Monday, August 29, 2016

Memilih Jodoh, sederhana atau kompleks

Produk otak adalah pemikiran.
Pemikiran dihasilkan dari pengolahan informasi.

Pemikiran digunakan untuk "menggerakkan" tubuh menjalani kehidupan. Bagaimana seseorang menjalani hidup, begitulah kurang lebih pemikiran yang ada di otaknya.

Kembali ke "bahan" pembentuk pemikiran yakni informasi. Informasi masuk ke otak lewat panca indera. Semakin banyak informasi yang masuk, maka pemikiran yang terbentuk juga semakin kompleks. Dan semakin kompleks pemikiran seseorang, semakin kompleks pula hidup yang dijalaninya 😀

Dalam hal membandingkan orang jaman dulu dengan orang sekarang, gimana kalau kita coba menggunakan "asupan informasi" sebagai alat ukurnya.

Orang dulu, asupan informasinya terbatas, dengan demikian pemikirannya pun sederhana. Karenanya tak heran jika orang dulu, bisa menjalani hidup secara sederhana. Misalnya, mereka menikah karena dijodohkan, dan hebatnya, pernikahan mereka langgeng sampai akhir hayat.

Adapun orang-orang sekarang, mereka kebanjiran informasi ^_^ sehingga pemikirannya jadi kompleks. Dalam hal jodoh pun begitu, dipengaruhi oleh pemikiran yang kompleks tadi. Alhasil dalam pemilihan jodoh, harus melewati prosedur yang kompleks. ^_^

Dan sangat disayangkan, meski telah melewati berbagai tahap penyaringan dan evaluasi, sehingga terpilih kandidat pasangan terbaik, kemudian mereka menikah. Tidak sedikit yang pernikahannya kandas ditengah jalan.

Apakah pemikiran sederhana lebih baik dari yang kompleks, ya... Tidak bisa begitu juga kali ya. Masing-masing ada peruntukannya.

Lantas untuk masalah jodoh ini, mending lewat prosedur sederhana atau kompleks?

😀

No comments:

Post a Comment