Monday, June 5, 2017

Sex Education Sejak Dini

Agar Tak Gelagapan πŸ˜…...

πŸŽ’ Bunda, dedek bayi keluar dari mana?
πŸŽ’ Kenapa dada bunda besar, dada ayah ga?
πŸŽ’Diperkosa itu apa, disodomi juga apa?
πŸŽ’Kenapa Bunda bisa hamil, ayah ga?
πŸŽ’Bunda kok ga sholat, ga puasa? Haid itu apa?
πŸŽ’ Mimpi basah itu apa, ayah?
πŸŽ’Kenapa kalau perempuan pipisnya duduk, laki-laki berdiri?

Sudah siapkah ayah bunda menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari ananda tersebut. Mungkin pertanyaan tersebut diajukan nanti, mungkin besok, mungkin saat ini juga atau bahkan sudah pernah diajukan tapi kita pura-pura tak mendengar, mengalihkan dengan topik lain, atau malah justru marah dan bilang, "sssstttt...nanya apa sih? Masih kecil, belum saatnya ngomong itu." Diiringi dengan mimik wajah yang tak bersahabat.
Lalu apa jadinya jika ananda mencari jawab dari sumber lain yang tak bertanggung jawab, sumber lain yang salah. Kemudian kelak dikemudian hari anak-anak tertutup mengenai hal ini.

Anak-anak kita berada pada zaman yang berbeda dengan kita ketika kita mengalami masa kanak-kanak dulu. Anak-anak kita memiliki akses yang lebih banyak dan ekuivalen dengan orangtuanya. Bahkan tidak mengherankan jika anak-anak bisa jadi mendapatkan tempaan informasi lebih banyak dari media, lingkungan, pergaulan.

Ketika anak-anak bertanya kepada kita sebenarnya ini anugerah, kesempatan terbaik. Kita bersykur anak-anak kita bertanya pada kita dan bukan pada orang lain atau tempat yang belum tentu dijamin keamannnya.

Jika orang tua menghindar apalagi ‘menyerang’ anak dengan mengatakan “”anak kecil, nggak boleh ngomong-ngomong kayak gitu.. itu jorok, urusan orang gede!” atau jawaban seperti “nanti juga klo udah gede tau sendiri” ini justru tak produktif untuk anak-anak. Jika dia mau menunggu dan bersabar mendapatkan jawaban di usia yang sudah matang, bagaimana jika ia mencari informasi ini ke tempat yang lain (internet, teman) yang kita belum bisa menjamin keamanannya?

Daripada memberikan jawaban-jawaban seperti tersebut, mari sama-sama belajar, mempersiapkan membantu anak kita mencari tahu jawaban tersebut dengan sikap tenang, jujur, bertanggung jawab tanpa penuh prasangka negatif pada anak-anak kita. Sebab sejatinya mereka benar-benar ingin tahu.


Kenapa harus tanpa prasangka? Karena sebenarnya anak-anak tak berpikiran macam-macam. Ketika orangtua menyebut (maaf) misalnya sperma atau bahkan nama kemaluan pun anak-anak ini sebenarnya ‘lempeng’ saja, kata-kata itu sama netralnya bagi anak-anak seperti mereka menyebut bola, boneka, pisau, telepon dll. Ingat, kata-kata sebenarya dimaknai berdasarkan latar belakang referensi (frame of reference) budaya, dan lain lain juga latar belakang pengalaman seseorang (frame of experience). Orangtuanya saja terkadang yang sewot karena memang dalam pikirannya sudah punya ‘persepsi’ tertentu ketika disebut nama tersebut. Meski demikian kita wajib mengajarkan kepada anak bahwa pembicaraan tersebut boleh dibicarakan dengan ayah bunda tapi tidak di tempat umum.

πŸ‘ΆπŸ»: Kenapa Bunda bisa hamil sedangkan ayah tidak hamil?
πŸ‘±‍♀: Bunda perempuan dan ayah laki-laki, nak. Perempuan punya telur, namanya ovum. Seperti ayam dan bebek. Hanya saja bunda telurnya berkembang di dalam tidak di luar. Telur itu ada yang berkembang menjadi adik bayi dan sebagian tidak berkembang. Ayah juga punya semacam ini, namanya sperma.
Telur ini akan berbuah menjadi adik bayi jika telur ini bertemu sperma ayah di dalam perut bunda. Lalu Allah meniupkan ruh, jadilah adik bayi. Sebelum lahir adik bayi ini tinggal di dalam perut bunda selama beberapa bulan untuk berkembang, dari kecil-kecil, seperti kelereng, hingga sebesar bola. Itu sebabnya perut ibu jadi besar,nah saat tidak muat lagi Allah mengeluarkan adik bayi dari perut bunda.

 Jika ananda masih bertanya, bagaimana telur ayah dan ibu bertemu? Melalui pernikahan, itu jawabnya. Hanya orang dewasa yang boleh menikah. Karena orang dewasa sudah punya telur yang bisa jadi adik bayi, sedangkan anak-anak belum bisa melakukannya.
Meski menikah, tidak semua orang dewasa bisa hamil. Ayah tidak bisa hamil karena ayah tidak dikasi kantung telur (ovarium) hanya bunda yang dikasi kantung telur. Tidak semua bunda bisa hamil, karena hanya Allah yang memilih bunda mana yang telurnya (setelah bertemu telur ayah) bisa ditiupkan ruh.


πŸ‘Ά: Diperkosa itu apa? Disodomi juga apa?

πŸ‘±‍: Nak, diperkosa itu seseorang tubuhnya disakiti.

 πŸ‘Ά: Disakiti seperti dipukul, ditinju, ditampar?
atau diapain?

πŸ‘±‍: Tubuhnya dipaksa-paksa dipegang sama orang lain. Kamu tak akan nyaman kan jika tubuh kamu dipaksa untuk dipegang? Bagaian-bagian tubuh kamu tak boleh dipegang

πŸ‘Ά: Nah, kalau sodomi itu apa bunda?

πŸ‘±‍: Sama seperti tadi, tubuhnya disakiti. Hanya saja disakitinya dengan memasukkan benda-benda asing ke dalam lubang tempat buang kotoran seseorang. Dan itu tindakan yang sangat menyakiti.

πŸ‘Ά: Adik bayi keluar darimana, bunda?

πŸ‘±‍: Nak, coba pegang perut bunda. Di dalam ini perut bunda seperti tabung atau botol. Jika ada kelereng di dalam botol dan kita ingin mengeluarkannya maka kita harus mengeluarkannya melalui lubang. Nah dulu dedek bayi ada di dalam perut. Jika sudah cukup umur, adik bayi akan keluar dari perut bunda melalui lubang tempat pipis bunda.
πŸ‘Ά: Ih bunda, kan jorok 😳😳jadi penuh pipis dong adik bayinya
πŸ‘±‍: Tidak nak, karena waktu adik bayi keluar, pipisnya tidak dikeluarkan.
πŸ‘Ά: Tapi kata temanku dedek bayi bisa  keluar dari perut yang dibelah
πŸ‘±‍: Selain lewat tempat pipis mama, adik bayi juga bisa keuar lewat perut namanya dioperasi. Orang menyebut dicaesar!

🏻: Kenapa dada bunda besar, ayah tidak?
πŸ‘±‍:Karena bunda ditugaskan Allah memberi makan adik bayi dengan ASI.
Allah memberikan tugas berbeda untuk ayah dan ibu. Ayah bertugas melindungi  bunda.

πŸ‘Ά: Bunda, kenapa kalau cewek pipisnya duduk kalau cowok pipisnya berdiri?
πŸ‘±‍: Karena alat pipis cewek berbeda dengan cowok. Cowok kemaluannya ada di luar tubuh. Cewek di dalam tubuh. Cara pipisnya bisa menyesuaikan bentuk tubuh. Coba bunda tanya, kenapa laki-laki tidak pake rok? atau pake kerudung? hayooo (lalu biarkan ia berpikir dan bereksplorasi dengan jawaban-jawabnnya).

πŸ‘Ά: Kenapa bunda sedang ga sholat dan ga puasa?
πŸ‘±‍: Karena bunda sedang haid/ menstruasi, nak.
πŸ‘Ά: Haid itu apa, bunda?
πŸ‘±‍: Haid itu keluarnya darah kotor dari tempat pipis bunda. Jika kamu anak perempuan dan telah berusia baligh, maka kamu akan haidh. Itu tandanya kamu dipersiapkan untuk menyimpan adik bayi setelah kamu menikah nanti.

😷 Pantang berbohong pada anak dan mengatakan “Bunda sholat kok di dalam kamar, kamu aja yang tidak tau! Jawaban ini adalah kebohongan. Dan hey, kata siapa berbohong pada anak itu boleh dan tidak dosa!)
πŸ‘±‍: Nak, Allah sayang sama pada bunda karena saat haid itu kadang kita sedikit kesakitan dan kotor. Karena haid itu kotor, sedangkan orang sholat harus bersih. Tapi bunda masih bisa melakukan ibadah yang lain: berdoa, berbuat baik, berdzikir, dll


πŸ‘Ά: mimpi basah itu apa?
πŸ‘±‍: Itu adalah mimpi yang menjadi salah satu tanda seseorang sudah masuk usig baligh. Ketika usia baligh, kita sudah bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan kita. Kita memiliki catatan perbuatan sendiri yang dicatat oleh malaikat. Biasanya mimpi basah di alami oleh anak laki-laki. Jika tanda baligh perempuan ditandai dengan haidh, anak laki-laki dengan mimpi basah.
πŸ‘Ά: Kenapa disebut basah bunda?
πŸ‘±‍: Karena setelah mimpi seperti ini, akan keluar cairan dari tempat pipis. Ini juga adalah tanda seorang anak laki-laki tubuhnya dipersiapkan untuk kelak menjadi ayah.
(Biasanya sampai seperti ini anak tidak akan meneruskan lagi dan orang tak usah panjang lebar ke mana-mana menjelaskan cairannya seperti apa bentuknya dan lain-lain.)
πŸ‘Ά: Tapi jika anak bertanya lagi, tidak apa: Cairannya kayak pipis bunda?
πŸ‘±‍
: Ya seperti pipis keluarnya tapi bukan pipis. Jika perempuan keluar darah maka laki-laki keluar cairan ini sebagai tanda baligh, namanya sperma.

_@@@_

Pendidikan seks sejak usia dini sudah seharusnya dilakukan, karena akan mempengaruhi kehidupan anak ke depan. Orang tua sebagai wahana belajar utama bagi anak, karena orang tua lah yang paling tepat untuk memberikan pendidikan seks usia dini. Anak usia dini memilki rasa ingin tahu yang tinggi, tinggal bagaimana cara orang tua menjawab pertanyaan yang diajukan oleh mereka. Salah satu hal penting adalah menjawab pertanyaan anak dengan jujur dengan bahasa yang lebih halus sehingga anak bisa memahami dengan baik. Bukan berarti harus dijelaskan dengan panjang lebar, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan kognitif anak.

6 Ramadhan, 1438 H

No comments:

Post a Comment