebih tepatnya MULTI LEVEL PAHALA, Hehehe

Mudah khan cari pahala? Mudah tapi tak semua yang membaca status ini mau men-share, ada bisikan syetan: "Ga usah dishare, ngapain disuruh share mau aja......"

Iya, memang syetan dengan bisikan halusnya didalam sanubari kita, mengajak untuk malas untuk menebar kebaikan. Ya sudah, ga apa2 kalau anda tidak mau share. Semoga Alloh selalu meridhoi kita semua.

Semoga bermanfaat

Wednesday, March 23, 2016

LOGIKA MENDINGAN

LOGIKA MENDINGAN
Dr. Syamsuddin Arif
Direktur Eksekutif INSISTS


Sering kita dengar pertanyaan maupun pernyataan begini: Mendingan mana, orang Islam tapi pelit atau orang kafir tapi dermawan? Mendingan mana, berkerudung tapi akhlaqnya buruk atau tidak berkerudung tapi akhlaqnya baik? Mendingan mana, pemimpin muslim tapi nggak adil atau pemimpin kafir tapi adil?

Kalau berbentuk pertanyaan: Daripada elu sedekah tapi kagak ikhlas, mendingan gua kagak sedekah tapi ikhlas (!?) Daripada elu shalat tapi kagak khusyu’, mendingan gua kagak shalat tapi khusyu’ (!?) Daripada elu Islam tapi korupsi mendingan gua kafir kagak korupsi (!?). Di balik ucapan-ucapan ini terselip ketidak mengertian yang akut.

Sudah barang tentu, orang Islam lebih baik dari orang orang yang INGKAR walaupun ia pelit. Dan orang Islam yang dermawan lebih baik dari orang Islam yang pelit. Orang INGKAR yang dermawan jelas lebih buruk daripada orang Islam yang tidak dermawan.
Keislaman seseorang tetap lebih tinggi daripada kedermawanan, kebaikan dan keadilan. Hal ini karena keimanan dan keislaman itu esensi, sementara yang lain itu aksesori.

Mementingkan aksesori ketimbang esensi itu sama seperti orang membeli mobil lengkap dengan sistem pendingin udara, media player, spoiler, parking sensor dan sebagainya tapi tidak ada mesin dan rodanya. Mesin dan roda itu esensi, sedang yang lain-lain itu aksesori. Demikian analoginya.

Jadi mau punya Mobil yang nggak ada Mesin dan Rodanya?

Tuntutan demo taxi bias

copas doang nih : Tuntutan demo taxi bias..

Sharing hasil ngobrol sm beberapa driver bb, secara umum apa yg dituntut oleh para pengemudi taxi itu bias kl menurut saya..

1. Penutupan aplikasi
2. Pengenaan pajak/ kir
3. Plat kuning
4. Penyesuaian tarif
5. Regulasi

Mereka ternyata bingung ketika tuntutan mereka itu blunder..

Gini..

1. Pak, kl aplikasi yg ditutup bukan nya bb dan ex juga ada aplikasi nah gmn tuh.. Mereka hanya bilang yah itu dia pak.. Apakah penumpang harus kembali ke jaman dahulu kala harus keluar komplek ke jalan besar hujan2an atau panas2an bawa bayi atau orang tua jika mau naik taxi? Kok primitif sih..

2. Percaya sama saya deh.. dari beberapa taxi bb yg saya naikin pengemudi ga ada yg ngeh bahwa tarif pajak tahunan stnk mereka (taxi) itu hanya sepersepuluh atau seperdelapan dr pajak stnk tahunan mobil uber dan grab.. Iya betul kurleb hanya sepersepuluh atau seperdelapan saja! Cek ajah atau suruh pengemudi taxi yg cek.. Biaya kir sekitar 65rb per 6 bulan. Tetep lebih murah jauh pajak mereka jika dibandingkan total pajak uber dan grab. Pengemudi yg udh2 lgs diem kl kita ajak diskusi spt itu..

3. Plat kuning.. Bb punya goldenbird dan ngetem di bandara dgn parkiran khusus.. Suruh kuningin juga tuh.. Pengemudi kembali nyengir..

4. Penyesuaian tarif.. Pak pengemudi yg baik.. Dgn pajak yg semurah itu harusnya peruzahaan bapak yg menyesuaikan tarif bukan uber atau grab.. Kembali spt biasa pengemudi nyengir 😁

5. Nah kalau regulasi saya setuju Pak pengemudi kl itu tuntutannya. Kl memang Uber dan Grab harus mengikuti aturan yg berlaku di Indonesia. Cuma nda khawatir kl nanti pajak stnk akan sama dengan kendaraan taxi maka tarif mereka bisa lebih murah lagi Pak hehee..

Kebetulan krn pekerjaan sehingga dr senin smp jumat kemarin saya selalu naik bb dan menyempatkan ngobrol ringan dgn pengemudinya sepanjang perjalanan dan hampir semuanya hanya bingung dan nyengir bahkan ujung2nya mereka menyanggah ikut demo.. saya ga ikut demo, itu pengurus dan ada biaya operasional kl pengemudi libur mau ikut demo dari 50 -150ribu. Bb hanya mengeluarkan kendaraan yg berumur 5 thn utk demo kemarin.. Oh ternyata disupport oleh perusahaan toh..

Intinya kl menurut saya pribadi demo mereka adalah titipan dari pengusaha dan stake holder yg merugi akibat kehadiran uber dan grab

Secara aspiratif PPAD yg mendadak exist itu hanya menuntut uber dan grab hangus dr muka bumi.. Mereka intinya takut bersaing dgn Uber dan Grab. Para pengusaha itu panik dgn harga saham2 mereka yg semakin menurun dan tergerus..

Kl mau berkaca, seharusnya taxi menurunkan tarifnya. Jgn mencoba melawan jaman yg semakin maju dan canggih dgn menjadi primitif.. Tapi lebih agar dpt bersaing kembali di pazar modern dan teknologi yg cianggih ini.. berinovasi itulah saat ini menurut saya yg paling tepat dalam bersaing di era ini..

Harapan saya,kalau memang pengemudi tdk mengetahui akan tujuan demo sebenarnya, semoga sedikit coretan ini bisa menjadikan mereka lebih paham apakah mereka menjadi alat atau murni menyalurkan aspirasinya..😊

#sekedar curhat dgn pemahaman minim saya saja..

Politik para pengusaha yg mengatasnamakan kesejahteraan driver...

ISLAM YANG DICURIGAI, ISLAM YANG MENYEJUKKAN

ISLAM YANG DICURIGAI, ISLAM YANG MENYEJUKKAN ....


Kisah Inspiratif dari Indonesia, bacalah sampai tuntas! 👍

Elizabeth Gilbert(penulis Eat Pray and Love)


Siapa sangka Elizabeth Gilbert, penulis novel Eat, Pray, Love, punya kisah lain tentang Indonesia yang tidak pernah diceritakannya. Kisah ini adalah bukti kalau Indonesia bisa menjadi inspirasi para wisatawan dunia.

Sudah banyak traveler membaca novel Eat, Pray, Love, tentang bagaimana sang penulis mendapatkan pencerahan hidup. Novel yang sudah difilmkan dengan aktris Julia Robert ini juga sukses mendongkrak pariwisata Bali.

Namun, ternyata Elizabeth masih menyimpan kisah yang tidak terungkap dalam novelnya. Dia menulis sendiri kisah ini untuk Conde Nast Traveler pada edisi 1 Maret 2016. Kenapa kisah ini baru diungkap sekarang?

Begini ceritanya:

Elizabeth mengungkapkan ujung petualangannya di Indonesia bukanlah Bali. Dia pergi sampai ke sebuah pulau terpencil di arah timur Bali. Dia tidak menyebutkan pulaunya, namun diduga ini ada di NTB karena dia menyebutkan alat transportasi di pulau itu hanya perahu dan kereta kuda.

Judul artikelnya adalah Elizabeth Gilbert's Life-Changing Story from Indonesia (That You Haven't Heard).

Seperti judulnya, dia mengatakan di pulau nelayan terpencil ini, pandangan hidupnya berubah. Seperti kita tahu, Elizabeth traveling di dunia karena hidupnya mengalami depresi berat.

Di pulau ini dia menyewa rumah bambu, dan melewati hari-hari galaunya dengan jalan kaki keliling pulau pada pagi dan sore hari. Elizabeth banyak menangis sepanjang tinggal di sini, pada awalnya.

Ketika dia jalan kaki keliling pulau, dia selalu melewati rumah seorang nelayan muslim yang istrinya berjilbab. Sang istri selalu tersenyum ketika Elizabeth lewat, bahkan belakangan seperti menunggu Elizabeth lewat setiap hari. Dia tak berbahasa Inggris, Elizabeth pun tak bisa bahasa Indonesia.

Suatu ketika Elizabeth sakit parah berhari-hari di rumah bambunya. Dia sedih sekali karena tidak ada seorangpun yang dia kenal di pulau ini. Bahkan dia hidup tanpa jaringan internet sehingga para sahabatnya pun tidak tahu nasibnya.

Dalam keputusasaan itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Muncul sang istri nelayan. Dengan bahasa yang tidak Elizabeth pahami perempuan itu memeriksa kondisi tubuh dirinya yang sakit. Dia pergi sebentar lantas kembali membawa nasi dan tumbuhan obat.

Perempuan itu menemani Elizabeth makan dan memeluknya akrab. Perempuan ini tahu Elizabeth dalam masalah karena tidak muncul berkeliling pulau seperti biasa. Elizabeth sungguh tak menyangka perempuan ini begitu penuh perhatian dengan dirinya.

Di titik itu Elizabeth menyadari kesalahannya selama ini. Masalah hidup membuat dirinya mengisolasi diri. Padahal yang dia butuhkan adalah hubungan dengan orang lain.

"Dia tidak hanya menyembuhkan saya, tapi mengajari saya ini: jangan sendirian dan jangan sombong. Lihat orang lain dan biarkan diri kamu terlihat oleh orang lain. Bantu orang lain dan biarkan diri kamu dibantu orang lain. Buat kontak dan terbuka untuk kebaikan orang lain," kata Elizabeth.

Nah, kenapa Elizabeth baru cerita soal ini sekarang? Pertama, menurut dia, sejak tragedi September 11, banyak orang takut dengan Islam termasuk Indonesia.

Elizabeth ingin mengatakan justru di Indonesia dia berjumpa muslim yang dia sebut sebagai orang paling baik yang dia kenal. Islam selama ini dicurigai, ternyata Islam begitu menyejukkan ....

"Dia memeluk saya dengan aman ketika saya sangat ketakutan, dan dia membantu saya sembuh. Dia menjadi contoh bagaimana kita semestinya saling menjaga satu sama lain di dunia ini... Ketika orang takut dengan dunia Islam, saya selalu memikirkan dia," ujarnya.

Kedua, secara umum Elizabeth melihat orang-orang modern kini hidup dalam ketakutan, penuh curiga. Mereka ibarat mengisolasi diri sendiri dari permasalahan hidup, justru itu salah. Sifat yang hangat serta terbuka dari seseorang akan menyelamatkan diri mereka, bukan dengan mengunci diri di rumah.

Di akhir tulisannya, Elizabeth memiliki solusi bagi permasalahan hidup banyak orang. Dia meminta semua orang mengambil falsafah hidup para traveler, bertualang, bertemu dengan banyak orang dan hidup saling bantu membantu. Dengan begitu kita saling mengatasi masalah satu sama lain.

"Saya ingin hidup di dunia yang penuh orang yang saling melihat di sepanjang jalan lalu bertanya. Sahabatku, siapa namamu, bagaimana kita saling membantu? Untuk itu kita semua mesti menjadi traveler, di dunia, di masyarakat dan dalam pikiran kita. Kita ibarat berjalan ke sisi lain pulau, saling mengetuk pintu rumah dan membiarkan orang lain masuk dalam kehidupan kita," tutupnya.

Sungguh kisah yang inspiratif! Sebuah norma dan filsafat hidup orang Indonesia yang tersimpan baik di sebuah desa nelayan dalam pribadi seorang istri nelayan Muslim, menunggu seorang Elizabeth Gilbert menemukannya, untuk diceritakan ke seluruh dunia.

Monday, March 21, 2016

Adapt to survive

“Bukan yg terkuat yg akan bertahan, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan”

~Charles Darwin


“Selamat Datang Sharing Economy  17 March, 2016 “
Senin (14/3) lalu kawasan Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika diserbu ribuan pengemudi taksi.
Mereka berdemo menolak kehadiran taksi yang berbasis aplikasi online. Anda pasti bisa dengan mudah menerka penyebabnya. Iya, penghasilan mereka terpangkas akibat hadirnya taksi berbasis aplikasi. Bahkan sebetulnya bukan hanya taksi itu yang membuat penumpang berpindah. Ojek online merebut sebagian pasar taksi konvensional.
Mereka mengeluh, utang setoran ke perusahaan terus bertambah. Padahal, uang yang dibawa pulang untuk makan anak-istri makin turun. Kita tentu prihatin dengan kenyataan tersebut. Apalagi jumlah pengemudi angkutan umum ini tidak sedikit. Seluruhnya bisa mencapai 170.000-an. Sampai di sini Anda mungkin bergumam: mengapa mereka tidak berubah saja? Ke mana para eksekutifnya? Mengapa mereka membiarkan pasarnya digerus para pelaku bisnis online tanpa berupaya melakukan perubahan internal? Tentu semua ini tak akan mudah.
Sampai di sini adagium perubahan kembali berbunyi: kalau rasa sakit manusia itu belum melebihi rasa takutnya, rasanya belum tentu mereka mau berubah. Maaf, pesan ini berlaku buat kita semua, baik yang sedang duka maupun yang masih gembira. Tapi, supaya fair, kita juga mesti melihatnya dari sisi yang lain, yakni pengemudi taksi berbasis aplikasi dan ojek online .
Mereka juga tengah mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan anak istrinya. Lalu, pelanggannya juga senang memakai taksi berbasis aplikasi karena serasa naik mobil pribadi dan tarifnya pun murah. Begitu selesai langsung turun. Praktis. Tak pakai bayar-bayaran tunai. Bisnis taksi berbasis aplikasi ini juga punya pesaing. Anda bisa klik www.nebeng.com. Iniaplikasi yang juga mempertemukan pemilik kendaraan pribadi dengan mereka yang membutuhkan angkutan ke arah yang sama.
Tarifnya tak kalah bersaing. Misalnya tarif dari Perumahan Citra Garden 1 Ext di kalideres Cengkarengi ke Mall Taman Anggrek hanya Rp15.000 sekali jalan. Murah! Para pemilik kendaraan yang rela “ditebengi” ini juga ikut andil dalam mengurangi kemacetan di Jakarta. Ketimbang setiap orang naik mobil pribadi, lebih satu mobil dipakai bersama-sama dengan cara nebeng. Jumlah mobil yang masuk ke Jakarta jadi lebih sedikit.
Pertarungan Business Model
Tapi, mari kita bahas soal perseteruan taksi konvensional vs taksi berbasis aplikasi. Hadirnya taksi berbasis aplikasi, menurut saya, adalah penanda datangnya era crowd business. Apa itu crowd business? Sederhana. Ini bisnis yang kalau Anda mencoba mencari polanya bakal pusing sendiri. Sebab serba tidak jelas. Misalnya, tidak jelas batasan antara produsen dan konsumen. Juga, tidak jelas kreditor dengan debitor.
Siapapun bisa menjadi pemasok Anda, tetapi sekaligus menjadi konsumen Anda. Crowd business kian kencang berputar akibat kemajuan teknologi informasi— yang terutama membuat arus informasi mengalir deras dan sekaligus memangkas biaya-biaya transaksi. Dulu kalau kita mau mencari suatu barang mesti menghabiskan waktu, tenaga dan uang. Kita datang ke beberapa toko, melihat barang, membandingkan harganya, dan melakukan tawar-menawar.
Kalau setuju, baru kita membayar. Kini tidak perlu lagi. Kita cukup berselancar di dunia maya, mencari barang dan membandingkannya, memilih, memesan, lalu membayar. Semuanya bisa dilakukan tanpa kita harus beranjak dari kursi dan dengan biaya nyaris nol. Itu pula yang terjadi dalam perseteruan antara bisnis taksi konvensional vs taksi berbasis aplikasi.
Di bisnis taksi konvensional, kita bukan hanya harus membayar jasa angkutannya, tetapi secara tidak langsung juga mesti menanggung biaya kredit mobilnya, gaji pegawai perusahaan taksinya, biaya listrik dan AC, dan sebagainya. Di bisnis taksi berbasis aplikasi, kita tidak ikut menanggung biaya-biaya tersebut. Jadi, tak mengherankan kalau tarifnya bisa lebih murah. Kolega saya pernah membandingkan.
Untuk rute Cengkareng, Kali Deres  ke Halim Perdanakusuma  dengan taksi konvensional tarifnya Rp105.000, sementara dengan taksi berbasis aplikasi hanya Rp55.000. Ini jelas pilihan yang mudah buat calon konsumen. Switching cost dalam industri ini amat rendah. Maka terjadilah downshifting. Lalu, bagaimana yang satu bisa lebih mahal ketimbang yang lain? Ini adalah persoalan model bisnis.
Analoginya mirip bisnis penerbangan full service dengan low cost carrier (LCC). LCC mendesain model bisnisnya dengan memangkas berbagai biaya, sehingga tarifnya menjadi lebih murah ketimbang maskapai penerbangan yang full service. Model bisnis inilah yang membuat bisnis taksi era lama bakal segera usang.
Pesaingnya bukan sesama bisnis taksi, melainkan para pembuat aplikasi yang mempertemukan para pemilik mobil pribadi dengan calon konsumen yang membutuhkan jasa angkutan. Selamat datang di peradaban sharing economy. Efisiensi menjadi kenyataan karena kita saling mendayagunakan segala kepemilikan yang tadinya idle dari owning economy.
Berdamai, bukan Menentang
Kasus serupa bisnis taksi bakal kita jumpai dalam bisnis-bisnis yang lain. Di luar negeri, pangsa pasar bisnis perbankan mulai terganggu oleh hadirnya perusahaan-perusahaan crowd funding. Anda bisa cek ini di www. l e n d i n g c l u b . com. Perusahaan ini mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit ke masyarakat.
Bedanya, proses mendapatkan kreditnya jauh lebih simpel ketimbang perbankan, dan suku bunganya pun lebih murah. Di Indonesia, bisnis ala lending club sudah ada. Anda bisa cek website-nya di www.gandengtangan.org. Memang untuk sementara bisnis yang didanai masih untuk usaha skala UMKM dan social enterprise. Tapi, siapa tahu ke depannya bakal melebar ke mana-mana Di luar negeri, adawww.airbnb.com yang mempertemukan para pemilik rumah pribadi yang ingin menyewakan rumahnya dengan orang-orang yang mencari penginapan.
Soal tarif, jelas lebih murah ketimbang hotel. Lalu, ada juga aplikasi yang mempertemukan para pemilik mobil pribadi dengan calon konsumen angkutan darat. Namanya Lyft. Hadirnya aplikasi ini membuat bisnis taksi tersaingi. Begitulah, kita tak bisa membendung teknologi. Ia akan hadir untuk menghancurkan bisnis bisnis yang sudah mapan—yang tak bisa beradaptasi dengan perubahan.
Persis kata Charles Darwin, bukan yg terkuat yg akan bertahan, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Maka, kita harus berdamai dengan perubahan. Bagaimana caranya? Di luar negeri, para pengelola chain hotel berdamai dengan kompetitornya, para pemilik rumah yang siap disewakan melalui jasa www.airbnb.com . Caranya, mereka menjadi pengelola dari rumah-rumah yang bakal disewakan tersebut sehingga ruangan dan layanannya memiliki standar ala hotel.
Belum lama ini saya menikmatinya di sebuah desa di Spanyol Selatan, dan saya puas. Kasus serupa menimpa Lego, perusahaan mainan anak, yang terancam bangkrut pada awal 1990-an. Hadirnya video games membuat anak-anak kita tak berminat lagi dengan batu bata mainan buatan Lego. Namun, perusahaan itu mampu bangkit lagi dengan mengandalkan inovasi dari orang2x di luar perusahaan, atau crowd sourcing.
Mereka semua belajar dari model bisnis Kick Starter yang fenomenal. Lego tak melawan perubahan, tetapi berdamai. Saya tidak punya resep khusus bagaimana caranya setiap perusahaan mesti menghadapi perubahan. Intinya jangan menentang. Berdamailah dengan perubahan.
Demikian juga pesan saya kepada bapak Presiden, Menteri Perhubungan, Gubernur DKI, dan Menteri Kominfo. Kita butuh cara baru yang berdamai dengan perubahan. Maka, kita semua akan selamat.
Rhenald Kasali-Founder Rumah Perubahan

It's Takes a Village to Support a Mom

Ada yang salah, bahwa kebanyakan dari kita menganggap bahwa ketika  seorang perempuan menjadi Ibu, maka secara otomatis dia mampu mentransformasi diri utuh dari seorang perempuan single yang lincah kesana kemari, menjadi sosok yang digelayuti anak dan bayi seama 24 jam sehari.

Sebagai konsekuensinya, seringkali ibu dipandang "rendah" hanya karena ia mengeluh lelah. Berkata jenuh tentang rutinitasnya. Atau sekedar curhat, betapa ia merindukan kehidupannya yang "dulu".

Dan ketika keluhannya diabaikan dan berujung pada baby blues, lagi lagi si Ibu yang dipandang tidak mampu mengurus anaknya dengan baik. Atau kurang tough dan mandiri terhadap perannya yang baru.

Saya jadi keingetan kasus penyiksaan Angeline tempo hari. Selepas kasus itu ter-blow-up, muncul banyak nomor hotline yang bisa dihubungi untuk mengadukan adanya penganiayaan anak. Tapi, -tanpa bermaksud membenarkan kasus itu- kemana nomor hotline bagi para Ibu untuk mengadukan lelah dan letih, atau mungkin baby blues mereka?

Punya bayi (baru) itu menguras fisik dan emos yang warbyasak. Kurang tidur. Ditempelin terus. Perut nyut2an. Bekas jahitan cenat cenut. Dan jangankan bisa mandi, ninggalin pipis aja udah diteriakin. Sepanjang hari urusannya seputar nyusuin - ganti popok - nyusuin lagi - ganti popok lagi.

Dan dengan semua kelelahan fisik itu, pas si Ibu baru masih juga "diserang" dengan peranf ASI vs sufor, ibu kerja vs IRT, rumah rapih vs rumah berantakan.. and so on.. and so forth.. kikikikik.. warbyasaak jadi ibu ibu mah :P

Lalu saat si Ibu kelewatan lelahnya, dan menuju baby blues, keceplosan marah marah atau teriak ke anak, seluruh dunia seakan menuding, "Kok udah jadi Ibu marah marah siiihh? Gak sayang anak siiih??" Yeee.. menurut eeelll :P

Dude, jadi ibu itu gak se-smooth yang ditampilkan iklan susu di tv. Dan bayi gak selamanya ketawa cengengesan lucu kayak yang dicitrakan di iklan bedak dan minyak telon 😂😂

Sebelum menyalahkan Ibu kenapa dia bisa baby blues, yuk coba di renungkan lagi..

Mungkin kita adalah suami yang sibuuuk sekali. Sehingga lupa memeluk dan berterimakasih pada istri. Sekedar mengucapkan syukur dan memujinya, karena sudah mengurus anak setiap hari. Padahal dicari keujung dunia pun, apa yang dilakukan sang istri, tak ada yang bisa mengganti..

Mungkin kita adalah sahabat, yang menganggap sepele saat ia ingin curhat. Alpa untuk sekedar berkata, "Hey, jadi Ibu itu gak papa kok kalo mau bilang capek!", bukan malah memanas manasinya dengan cerita parenting kita yang sempurna segala rupa sampai ia merasa kualitasnya sebagai Ibu tidak ada artinya..

Mungkin kita adalah tetangga, yang kurang sekali peka dengan Ibu baru di sebelah kita. Padahal sekedar kiriman makanan, camilan, atau kunjungan tiap sore sebagai teman, tentu sangat si ibu nantikan..

Mungkin kita adalah mertua, yang susah menahan diri untuk berkomentar. Mengkritiknya di sana sini. Membandingkan dengan cara parenting kita di masa lalu. Padahal lupa, bahwa si Ibu punya insting yang terasah pada anaknya. Dan tentu, ada harga diri sang Ibu yang harus berusaha kita jaga..

Dan mungkin kita adalah orang yang tak sengaja bertemu dengan si Ibu di pusat perbelanjaan. Jelas jelas belum kenal tapi berceletuk nakal, "Anaknya kurus ya mba? ASInya kurang ya??" Jangaan.. pliss jangan.. baru juga ketemu sekali, tapi nge judge nya udah kayak Hakim Mahkamah Konstitusi. Niatnya mungkin becanda, tapi buat Ibu baru yang masih meraba-raba, sungguh perih rasanya..

Ada kepekaan yang mesti lebih di asah, bagi kita sebegai orang disekitarnya. Untuk meyakinkan, bahwa menjadi Ibu bukanlah perjuangan sendiri. Bahwa jika mendidik anak membutuhkan satu Desa, maka dibutuhkan pula jumlah dukungan yang sama untuk menjaga kewarasan seorang Ibu.

When it takes a village to raise a kid.. trust me, it is also takes a village to support a Mom!

Jangan lupa bahagia yaa hari ini! ;)

~Jayaning Hartami

Surat buat Rio Haryanto

Apakabar, Rio?
Masih di Merbourne-nya kau?
Ini Bang Pesal yang poto-poto di kantor sama kau bulan lalu.
Mudah-mudahan kau sehat-sehat saja ya. Jangan kau begadang. Juga jangan kau tenggak anggur disana. Jangan kau tiru abang waktu muda. Tiap hari teguk step atau kamput. Kayak spiritus rasanya. Rusaknya abang ini.


Merinding abang lihat penampilan kau itu, bah. Paten kali kau kulihat. Gantengnyaaa.. Jeges. Orang sekampung melongo liat kau, Rio. Cemana pulak bisa orang Solo masuk F1. Salut abang, Dik.

Jangan kecil hati kau gak sampe habis kau di sirkuit. Yang penting sudah kau injak aspalnya tu. Di Australia lagi. Bukan di Sentul. Mana bisa sembarang orang kayak abang bisa kesitu. Kau ingat itu.

Abang hanya ingatkan, jangan kau dengar kali suara orang di sini. Abang tengok banyak kali cerita orang itu. Dianggapnya mudah bisa maen disitu. Gak ada otaknya orang tu semua. Macam pande kali dia itu. Bawak slow saja, Dik.

Orang itu nampak kali gak pernah berjuang. Mau enaknya saja. Cemana laa. Orang itu banyak jadi anggota DPRD, ijazahnya persamaan nya. Mocok-mocoknya kerjanya dulu. Masuk parte, entah apa prestasinya. Dipilih kawan-kawannya itu. Jadilah dia masuk gedung DPRD. Petantang-petenteng pulak. Belum tentu dia itu hapal Undang-undang. Cuma lagaknya saja banyak.

Rio, hari ini banyak berita kau di koran dan tipi. Tapi abang nasihati kau. kalau kau baca ulasannya, jangan la kau bawak kali masuk ke hati. Banyak tak bagusnya itu. Melecehkan saja isinya. Pening kepala kita. Semua maunya ribut. Yang bagus pun ditulis ancur. Tak syor kita bacanya. Mungkin kayak gitu yang diajari mamaknya sejak kecil. Ngertilah kau ya.

Dik, apapun kata orang, abang salut sama kau. Mana ada orang Indonesia bisa masuk F1, selain kau. Alamak jang. Masuk MURI lah kau nanti. Perjuangan kau tak bisalah rasanya abang tiru. Susah itu.

Abang dengar, mogoknya kendaraan kau. Itu bukan silap kaunya itu. Kerjaan si Manor nya itu. Tak beres. Nanti-nanti ingatkan dia, jangan bikin ilang syoor terus.

Tapi abang tengok, biasanya pembalap itu gagal. Abang rasa, jagonya kau nyupir. Cuma nasib saja kau kemarin gak habis kau tanding. Si Schumacher saja pernah sial. Si Lewis juga pernahnya mobilnya rusak. Biasanya itu. Malah ada yang belum start saja sudah mogok dia. Kayak si Keviyat. Padahal si Putin sponsornya. Tak jaminan la. Gak usah suntuk kau. Masalah gelleng itu.

Abang kemarin agak was-was juga. Takut abang kau kecelakaan di lapangan. Mau kemana muka abang dan orang kampung kalau kek gitu. Ternyata paten kali kau itu bah. Tak ada kau senggol orang. Untung tak kau tiru metromini di jakarta. Semua mau disenggol. Ada celah dikit di jalan langsung sorong kepala. Badannya pasti masuk nanti. Itu pikiran sopirnya. Betul-betul abang takut kau tiru sopir metromini. Meskipun tak semua sopirnya jelek. Bang Ucok, bagusnya cara nyupirnya. Tenang kulihat. Mungkin karena iparnya jadi kenek kali. Cuma abang lihat, mobil balap kau kek mirip warnanya sama metromini. Cemana bisa begitu? Mudah-mudahan salah tengok saja abang ni.

Eh, ternyata si Alonso yang berantam mobilnya sama si Guterez. Baguslah kau tak ikut-ikut orang itu betekak di lapangan. Memang sudah cocok kau jadi pembalap di F1 tu. Bukan abang itu yang ngomong. Abang baca, kalok gak profesional manalah bisa ikut balapan kek gitu. Apalagi kalau tak silap, gak ada KKN di F1. Itu bedanya dengan balapan jadi pengurus parte. Ada bapak, bini, anak, menantu, adik, entah siapanya lagi. Masuk semua jadi pengurus. Bapak diganti anak biasanya disini. Akhirnya kena narkoba dia. Ada contohnya itu.

Cuma abang pesan, janganlah kau kesana-kemari cari dana untuk bisa maen lagi di sirkuit lain. Aneh aja abang rasa. Kau serius saja mikirkan lomba. Untuk cari dana biar elit yang pake safari itu yang urus. Kau gak usah takut. Abang tengok sudah banyak pejabat poto-poto sama kau. Abang rasa, maulah orang itu ngasih kau duitnya. 100 milyard gak ada artinya sama orang tu. Kawan-kawannya malah ada yang korupsi trilyunan. Biasanya-biasa nya abang lihat orang itu. Kayak tak merasa berdosa semua. Di tipi masih bisa ketawa-ketawa. Tak ada takutnya. Tapi abang rasa, putih juga tapak kakinya. Kembut juga dia itu. Cuma dasar pemain, bisa dia bersandiwara.

Abang mau tanya, cemananya dana yang kau minta itu? Sudahnya terkumpul? Abang salut sama Pertamina mau nyumbang banyak untuk kau. Pantas memang kita jaga Pertamina. Mereka rupanya menolong sejak di lomba-lomba kau selama ini. Cuma herannya begitu kau masuk F1, kok banyak kali yang mau dekat kau? Minta poto lah. Minta didatangi. Adanya orang tu ngasih duit ke kau? Kalau gak, bengis kali lah hati orang itu. Model pencitraan pulak yang dipakainya. Entah siapa yang ditirunya.

Okelah ya Rio. Abang tunggu kabar kau. Abang dengar kau tanding nanti di Bahrain. Kalau tak silap abang, masih ada 20 pertandingan lagi. Alamak, hebatnya. Abang tak maksa kau juara. Beratlah. Tapi abang berdoa kau bisa buat lagu Indonesia Raya nanti dinyanyikan. Cuma jangan lupa kau bawa kasetnya. Takutnya panitia tak punya pulak. Ancur nanti acaranya kalau kau juara tak siap lagunya. Tak sedap kita nengoknya. Kau bawa saja kasetnya. Abang rasa tak apa-apanya itu.

Jangan lupa kalau kau lagi duduk-duduk sama orang Manor, dikit-dikit kau bilang la, jangan banyak kali mintak duit orang tu. Bilang aja, sekarang ini nama MANOR saja sudah terkenal di sini. Omak-omak, Opung, semua dongan tahu kau pake bendera Manor. Sangkin terkenalnya, orang lupa sama kasus BLBI, Mafia Migas, Sumber Waras, Sinabung. Sebentar lagi genset di kampung abang jadi laris. Manalah mau orang kampung tak liat kau tanding. Disini seringnya mati lampu.

Jadi bertandinglah kau baek-baek ya. Jangan jujur kali kau di lapangan. Sekali-sekali kau gertak mereka. Kasih dikit pancingan. Kalau sudah jiper, ada harapan kau ditakuti. Coba kau bilang dulu ke mereka, berani gak nyopir di jakarta. Kalau bisa pagi-pagi suruh dia datang di jalanan kota. Biar mati bediri dia.

Abang rasa, kalau kau sudah sering masuk tipi, citra Indonesia pasti mantap. Bisa-bisa investor datang bawa duit kesini. Bukan kayak investor yang kemaren dulu. Apanya bawa duit banyak. Dia hanya berusaha dapat ijin disini, lalu pinjam duit di bank disini yang berafiliasi ke negaranya. Bedangkiknya lagi dia itu. Yang dijaminkan malah aset milik bangsa kita. Entah apa yang dipikirkan elit negeri kita soal ini.
Tapi jangan kau urus soal ini, Rio. Biarlah orang lain saja. Kau biar jadi contoh cemana jadi profesional yang fokus. Fokus fokus fokus. Bukan sekedar kerja kerja kerja. Ingatnya kau itu?


Seginilah surat abang ya. Sudah capek abang nulisnya. Tapi ini karena abang bangga sama kau, Rio.
Nanti kalau kau ke medan, jangan lupa kontek-kontek abang. Nanti abang jemput pake sudaco. Kalau gak naik betor. Kita raun-raun. Pasti banyak yang panggil-panggil kau. Abang pun senang lah.
Oke, salam juga dari kawan abang. Si Gundur, si Leman, si Bujing, si Torang, si Lokot sama si Lian Kepinding. Itu semua parte abang di medan. Dongan. Dongan sabutuha.


Itu saja ya. Jangan bosan kau baca surat abang ni.

Pulo Brayan, 20 Maret 2016
Salam, si Pesal Nameda

Hukum Truk Sampah

Coppas..Suatu hari saya naik taxi menuju ke Bandara. Taxi melaju pada jalur yang benar, ketika tiba2 sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami, Supir taxi menginjak pedal rem dalam2 hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tsb.
Pengemudi mobil hitam yg ngawur tsb mengeluarkan kepalanya & memaki maki ke arah kami.
Supir taxi hanya tersenyum & melambai pada orang tersebut. Saya sangat heran dan aneh dg sikapnya itu.
Saya pun bertanya, "Mengapa anda tidak marah bahkan tersenyum? Bukankah orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit?"
Ia menjelaskan, "Banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti kemarahan, kekecewaan, frustasi dan emosi negatif lainnya.
Seiring dg semakin penuh bak sampahnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya & seringkali mereka membuangnya kepada anda.
Jangan ambil hati, tersenyum saja, lambaikan tangan, lalu lanjutkan hidup anda.
Jangan ambil sampah mereka untuk kembali membuangnya kepada orang lain yg anda temui di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan."
Saat itulah saya belajar dari supir taxi itu mengenai apa yg saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".
Intinya, orang yg bertekad hidup bahagia adalah orang yg tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari2 mereka dgn merusak suasana hati.
Sahabatku,
Hidup itu 10% mengenai apa yg anda buat dengannya, dan 90% tentang bagaimana anda menyikapinya ...
Kita punya pilihan, mengabaikan hal2 yg bisa membuat kita badmood, atau meladeninya dan kita merusak hari kita yg nyaman.
Hidup ini jangan diisi dg penyesalan.
Cintailah orang yg memperlakukan kita dg benar, maafkanlah orang yg memperlakukan kita dgn tidak benar..
Have a nice day
Like

Never Take Anyone for Granted

Ada seorg pria, tdk lolos ujian msk universitas, lalu org tuanya menikahkan ia.

Stlh menikah, ia mengajar di SD.
Krn tdk punya pengalaman, maka blm 1 minggu mengajar sdh dikeluarkan.


Stlh pulang ke rmh, sang istri menghapuskan air matanya,  lalu berkata:
"Banyak ilmu di dlm otak, ada yg bisa menuangkannya, ada yg tdk bisa. Tdk perlu bersedih krn hal ini, mungkin ada pekerjaan yg lebih cocok utkmu..."


Kemudian, ia pergi bekerja keluar, jg dipecat, krn geraknya lambat.

# Saat itu sang istri berkata pdnya..,
kegesitan tangan & kaki setiap org berbeda..,
org lain sdh bekerja bbrp thn lamanya & kmu hanya belajar di sekolah.., bgmn bisa cepat..?


Ia bekerja lagi di tempat lain, namun semuanya gagal...

Setiap kali ia pulang dg patah semangat, sang istri selalu menghiburnya..

Ketika sdh berumur 30 thn, ia mli dpt berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat & bisa membuka banyak cabang toko yg menjual alat bantu org cacat di berbagai kota.

Suatu hari, ia yg skrg sdh sukses besar, bertanya kpd sang istri, bhw ketika dirinya sendiri saja sdh merasakan masa dpn yg suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kpdku..?

Ternyata jawaban sang istri sangat polos & sederhana...

# Sang istri menjwb :
sebidang tanah, tdk cocok utk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang..,
- jk kacangpun tdk bisa tumbuh dg baik,
bisa ditanam buah"-an..
- jk buah"-an pun tdk bisa tumbuh..,
semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga.
~> krn sebidang tanah, pasti ada bibit yg cocok utknya & pasti bisa menghasilkan panen drnya.


Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu. Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yg unggul..

Tetap semangat menggali potensi diri..!
Setiap manusia,
punya tugas-kewajiban serta tg jwb msg"..


~> ketika ikhlas itu hadir, maka kepedihan itu akan terasa biasa saja...
Yakinlah..tdk akan ada yg sia", selama kita mau berusaha & berpikir positif...

Tahta BA TA WIE

PAGI.......baca komik pagi2 cak...........REBUT TAHTA KUIL BA TA WIE (BAGIAN 1)

"Ciaaaaattt!"

Teriakan keras seorang pendekar dalam pibu (duel) mengakhiri perjuangan lawannya yang jatuh terkapar sambil muntah darah. Di panggung, tampak seorang pendekar muda menjura kepada para penonton.


"Kamsia..kamsia...pinto hanyalah sekedar menjalankan tugas dari guru pinto. ", jawab sang pendekar yang kemudian melompat turun.

Siapakah pendekar muda itu? Dalam dunia kang-ouw, ia dikenal dengan nama Xie A Hok, pendekar muda yang datang dari pulau seberang. Dia telah menggegerkan dunia kang-ouw karena aksi nekatnya mengikuti pemilihan Pangcu (Ketua) dari perguruan nomer satu saat ini, BA TA WIE.

Xie A Hok melihat lawan tandingnya yang masih terkapar dengan mata berputar tidak karuan. Lawannya itulah yang bernama Day Eng Ah Zis, ketua pendekar hitam dari daerah KAY LIE ZO DHO.

"Rasain lu!", teriak Xie A Hok sambil mengacungkan jari tengahnya. Day Eng hanya meringis lemas.

Di panggung, seorang kasim membersihkan panggung laga pibu untuk pertandingan selanjutnya.

*****

Sudah dua tahun berjalan sejak pangcu terakhir BA TA WIE,  memutuskan mengundurkan diri demi menerima jabatan sebagai Raja. Sebuah keputusan yang disesalkan para sesepuh perguruan Bhan TENG item dan perguruan Rajawali Ghe Lin Fa , namun demikianlah kehendak Thian (Tuhan) yang wajib berlaku di semesta alam.

Setelah melakukan pertemuan di Gunung Wudang, para sesepuh pun bersepakat menyelenggarakan duel pibu untuk mencari pangcu baru. Pibu yang menggegerkan seluruh dunia kangow. Siapa yang tidak menginginkan jabatan pangcu dari perguruan silat nomer satu seperti BA TA WIE?

Tiga orang siucai besar pun tertantang membuktikan kemampuannya. Diantaranya pendekar Ah Day Sa, Yus Cheng Hoo, dan siucai ahli gambar Roy Su Yo.

Pendekar Ah Lung, yang konon ludahnya saja bisa berubah menjadi angpao, dari kuil Tenabang juga tampak bersemangat. Disebelahnya, tampak pendekar muda San Uno yang duduk diam sambil bermeditasi mengumpulkan tenaga chi. Semuanya sudah duduk menantikan gilirannya masing-masing.

Tiba-tiba...
Satu sosok tubuh berkelebat melayang turun ke tengah gelanggang tanpa menimbulkan suara. Sungguh sebuah demonstrasi ilmu ginkang yang luar biasa!


"Pinto yang bodoh ini mohon petunjuk dari para sesepuh!", kata orang tersebut sambil menjura hormat.

Di panggung, tampak sosok muda gagah membawa kecapi di pundaknya. Ya, dia lah Mat Dah Nie, pendekar berjuluk "Dewa 1000 Cinta", yang terkenal dengan jurus sakti "Munajat Cinta" dan ilmu maut "Separuh Nafas".

Kalian pada Penasaran Sich cerita yang ga Jelas Gini di Baca sampe Abis

Kalau Gitu Tunggu sambungannya ya . gw ngarang Dulu

Psikologi Suami Istri

Ditulis oleh Ichsanul Kamil (penulis buku Rumah Tangga Surga)

Begitu banyak pernikahan baik-baik, suami baik istri baik, saling mencintai satu sama lain, namun seringkali (tak sengaja) saling menyakiti...
.
Mengapa bisa terjadi?
.
Lihatlah bahwa...
Begitu banyak istri yang baik-baik…
Namun menceramahi atau mencereweti suami saat lelah pulang kerja…
Maksudnya sih baik, untuk menjadikan suami sebagai tempat curhat…
Menjadikan suami sebagai tempat terpercaya ia mengeluarkan isi hati…
Namun, ia tak tahu bahwa ‘istirahatnya’ suami adalah ‘ditinggalkan sendirian’ dulu sejenak…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm...
Menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP
.
Begitu banyak suami yang baik-baik…
Ketika istrinya marah akibat kesalahannya, lalu berteriak ‘JAHAT! Tinggalin aku sendiri!!!’, maka sang suami betul-betul meninggalkannya…
Maksudnya sih baik, untuk memberikan istri waktu luang agar bisa menenangkan diri…
Namun ia tak tahu bahwa sebetulnya itu adalah isyarat dari istri, ‘apakah suamiku akan memperjuangkanku lebih lagi?’…
bahwaa ketika istri bermasalah, cara mendamaikannya adalah merayunya terus menerus, bukan meninggalkannya…
Akibatnya, timbul keretakan dalam pernikahan…
Jika terjadi berhari-hari selama bertahun-tahun?
Hmmm….
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP
.
Begitu banyak suami yang baik-baik…
Pergi pagi pulang petang mencari nafkah…
demi anak istri tercinta….
Karier melesat gaji meningkat, menghabiskan waktu berjam-jam di luar….
Merasa sudah berjuang demi keluarga…
Merasa sudah melakukan yang terbaik demi keluarga…
Merasa sudah memenuhi SEGALA kebutuhan anak istri…
Padahal tanpa sadar, ia lupa bahwa anak istrinya adalah manusia…
yang tak hanya memiliki kebutuhan materi, namun juga kebutuhan EMOSI…
.
Karena tidak tahu, karena tidak sadar, menyusuplah seseorang ‘dari luar sana’…
yang menawarkan bahwa pemenuhan kebutuhan emosi anak istrinya bisa dipenuhi olehnya….
Jika orang ini adalah lawan jenis, apa yang terjadi?
Hmm…
Menjadi suami yang baik saja TIDAK CUKUP
.
Begitu banyak istri yang baik-baik…
Ketika ada masalah, justru ditekan…
Ketika ada rasa tidak nyaman, justru dipendam…
Maksudnya sih baik, agar suami tidak terganggu…
Namun, ia tidak tahu…
Bahwa emosi layaknya per, jika ditekan terus menerus, lama-lama…..?
Itulah yang sering terjadi pada orang yang ‘diam’, orang yang ‘kalem’…
yang akan ada masa dimana ia akan ‘meledak’
Jika istri yang baik ini selalu ada gejala ‘meledak’ tiap 3 bulan, apa yang terjadi?
Hmmm…
menjadi istri yang baik saja TIDAK CUKUP
.
Banyak suami baik, banyak istri baik…
sekilas terlihat dari luar, baik-baik saja hubungannya…
Namun beritanya sering mengagetkan,
kok tiba-tiba cerai?
kok tiba-tiba pisah rumah?
yang bisa kita lihat hanya yang ‘tiba-tiba’…
tapi kita tak tahu, apakah pernikahannya ‘terlihat harmonis’ atau ‘BETUL-BETUL HARMONIS’
.
untuk menjemput pernikahan harmonis, ternyata menjadi baik saja TIDAK CUKUP
‘Ah kalau gitu mending jadi orang jahat saja’. Bukan! Bukan itu…
Menjadi orang baik, adalah modal dasar yang sangat dibutuhkan untuk menjemput pernikahan harmonis…
Namun TIDAK CUKUP…
Menjemput pernikahan harmonis perlu disempurnakan dengan ILMU…
.
Menjadi orang baik sekedar bermodal ASUMSI, hanya akan membuat prasangka dalam diri bertumbuh begitu subur...
.
Menjadi orang baik tanpa ilmu, hanya akan membuat lelah ‘menjadi orang baik’ karena tidak tahu caranya…
Tidak tahu bagaimana mengelola emosi dan mengeskpresikannya pada waktu dan tempat yang tepat…
Tidak tahu bagaimana cara menyampaikan ‘nasihat’ tanpa penolakan dari pasangan…
Tidak tahu bagaimana cara meng-install akhlak kepada anak istri…
Tidak tahu bagaimana bentuk bahasa cintanya…
Semuanya hanya akan membuat sang orang baik menjadi LELAH untuk menjadi baik..
.
Maka, menjemput pernikahan harmonis, cukupkah hanya menjadi orang baik saja?
Ternyata TIDAK CUKUP. Perlu anda sempurnakan dengan perbekalan ILMU & SKILL pernikahan yang memadai
.
Selamat membangun keharmonisan pernikahan Anda :)

Monday, March 14, 2016

PENDIDIKAN YANG MENGHUKUM DI INDONESIA

PENDIDIKAN YANG MENGHUKUM DI INDONESIA
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)


Lima belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal, dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya, tulisan itu buruk. Logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat.

"Maaf, Bapak dari mana?"
"Dari Indonesia," jawab saya.
Dia pun tersenyum.

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

"Saya mengerti," jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. "Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak
anaknya dididik di sini," lanjutnya.

"Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!", dia pun melanjutkan argumentasinya.

"Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat," ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai "A", dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam.
Padahal, saat menempuh ujian program doktor di luar negeri, saya dapat melewatinya dengan mudah. Pertanyaan para dosen penguji memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun, suasana ujian dibuat sangat bersahabat.

Seorang penguji bertanya, sedangkan penguji yang lainnya tidak ikut menekan. Melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan
kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut "menelan" mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***
Etikanya, seorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan. Tapi yang sering terjadi di tanah air justru penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya.

Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukannya melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul.

Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga cenderung menguji dengan cara menekan. Ada semacam unsur balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Lantas saya berpikir, pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakter hasil didikan guru-gurunya sangat kuat: yaitu karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. "Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan," ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. "Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti."

Malam itu, saya pun mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa bersalah karena telah memberinya penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya justru mengatakan bahwa "gurunya salah". Kini, saya mampu melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan rasa takut?

Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: Rotan pemukul, dilempar kapur atau penghapus oleh guru, setrap, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata ancaman: Awas...; Kalau...; Nanti...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin  membuat kita lebih disiplin. Namun, juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat.

Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, kecerdasan manusia dapat tumbuh, tetapi sebaliknya juga dapat menurun.

Ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh. Tetapi, juga ada orang yang "tambah pintar" dan ada pula orang yang "tambah bodoh".

Mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan.

Bantulah anak Indonesia untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi cap jelek...💖