Thursday, September 28, 2017

Menyum-BANK

E-MONEY oh E-MONEY

menyumBANK

Katakanlah rata-rata sekali sebulan top up e-money sekitar Rp 300.000 saja. Baik untuk kartu e-Money Mandiri, BRIzzi atau Flazh BCA atau kartu yang lainnya. Fee untuk top up Rp. 2.000 per transaksi.

Merujuk laporan Detik, hingga semester I-2017 jumlah uang elektronik berbasis kartu atau e-money milik Bank Mandiri tercatat 9,5 juta kartu. Kemudian untuk TapCash milik BNI tercatat 1,5 juta kartu. Lalu untuk Brizzi milik BRI pengguna aktifnya tercatat 6,6 juta user. Sedangkan untuk BCA tercatat sekitar 10 juta kartu. Jika ditotal dari empat bank tersebut saja jumlah kartu e-Money tercatat 27,6 juta kartu.

Maka sebagai simulasi saja, dengan asumsi diatas. Maka untuk Bank Mandiri saja untuk semester I tahun ini kira-kira bisa memperoleh:

1. Akumulasi uang deposit katakanlah 50% dari dana yang disimpan selama 1 bulan (asumsi untuk setengah bulan saja) sebanyak Rp. 150.000 x 9.500.000 pengguna = Rp. 1,425 Triliun.

Dalam 2 pekan, pihak bank bisa menikmati setidaknya dana sebesar itu yang bagi pengguna, rencananya bakal dipakai untuk pekan-pekan berikutnya. Kalau dihitung 12 bulan dalam setahun akan terkumpul sekitar Rp. 17,1 Triliun deposit yang bisa dikelola pihak bank sementara waktu.

2. Akumulasi biaya potongan isi ulang sekitar Rp 2.000 x 9.500.000 pengguna dalam sebulan maka dihasilkan pendapatan bank Rp 19 Miliar setiap bulan dari kartu ini. Dalam setahun artinya ada pendapatan fee top up Rp 228 Miliar.

Jadi darimana asumsi Gubernur BI bahwa jumlah potongan ini kecil? Sesekali buat kebijakan yang mencerdaskan rakyat hingga lapisan bawah pak. Bagi seorang Gubernur BI, Deputi Gubernur dan jajarannya mungkin uang itu kecil terlihat. Tak berarti. Seperti gerai-gerai yang wajib melakukan CSR tapi menarik sumbangan dari konsumen dengan manis, "pecahan Rp 500 mau disumbangkan pak?"

Kalau diminta Rp 2.000 x 12 × 12 untuk menyumbang negara langsung, rela saja Pak. Tapi menyumbang perbankan yang sudah punya aset besar untuk memenuhi kewajiban mereka dalam melayani, rasanya kok seperti hidup di era sebelum tahun 45 dulu.

Kebijakan kok terdengar sumBANK ...

(Oh iya. Ini belum lagi termasuk kalau kartu jatuh dimana, uang depositnya pun hilang. Lupa sedikit saja, berapa banyak bank diuntungkan hanya karena pengguna sering lupa. Kenapa tak kartu debit sekalian jadi e-money dan biaya admin bank disatukan? Kalau hilang, tinggal hubungi layanan bank untuk blokir, dana aman. Tapi tentu saja bank tidak mau. Lha wong mereka memang mencari uang dari recehan rakyat 😁)

#tolakfeeemoney #emoneytanpafeebank

No comments:

Post a Comment